1

9 1 0
                                    

HELLOW!
Aku bikin cerita baru nichhh xixixii!

Happy Readingg! <3

●•••●


Gadis cantik berambut sepinggang itu sedang berjalan sembari menundukan kepalanya. Rasanya enggan untuk sekedar menyapa teman satu angkatannya sendiri. Topi hoodie yang ia pakai saat ini berhasil menutupi separuh wajahnya hingga netra coklat terang milik nya tertutupi.


Raut wajah gadis itu terlihat datar. Namun,tak urung salah satu teman sekelasnya menyapa dirinya.

Pagi ini ia harus kembali menjalani aktivitas melelahkan sebagai seorang siswi di SMA ANTARIKSA.

"Pagi Amerta",ujar cewek ber- name tag shiren itu dengan senyum tipisnya.

Amerta hanya mengangguk kecil lalu kembali berjalan ke bangku paling belakang. Ia memasang earphone agar tidak ada yang mengganggunya. 

Namanya Amerta Kanigara Senandika. Lebih sering dipanggil Ara sejak kecil. Hanya beberapa orang yang tau nama panggilan itu. Hingga sekarang,ia lebih memilih dipanggil Amerta daripada Ara.

Amerta menghela nafas perlahan. Ia sudah menduga akan seberapa rumitnya hari ini.

Jemarinya membuka laci meja yang terdapat novel. Sengaja Amerta taruh disitu,agar tidak berat jika dibawa kemana-mana.

"Eum ... Amerta?",ujar seorang cowok. Amerta menaikan pandangannya keatas, dahinya berkerut halus mencoba untuk mengingat siapa cowok didepannya.

Amerta melepas sebelah earphone nya. "Ya?" Balasnya singkat. Cowok tadi terlihat gugup.

"Can you help me?",tuturnya dengan menggunakan bahasa Inggris.

Amerta melihat cowok jangkung itu yang agak kebule-bulean dengan rambut sedikit berwarna pirang. Amerta ingat sekarang. Cowok itu adalah salah satu teman sekelasnya yang hampir setiap saat menggunakan bahasa Inggris.

"Ya?", ujarnya. Cowok tersebut langsung memperlihatkan buku tugas Biologi nya pada Amerta.

"Jelasin", ujar cowok tersebut.

Amerta sedikit keberatan sebenarnya, namun tidak ada salahnya juga jika membantu sesama kan?

Amerta mulai menjelaskan pada cowok itu dengan bahasa yang campur campur.

"Thank you Amerta", ucap cowok itu dengan senyuman manisnya. Amerta melihat name tag cowok tersebut sekilas lalu mengangguk.

"Ya Jason"

Cowok bernama Jason itu langsung berjalan kembali ke kursinya. Amerta menghela nafas pelan,agak sulit baginya untuk berbicara sebanyak tadi.

Bel masuk berbunyi tak lama kemudian. Bu Kia masuk dengan menenteng laptopnya. "Baik anak-anak,hari ini ibu akan memulai ulangan,segera persiapkan kertas selembar ya!"

Sontak seisi kelas gaduh. Bahkan cowok paling belakang mulai menggebrak meja kuat.

"Bu! Kita belum belajar", ujar seorang cewek yang terdapat lip tint berwarna pink ditangan kirinya. Bu Kia tersenyum puas.

"Tak apa,ibu akan melihat kemampuan kalian", balasnya dengan santai. Sebelum itu bu Kia mengabsen murid kelas itu.

Amerta tanpa niat mengeluarkan kertas selembar dari dalam laci miliknya. Ulangan dadakan? Tentu sangat mudah baginya yang selalu masuk 5 besar.

Bu Kia tersenyum singkat saat memberikan kertas soal pada Amerta yang hanya dibalas tatapan datar. Bukannya tidak sopan,namun Amerta tau jika bu Kia melakukan ini agar melihat hasil ulangan Amerta dan memasukan Amerta kedalam kelas olimpiade.

SOLITUDE'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang