Menahan Kecewa

18K 1.3K 29
                                    

Selesai mandi, Arjuna melihat Ishana yang sudah terbaring di atas tempat tidur. Tubuhnya di balut selimut. Setelah berpakaian, ia menghampiri istrinya itu. Duduk di tepi tempat tidur dan memandang wajah manis istrinya itu. Arjuna mengelus pipi halus Ishana dan mencium mata istrinya yang terpejam. Kemudian ia berbaring di sisi Ishana dan memeluk perempuan yang sudah memberinya dua orang anak. Namun, ia belum bisa memejamkan mata. Hatinya masih diliputi kegelisahan.

Selingkuh tak pernah pernah terlintas di kepala Arjuna. Tidak sedetik pun. Setidaknya sejak Arjuna mulai curhat ke Arnetta ketika rumah tangganya dengan Ishana ada masalah. Sama halnya dengan istrinya itu, Arjuna sudah menganggap Arnetta saudara. Saran saran dari sahabat karib istrinya itu membuat Arjuna kecanduan untuk bertemu dengannya. Bukan hanya curhat tentang masalah rumah tangganya tapi juga masalah kantor dan yang lainnya. Tanpa Arjuna sadari keberadaan Arnetta membuatnya merasa nyaman. Arnetta menghiburnya ketika hatinya sedang gundah.

Seiring berjalannya waktu, hubungan mereka semakin intim. Tak jarang mereka pergi berdua selepas jam kerja. Arjuna mulai mengatur jadwal agar bisa bermalam di apartement Arnetta. Tentu saja semua itu mereka lakukan tanpa sepengetahuan Ishana.

Maafkan aku, Hana. Aku benar benar minta maaf. Batin Arjuna seraya mempererat pelukannya.

Pagi harinya Arjuna membuatkan sarapan untuk istri dan kedua anaknya.

Ishana sedikit terhibur meskipun hatinya masih terasa sakit. Ia memandangi omellete di hadapannya. Ishana masih belum nafsu makan. Tapi demi menghargai suaminya, ia menyuap omellete pelan pelan ke mulutnya.

"Sayang,  hari ini aku yang antar jemput kamu dan anak anak ya," ujar Arjuna.

"Horeee, kita diantar Ayah ke sekolah." Teriak Raka putra sulungnya.

" Nanti Ayah juga kan yang jemput aku sama Adek pulang sekolah." Tanya Raka antusias. Arjuna mengusap rambut Raka.

"Iya, nanti ayah usahakan jemput kalian pulang sekolah ya, " janji Arjuna. Lalu ia menoleh kearah istrinya yang sedari tadi diam.

"Persiapan ulang tahun tahu Ziva bagaimana? Ada yang bisa aku bantu, Han? " Tanyanya.

"Kita rayakan ulang tahun Ziva di sekolah saja, Mas, " ujar Ishana.

"Lho kenapa sayang? " Tanya Arjuna heran.

Beberapa waktu yang lalu istrinya itu sangat antusias ingin merayakan ulang tahun putri bungsunya itu di salah satu hotel.

"Ngak apa apa, Mas, " kata Ishana.

"Biar dirayakan di sekolah saja, aku sudah menyiapkan kue ulang tahun dan goodie bags ," lanjutnya.

"Ya sudah kalau begitu, nanti sore aku jemput kamu ya, kita sama sama cari kado buat Ziva, " ajak Arjuna.

Ishana mengangguk mengiyakan.

"Sudah yuk kita berangkat, nanti anak anak Ayah kesiangan, "kata Arjuna seraya menuntun Ziva menuju garasi. Ishana dan Raka mengikuti dari belakang,

Hari ini semuanya berjalan seperti biasa. Ishana bersikap seolah olah tidak ada apa apa.

Ia tidak mau bersikap seperti jaksa penyelidik yang menanyakan detail dari isi hati suaminya. Ishana belum ingin suaminya tahu bahwa ia menyimpan foto foto kebersamaan Arjuna dan sahabatnya itu selama di Surabaya.

Diam diam ia meminta Luna sahabatnya ketika SMA untuk menyelidiki. Kebetulan Luna sekarang tinggal di Surabaya.

Foto foto kemesraan suami dan sahabatnya itu sudah ada di ponselnya sekarang.

RINDU UNTUK ISHANA  (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang