.

45 3 0
                                    

Malam ini Iskal harus mengatakan pada Elang bahwa ia mengakhiri hidupnya dimasa depan nanti akibat kehilangan kedua adiknya. Meskipun Elang merupakan orang yang baru ia kenal, tapi ia bisa merasakan bagaimana hancurnya perasaan saat mengetahui fakta masa depan.

Iskal menatap kearah jam dinding. Waktu masih menunjukkan pukul sebelas malam. Ia berharap hari ini tidak bertemu Elang karena ia tak tau bagaimana cara mengatakannya.

Wanita itu perlahan merebahkan tubuhnya diatas Kasur sambil menatap langit-langit. Padahal ia baru mengenalnya tapi kenapa seolah ia bisa berbagi rasa sedih itu. Jantungnya juga terus berdegup dengan kencang karena perasaanya dipenuhi rasa hawatir.

Tubuhnya terasa sangat pegal. Seharian ini ia habiskan untuk mecari informasi tentang Elang. Ia mencoba memejamkan matanya. Alih-alih pikirannya tenang, ia justru semakin kepikiran. Semoga saja malam ini ia ketiduran dan tak bertemu Elang.

Iskal mencoba menenangkan pikirannya dan berharap terlelap dalam tidur. Pandangan hitam dan ketenangan mulai ia rasakan. Hembusan angin malam terasa begitu hangat kali ini. Angin dapat keluar masuk dengan leluasa karena Iskal lupa mengunci jendela kamarnya.

Tak lama dari ketenangan itu, Iskal samar-samar tersadar karena jeritan seseorang. Terpaksa ia membuka matanya dan melihat apa yang terjadi.

Iskal ikut menjerit Ketika melihat ia sudah tidur berdua dengan seorang pria. Ia berfikir apakah ini mimpi atau ia sudah menikah? Menikah tanpa disadari oleh sang pelaku? Apakah itu mungkin? Jika ini benar, ia sangat kecewa karena ia tak tau adat apa yang digunakannya saat resepsi.

"kenapa kehadiran mu selalu mengejutkanku!" protes Pria itu sambil berdecak "sepertinya besok aku harus pergi ke dokter untuk memeriksa keadaan jantungnya" lanjutnya.

"Pria itu juga terkejut? Berarti kita berada di hubungan yang tak pantas." Iskal membatin. Ia tak menggubris ucapan pria itu. Ia sibuk dengan pikirannya yang entah semakin melenceng kemana-mana.

"apakah aku mabuk dan menjalin hubungan tak pantas dengan pria dihadapanku ini? Pria itu terlihat sangat terkejut, tidak apa, aku akan bertanggung jawab untuk kedepannya" batinnya. Iskal menunjukkan tatapan maskulin. Ia tak sadar bahwa pria dihadapannya semakin takut Ketika melihat ekspresi Wanita itu. Iskal tak sadar bahwa ia mengatakan hal yang tak seharusnya diucapkan oleh seorang Wanita.

"kau ini benar-benar menyebalkan" ucap pria itu "setidaknya aku menunggu mu karena aku penasaran bagaimana cerita diriku di masa depan" lanjutnya.

Kalimat inilah yang membuat Iskal tersadar semuanya. Fakta bahwa Iskal harus mengatakan apa yang sedari tadi ia khawatirkan membuatnya tak bisa mendengar dengan jelas apa yang sedang Elang katakan.

Elang berceloteh tentang dirinya dimasa ini, dimana saat ini Iskal masih menduduki Pendidikan menengah akhir. Meskipun merespon seperti biasa, sebenarnya Iskal tak bisa menyimak dengan jelas. Ia terlalu takut untuk mengatakan fakta kematian pria ini sementara pria ini benar-benar menantikan cerita dirinya dimasa depan.

"jadi bagaimana, diriku di masa depan?" tanya nya karena sedari tadi topik selalu mengarah pada Iskal di tahun ini. Rasanya sangat cepat sampai Iskal mendapat giliran untuk bercerita.

Sebenarnya apa yang membuatnya khawatir. Apakah karena takut Elang akan kecewa akan masadepannya yang singkat atau ia takut setelah fakta ini ia ungkapkan, ia tak bisa bertemu dengan Elang lagi. Apakah jika Iskal mengatakan yang sebenarnya Elang bisa mencegah kejadian buruk dimasa depan?

"pagi ini aku bertanya pada ibu kos tentang mu. dia terlihat sangat marah Ketika aku menyebut nama mu. Entah bagaimana perlakuanmu padanya atau berapa lama kau tak membayar uang kos aku tak peduli itu tapi dia bilang kau pergi dari kosan ini dua tahun sebelum aku menempati tempat ini. Pada saat itu kau bilang akan pulang ke rumah dan setelah itu kau tak Kembali lagi dan tak membayar uang kos selama dua bulan terakhir" ucapnya membuat Elang tertegun.

"kenapa aku pulang ke rumah begitu lama bahkan tak Kembali ke kosan?" tanya Elang pada Iskal.

Setelah mendengar pertanyaan itu akhirnya Iskal menceritakan semuanya dari awal pencariannya tentang Elang seharian ini. Wajah Elang jelas terlihat terkejut dan khawatir.

"aku sudah menelfon nomormu yang diberikan ibu kos" Iskal menunjukkan nomor tersebut dan membuat Elang terkejut.

"nomor ini sedang aku pakai sekarang" ucapnya. Elang langsung mengecek ponselnya namun tak ada notifikasi telfon tak terangkat disana. Justru lebih mengejutkan lagi jika ternyata bisa tersambung.

Pandangan Elang terlihat menatap jendela namun Iskal tau pandangannya kosong. Pasti banyak yang ia fikirkan sekarang. Elang benar-benar tak menyangka jika tiga tahun lagi ia akan kehilangan nyawanya dan yang mengakhirinya adalah dirinya sendiri.

Elang tak menyangka dan kecewa pada dirinya dimasa depan. Setidaknya seberat apapun permasalahan yang dialami, mengakhiri diri sendiri bukan pilihan yang tepat. 

dukung terus cerita ini dengan vote, komen dan follow

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SAMAYA : 5 YEARS EARLIERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang