chapter .

73 1 0
                                    

Kejadiannya sama seperti kemarin. Ia tak tau apakah ini merupakan efek mengantuk atau dia memang sudah tertidur. Ia melihat pria kemarin ada di kamarnya dan menjerit lagi. Rasa kantuknya jadi hilang karena jeritan pria itu.

"kau lagi?" tanya Elang setelah menjerit karena mengira ia di gentayangi hantu. Ia menganggap bahwa kejadian kemarin itu hanya mimpi tapi apakah mungkin memimpikan seseorang yang tidak dikenal berulang kali.

Begitupun bagi Iskal, ia juga menganggap bahwa kejadian kemarin hanyalah mimpi. Meskipun tadi siang ia berharap bertemu lagi dengan pria ini. Ia merasa kejadian ini sangat tidak masuk akal. Apakah benar aku datang ke masalalu?. Batin Iskal.

Ia mencoba mencubit tangannya dan ia merasa kesakitan. Berarti bisa disimpulkan ini hanya mimpi. Tapi karena Ia merasa belum puas, ia mencoba memukul pria dia hadapannya dengan kencang.

"ahhh." Elang meringis kesakitan karena bahunya di pukul dengan kencang.

"kita bahkan belum menikah tapi kenapa aku merasa menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga" lanjut Elang mendramatisir.

"ternyata bukan mimpi" ucap Iskal tenang tanpa memperdulikan pria yang meringis kesakitan karena ulah nya.

"sangat tidak masuk akal" Iskal menghela nafas karena tak paham dan tak percaya. Ia mencoba membaringkan tubuhnya diatas kasur. Kemarin malam ia tak tidur dengan nyenyak. Bahkan ia tak merasa bahwa ia beristirahat.

"hei, jangan tidur seenaknya di Kasur orang" ucap Elang ketus sambil mengusap-usap bagian tubuh yang terpukul tadi.

"kau bisa menerima kejadian ini dengan tenang?" tanya Iskal tanpa peduli larangannya dan tetap nyaman dengan posisinya saat ini.

"mana mungkin aku percaya pada hal tidak masuk akal seperti ini. Aku rasa, aku di masa depan pun tak akan percaya ini" ucap Elang sambil duduk di tepian kasurnya, di sebelah Iskal.

Iskal bangkit dari tidurnya dan duduk di samping Elang sambil mengulurkan tangannya "kita ulangi perkenalannya, namaku Iskal dari tahun 2024" ucap nya

"Elang, 2019" balas Elang singkat sambil menerima jabatan tangan dari Wanita itu.

Suasana cukup sunyi setelah perkenalan singkat itu. Semua sibuk dengan pikirannya masing-masing.

"ternyata kau benar-benar dari masa depan" Elang mencoba memecah kesunyian. Namun ternyata Iskal hanya membalasnya dengan anggukan kepala.

"kenapa hanya kau yang bisa pergi ke masa-ku, apa aku tak bisa pergi ke masa-mu?" tanya Elang penasaran.

"entahlah" jawab Iskal singkat. Elang tak menyangka Wanita itu ternyata sependiam ini. Padahal kemarin dia mengoceh terus menerus.

"kau tidak penasaran denganmu dimasa ini?"

"tentu saja. Aku penasaran dari tadi apakah aku bisa bertemu dengan diriku sendiri di masa ini. Aku sedang berfikir bagaimana caranya" Iskal mencoba menjelaskan alasannya diam saja sedari tadi.

"Karena aku selalu pindah ke tahun ini di tengah malam, jadi sudah pasti aku tak bisa bertemu dengan ku di masa ini" ucap Iskal.

"bagaimana kalau kau yang bertemu diriku dimasa mu"

"bagaimana kalau kau yang bertemu diriku dimasa mu"

Keduanya mengatakan hal yang sama secara bersamaan. Elang tersenyum menatap binar dari Wanita yang ada di hadapannya. Ekspresi wanita itu seprti anak kecil yang mendapat hadiah ulang tahun. Sangat menggemaskan, batin Elang.

"kebetulan sekolahku dekat dari sini, aku yakin kau akan lebih mudah menemukanku." Jelas Iskal.

Di tahun ini Iskal masih duduk di sekolah menengah akhir. Elang jadi tak sabar bagaimana rupa Iskal di tahun ini. Ia juga tak sabar mendengar tentang dirinya di masa depan. Apakah ia akan menjadi penulis terkenal? Seorang direktur utama atau seorang miliarder? Entahlah yang pasti ia hara pia memiliki kehidupan yang lebih baik dimasa depan.

jangan lupa dukung terus cerita ini dengan follow, vote dan komen 

SAMAYA : 5 YEARS EARLIERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang