Walau ceritanya agak gimanaa gituu, tapi makasii ya buat yang udh bacaa!
Happy Readingg! <3●•••●
2 hari setelah kejadian dikantin, Bara jadi jaga jarak dengan Tori, takutnya tuh cowok tau siapa yang nyebut nama bapaknya pas dikantin.
Bara bergidik ngeri ketika membayangkan wajah Tori tempo hari. Pasti jika Bara mengaku sudah hancur wajahnya remuk dibuat Tori.
"Eh bagi pr" pintanya pada sekertaris kelas mereka. Bara berani nyontek ke cewek itu karena digadang gadang tuh cewek suka sama Bara. Jahat sih memang kalo dipikir lagi, tapi ya namanya Bara kalo ada kesempatan kenapa ngga.
Dengan polosnya tuh cewek ngasih Bara buku tugas biologinya. Bara dengan senyum yang merekah kembali ketempat duduknya disebelah Keno.
"Kasian anjir anak orang lu mainin" nasihat Gandi. Bara mengedikan bahunya acuh. Bukannya Bara juga tak enak hati,namun jika ada kesempatan seperti ini mana bisa ia lewatkan.
Lagian kan Bara cuman minta tugas yang belum ia selesaikan doang, udah gitu Bara ngga minta apa apa lagi kok. Suer deh!
"Gue ngga mainin tuh cewek ya" balas Bara. Jemarinya bergerak lincah untuk menyalin kata-kata dari buku tugas Jasmine kebuku tugas miliknya.
Gandi pasrah saja jika sahabatnya sudah berkata begitu. Tapi kayaknya sih memang bener deh si Jasmine itu suka sama Bara, buktinya suka ngasih tugas dengan cuma-cuma.
Pernah sekali waktu Gandi ikutan nyontek tugas bahasa inggris dari Jasmine, eh malah ditabok. Apa karena Gandi kurang ganteng kah? Tapi ah masa ...
Gandi membuka kamera di ponselnya lalu dihadapkan kewajahnya. Berpose sembari memainkan jambul nya yang agak pendek bekas potongan bapak Husein tersayang.
Dirinya bahkan sempat mewek karena jambulnya dipotong sama guru BK yang satu itu. Katanya sih, jambul Gandi ngalangin pemandangan.
"Tapi gue tetep ganteng tuh" ucapnya meyakinkan diri sendiri.
Mendengar tuturan kata Gandi barusan membuat Genta yang ada disebelah nya menoleh begitu cepat.
Lalu dengan sekali tarikan nafas,Genta bernyanyi. "MASIH KALAH JAUH~"
Gandi mengambil kotak pensil Bara dengan gesit lalu ia lempar tepat di hadapan wajah Genta.
"Eittss! Ketangkep!" Ujar Genta dengan jahilnya. Lalu ia ngacir entah kemana meninggalkan kotak pensil Bara yang ada dimeja paling depan dan Gandi dengan wajah tak bersabahat miliknya.
"GENTAAAAA!"
Siang hari yang penuh dengan cobaan. Keno terkekeh beberapa saat sebelum berkata. "Tensi lu dah naik belum?"
Gandi menatap Keno sengit. Bahkan Bara merasa jika ada sinar laser yang keluar dari mata Gandi untuk memusnahkan Keno.
Mata Bara kemudian melihat kotak pensil punyanya. "Bodo ah", tak ambil pusing Bara melanjutkan tugas yang masih setengah jalan itu.
Masalah kotak pensilnya yang ada dimeja depan nanti saja. Yang penting tugasnya beres hingga bel masuk kedua nanti berbunyi.
Dilain tempat, Genta berhenti senjenak setelah sadar jika Gandi tak mengejarnya. Lalu matanya terfokus pada segerombolan cowok di koridor anak IPS yang ada dilantai 2, sedang main kartu. Keliatan karna salah satu cowok ada yang berdiri dan melambaikan tangan dengan kartu ditangannya kearah Genta.
Tenang ... ngga ada uang nya kok,cuman kartu doang. Genta dengan segera menyebrangi lapangan untuk ke koridor sana.
Terdengar sorakan riuh dari lantai 2 dan 3. Baik cewek maupun cowok sibuk berteriak karena ada seseorang yang lewat lapangan pas lagi sepi-sepinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOLITUDE'
Teen FictionAmerta Kanigara Senandika. Ia hanya seorang gadis cantik yang tak pernah tersenyum. Baginya, semua orang-orang disekitar nya adalah jahat. Ia tidak menyukai semuanya. Hingga keinginan itu muncul, keinginan jika dirinya hanya ingin seorang diri saja...