Bagian 2 : Nenek Misterius

110 9 3
                                    

" Gunung- "

------------------------------------------------

" Gunung apa ya enaknya? "

Mereka semua serentak terdiam, berpikir kira-kira gunung apa yang aman untuk di naiki.

" Merapi? " usul Mikki sambil terkekeh pelan

" Yang ada kita gosong kalau naik kesana, bukan cuman gosong tapi tinggal nama " Jawab Radinka yang agak emosi

" Santai- Bercanda... "

" Gimana kalau gunung Lawu? "

Mereka semua langsung menatap Rakha sebentar

" Hm boleh juga si... Yang lain? " kata Aditya sambil mangut-mangut

" Boleh aja, tapi izin ke ortu dulu lah... "

Semua mengangguk setuju mendengar usul Radinka.

" Kalau gitu gw yang ngurusin semua syarat nya deh, kalian tinggal siap-siap... " Kata Rakha dan di acungi jempol oleh yang lainnya.

" Oiya Kha, boleh ngga gw ngajak temen gw? Cuman dua kok "

" Boleh aja kok Dit, Lagian makin rame makin seru " jawab Rakha santai

" Kalau gitu besok kita kumpul di cafe yang biasanya ya, gw ajak temen gw dulu "

" Siap Dit " jawab mereka kompak

Kriiiinnggg - Kriiiiinnggg

Bel pelajaran kembali berbunyi yang membuat mereka semua bubar, masuk ke kelas masing-masing.

*skip pelajaran*

Kriiiingg - Kriiiinnggg

" Oke anak-anak sampai sini dulu, besok lusa jangan lupa dikumpulin prnya. Awas kalau engga ngumpulin, jangan lupa belajar juga. Mentang-mentang libur kalian engga belajar... "

" Oke pak! "

" Parah pak Agus galak banget! "

" Mending mat yang ngajar Bu Miya aja "

Radinka dan Mikki meninggalkan beberapa murid yang masih sibuk menggosip di kelas

" Hati-hati din "

" Iya lu juga "

Mikki dan Radinka pun berpisah di depan gerbang, Mikki pulang kerumah dengan jalan kaki, walau jalan yang di tempuh lumayan jauh.

Sedangkan Radinka berjalan ke arah kanan, agak jauh sedikit dari sekolahnya menunggu di tempat pertigaan angkotnya biasa berhenti.

" Hm masih jam 15.00 masih setengah jam lagi angkotnya dateng, beli minum dulu ah... Haus " gumam Radinka lalu mampir ke toko di sebelahnya

" Pak air mineral satu "

" Ini uangnya "

" Terimakasih "

Radinka pun duduk di salah satu bangku dekatnya dan meminum aqua nya dengan santai

" Nduk "

Panggil seseorang di sebelah Radinka, yang membuatnya terkejut dan sedikit terbatuk-batuk

" Eh iya mbah? " jawab Radinka sopan

" Ojo melu... Bahaya "

Radinka berpikir keras, apa maksutnya 'jangan ikut dan berbahaya?' Setaunya Radinka hanya ingin pulang, tidak kemana-mana

" Maksutnya mbah? "

" Nek misal kudu melu... Ati-ati... Ojo nganti sompral yo nduk... " ucap mbah tersebut sambil menepuk pelan bahu Radinka

Radinka kembali berpikir, tidak mungkin seorang nenek berbual yang aneh-aneh, apa lagi mereka baru saja bertemu. Lantas dari tadi apa maksut si nenek??

" Pangapunten mbah, maksutnya apa ya-? "

Radinka menoleh ke arah tempat tersebut tersebut duduk

Kosong

Oke Radinka mulai takut sekarang, dia menoleh kasana-kemari mencari sosok nenek tersebut. Berbagai macam pemikiran negatif mulai bermunculan.

Tiba-tiba Radinka menoleh ke arah toko sampingnya, oh mungkin nenek tadi pemilik toko ini. Radinka mulai tenang dan tanpa sadar angkot yang ditunggu nya dari tadi sudah sampai

Dia pun langsung menaiki angkotnya, dan masih berpikir kira-kira apa maksud nenek tadi. Apa mungkin nenek tadi mengira dia cucu/anaknya yang ingin pergi ke suatu tempat?

Radinka mulai sedikit pusing memikirkan berbagai macam hal yang tidak masuk akal, tiba-tiba di sampingnya ada seorang perempuan dengan baju putih, rambut panjang menutupi wajahnya.

Perempuan tersebut menatap Radinka lekat, seakan tau Radinka memiliki 'sesuatu' yang tidak dimiliki orang lain

Radinka yang ditatap hanya bernafas dengan susah payah, dan tetap mencoba mengabaikannya

" Neng... "

Oh tidak sekarang perempuan tersebut memanggilnya

" Neng... "

Radinka langsung menutup matanya dengan rapat, berharap perempuan tersebut segera pergi

" Neng...! "

NGLANGGARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang