Pagi ini Cahaya matahari cukup hangat tapi tidak dengan suasana hati Elang. Cahaya matahari menyorot kearah wajahnya namun pagi ini wajahnya terlihat masam. Penyebabnya adalah ucapan Iskal semalam.
"jadi bagaimana, diriku di masa depan?" tanya nya karena sedari tadi topik selalu mengarah pada Iskal di tahun ini. Malam yang sangat ditunggu-tunggu baginya ini, karena Elang ingin mendengar bagaimana masa depan cerah yang dialami dirinya dimasa depan.
Iskal tak menjawab pertanyaan itu. Ia memilih bungkam karena tak tau kalimat apa yang harus keluar dari mulutnya. Bagaiman cara ia menjelaskan pada pria yang menunjukkan ekspresi sangat berharap itu.
"pagi ini aku bertanya pada ibu kos tentang mu. dia terlihat sangat marah Ketika aku menyebut nama mu. Entah bagaimana perlakuanmu padanya atau berapa lama kau tak membayar uang kos aku tak peduli itu tapi dia bilang kau pergi dari kosan ini dua tahun sebelum aku menempati tempat ini. Pada saat itu kau bilang akan pulang ke rumah dan setelah itu kau tak Kembali lagi dan tak membayar uang kos selama dua bulan terakhir" ucapnya membuat Elang tertegun.
Ia berfikir apakah selama itu ia belum juga mendapatkan pekerjaan ? dan jelas bahwa keadaannya tidak baik-baik saja jika mendengar cerita dari Iskal.
"kenapa aku pulang ke rumah begitu lama bahkan tak Kembali ke kosan?" tanya Elang pada Iskal.
Setelah mendengar pertanyaan itu akhirnya Iskal menceritakan semuanya dari awal pencariannya tentang Elang.
***
"apa ibu mengenal anak bernama Elang yang pernah tinggal di kosan tepat di kamarku tinggal?" tanya Iskal pada seorang Wanita yang usianya sudah setengah abad. Wanita itu tak merespon dengan ramah saat mendengar Wanita itu mengucapkan nama anak yang begitu ia ingat.
"tentu saja, dia anak yang suka telat membayar tagihan meskipun begitu aku selalu bermurah hati untuk menunggunya dan membiarkannya tinggal di sini hanya saja di dua bulan terakhir sebelum ia pulang ia tak membayarnya dan aku menolak orang baru yang ingin menempati kamar itu meskipun ia tak pernah mengabari kapan akan Kembali. Sampai sekarang dia belum membayarnya." Ucap ibu kos sinis.
Iskal yang mendengarnya hanya bisa diam sambil terus mencerna kalimat yang terus keluar dari mulut ibu itu.
"apakah ibu punya nomor dan Alamat rumahnya atau setidaknya tempat tujuan saat dia bilang ingin pulang?" tanya iskal lagi. Ia rasa mau tak mau ia yang harus mencarinya sendiri. Selain itu ia juga penasaran dimana orang itu berada saat ini.
Melihat karakteristik Elang yang ia lihat tidak menunjukkan sebagai orang yang tak bertanggung jawab seperti itu sampai kabur dengan tak membayar uang kos. Apakah kondisi perekonomiannya separah itu? Batinnya bertanya-tanya.
Setelah ibu kos memberikan nomor telfon dan Alamat tujuan Elang, akhirnya Iskal pergi ke Alamat tersebut. Tak di jelaskan dengan rinci dimana sebenarnya Alamat Elang tinggal, hanya saja Alamat itu menunjukkan salah satu desa di kota yang sebetulnya belum pernah Iskal kunjungi.
Karena tak ada alamat khusus, maka Iskal terpaksa menanyakan dimana rumah Elang pada setiap orang yang ia jumpai. Tak sedikit orang yang merasa tidak mengenal seseorang Bernama Elang ini, namun Iskal tak kunjung menyerah dan terus bertanya sampai akhirnya kini ia berada di hadapan rumah seseorang.
Kondisi rumah itu sangat tak layak bahkan diragukan jika rumah itu pernah menjadi tempat tinggal seseorang. Rumah bagian kanan sudah tak beratap dan terlihat menghitam akibat kebakaran yang terjadi.
Iskal mendapatkan informasi duka ini dari warga setempat bahwa dua tahun lalu rumah ini mengalami kebakaran dan merenggut dua nyawa, yang mana Iskal menduga bahwa keduanya adalah adik kandung Elang.
Dalam penjelasan lanjutan dari warga terdekat, pada saat itu Elang pulang kerumah setelah mendengar kabar bahwa kedua adiknya meninggal akibat kebakaran. Semetara kedua orang tuanya memang sudah lama berpisah dan mereka bertiga sedari kecil memang tinggal hanya bertiga dirumah itu.
Setelah kematian kedua adiknya, Elang tetap tinggal di rumah itu. Dibagian bangunan yang tidak terbakar. Semua tetangga tau bahwa hubungan keluarga mereka memang tidak baik. Tapi meskipun begitu mereka sudah menyarankan untuk tinggal di rumah orang tuanya saja namun Elang menolak dengan tegas.
Mereka juga mengatakan bahwa selama tinggal di rumah itu, Elang jarang keluar sampai satu tahun setelah kematian adiknya, satu bulan lebih Elang tak keluar dari rumah itu. Warga yang penasaran dan khawatir akhirnya memutuskan untuk mengunjungi rumah itu dan didapatinya Elang sudah kehilangan nyawa.
Elang mengakhiri hidupnya sendiri.
Entah bagaimana cara Iskal mengatakan ini pada Elang nanti malam. Iskal terus terdiam selama perjalanan pulang.
dukung cerita ini dengan cara vote, komen dan follow
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMAYA : 5 YEARS EARLIER
Teen FictionElang seorang penulis kecil yang baru menyelesaikan studinya sebagai mahasiswa fakultas ilmu komunikasi, keadaan keluarga yang memintanya untuk cepat-cepat menghasilkan banyak uang. dengan banyaknya hal yang ia pikirkan tiba-tiba muncul seorang wani...