Bienvenue

51 18 3
                                    

Ketika dunia ini sudah dipenuhi oleh keburukan. Apa engkau yakin hanya akan diam saja?

Sebuah suara terdengar. Nadanya datar, tetapi jelas sekali kekhawatiran di sana. Sekitar sini masih gelap, aku tidak bisa melihat apa-apa meski sudah membuka mata. Diriku seperti berada di tempat luas. Namun, tidak ada apa pun di dalam sini. Hanya ... kehampaan.

Benar, tempat ini begitu hampa.

Cahaya terang tiba-tiba menyerbak dari bawah kaki, begitu menyilaukan. Lengenaku refleks bergerak menutupi mata saking tidak kuatnya dnegan kilauan tersebut.

Latar hitam yang tadi kutempati dalam sekejap berubah. Menjadi sebuah panggung bundar yang berada di tengah-tengah jurang kegelapan. Panggung ini benar-benar kosong, hanya ubin putih sebagai pijakan.

Inilah panggung yang tercipta dari hatimu.

Panggung ... tercipta dari hatiku?

Benar. Dari tempat ini perjalananmu dulu dimulai. Perjalanan yang penuh akan rasa sakit, kesedihan dan segala penderitaan yang menanti. Engkau telah kehilangan sesuatu yang penting bagimu. Engkau juga hampir saja kehilangan jati diri.

Perjalanan? Apa yang sebenarnya kaukatakan?

Sebuah pintu tiba-tiba muncul dihadapanku. Pintu abu-abu yang terlihat menyedihkan. Bagaikan sebuah magnet, pintu itu mengunggah perasaanku untuk memasukinya. Ini benar-benar tidak logis, aku sama sekali tidak mengerti dengan apa yang terjadi.

Aku harap, engkau bisa memenangkan pertaruhan yang sama sekali tidak adil ini. Namun, karena kaumasih bisa mendengar suaraku, bukannya kita masih memiliki kesempatan? Meskipun sangat kecil.

Kesempatan? Dari tadi apa yang sebenarnya kaukatakan? Aku sama sekali tidak mengerti!

Ingatlah, semuanya dimulai dari hari itu. Jika engkau bisa mengingatnya, dengan presentase yang kecil itu, kita masih memiliki kesempatan.

Bienvenue

A.L.i.C.E in Battle StageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang