PROLOG

207 6 8
                                    

Riuh suara sorakan orang-orang Ketika melihat pria berusia dua puluh delapan tahun itu mulai berbicara. Dia adalah penulis terkenal dengan penjualan novel tembus tiga miliar exemplar dalam kurun waktu tiga bulan. Novelnya diangkat menjadi film dan akan ditayangkan bulan depan. Semua orang mulai membicarakan novel ini terutama kalangan remaja karena novel ini memang ditargetkan untuk mereka. Meskipun bukan berarti hanya kaum remaja saja yang boleh menikmati karya ini. Buktinya dalam pertemuan kali ini, di Kumpulan para penggemar banyak dari kalangan usia dewasa ke atas.

"izin bertanya, kalau boleh tau anda mendapatkan inspirasi pada novel luar biasa ini dari mana?" ucap salah satu audiance Ketika sudah diberi waktu pada sesi pertanyaan.

Pria itu tidak langsung menjawab. Ia tesenyum ketika mendengar pertanyaan tersebut. Sebenarnya dari mana ia bisa mendapat inspirasi latar novel ini sehingga banyak yang menikmatinya? Ia juga tak bisa menjawabnya. Yang pasti, karya ini hanya hasil dari kekuatan perasaan.

***

Suara ketikan keluar dari keyboard laptopnya. Ia seorang pengangguran yang menggunakan waktu kosongnya untuk menulis banyak hal. Ikatannya sudah sangat dekat dengan tulisan. Banyak ide yang mengalir dari lincahnya tangan entah diatas kertas dengan pena nya atau ketikan di atas keyboardnya.

Tapi entah mengapa hari ini rasanya pria itu tak bisa berfikir tentang apapun. Rasanya ia tak bisa mengeluarkan keindahan sebuah ide. Apakah bakatnya dalam menulis sudah hilang? Apa ia sudah tak pantas menyandang nama penulis seperti yang ia bangga-bangga kan selama ini?

Pria itu menghela nafas dan menyandarkan kepalanya ke sandaran kursi dan memejamkan matanya. Kakinya terus menghentak-hentakan lantai dengan pelan, ini menunjukkan proses dari cara berfikir seseorang. Tanpa sengaja kakinya menendang laci mejanya.

Meskipun kesakitan, ia lebih merasa penasaran dengan apa yang ada di dalam laci tersebut karena ia baru menyadari bahwa ternyata sudah sangat lama tak membersihkan mejanya. Pria itu membungkukkan badannya, mencoba membuka laci meja yang posisinya jauh lebih rendah darinya. Ia tak melihat barang satupun kecuali secarik kertas yang berisikan beberapa tulisan di dalamnya.

Hai,

Ini aku, seseorang yang mungkin nanti akan kau lupakan.

Meskipun sayang jika banyaknya hal yang sudah dilewati dan kau lupakan dengan mudah, tapi aku paham. Banyak hal ajaib di dunia ini yang tidak kita ketahui, dan kita, adalah salah satu dari sedikitnya orang yang mengetahui tentang rahasia dunia.

Kau tidak perlu memikirkan banyak hal, dan tak perlu susah-susah mencari tahu siapa penulis surat ini. Aku tau saat ini kau sedang kehabisan ide untuk novel mu. Aku hanya bisa mengatakan bahwa tulislah dengan mengikuti perasaanmu dan kamu akan menemukan banyak hal.

Yakinlah, kau adalah penulis terkenal suatu saat ini

Dari aku, di tahun waktu mu

Pria itu mengulang kalimat di akhir surat. "dari aku, ditahun waktu mu" bisiknya sambil terus berfikir apa maksud dari sususan kalimat yang tak jelas ini.


dukung terus cerita ini dengan vote, follow dan komen

SAMAYA : 5 YEARS EARLIERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang