“Mik, aku duluan ya... Dahh!” Ucap Radinka seraya melambaikan tangan kepada Mikki.“Dahh!” Balas Mikki seraya melambaikan tangan balik ke arah Radinka.
Setelah percakapan selesai Mikki dan Radinka memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing, Mikki memutuskan pulang dengan memesan ojek online, sedangkan Radinka di jemput kakak laki-lakinya karena sudah termasuk malam walaupun jarak rumah dengan caffe tersebut bisa dibilang dekat.
“Udah lama mas?” tanya Radinka kepada Adiya kakaknya.
“Udah lama lah, nunggu 15 menit nih cuman gara-gara kamu....hadeuh,” jawab Adiya dengan lesu karena dia telah menunggu Radinka yang menurutnya lama.
“Hehe...maaf, yaudah yuk!!” seru Radinka.
Just information, Radinka mempunyai kakak laki-laki yang bernama ADIYA PUTRA KENCANA , Dia merupakan Mahasiswa Seni Karawitan di INSTITUT SENI INDONESIA ( ISI ) yang letak-nya sendiri berada di Jawa Tengah tepatnya di kota SOLO. Dikarenakan libur selama 1 minggu, Adiya memutuskan untuk pulang ke Jakarta. – Author.
*Skip perjalanan*
Setelah menempuh 10 menit perjalanan, akhirnya mereka sampai di rumah dengan selamat.
“Makasiih ya mas,” Ucap Radinka setelah turun dari motor.
“Hmm” Balas Adiya hanya dengan berdehem.
“Assalamualaikum!” Salam Radinka sambil membuka pintu.
“Wa’alaikumsalam!” jawab ayah Radinka.
“Baru pulang kamu din?” Tanya ayah Radinka.
“Iyaa nih yah, mana tadi adek lama banget, capek mas nunggunya,” Sela Adiya tiba-tiba dengan ekspresi cemberutnya.
“Hehe ya maaf, maklum cewe kalau udah ketemu temennya pasti lama,” Jawab radinka sambil menggaruk kepala-nya yang tidak gatal.
“Yaudah...kalian cepet tidur gih, udah malem!” Perintah ayah Radinka.
“Siap yahh!” Jawab mereka berdua serempak.
*Radinka POV*
Setelah percakapan singkat dengan ayah, aku memutuskan untuk masuk ke kamar, yang pasti gak ada niatan sama sekali untuk kembali merebahkan diri. Aku memutuskan untuk mencari info lebih dalam mengenai Gunung Lawu.
*5 menit berlalu...
Gotcha!, aku menemukan satu blog yang menarik, “BERIKUT BEBERAPA INFO TENTANG LAWU YANG HARUS ANDA KETAHUI...” , kurang lebih begitu judulnya. Aku mencoba membuka blog tersebut dan yah..judulnya enggak berbohong dan benar saja blog ini lumayan lengkap.
Setelah puas mengotak-atik laptop untuk mendapatkan info, aku memutuskan untuk melihat jam dinding, yang ternyata menunjukan pukul 22.30 malam.
Aku mensudahi kegiatan saat ini dan memutuskan untuk tidur, karena besoknya ada janji dengan teman-teman untuk membeli keperluan yang di butuhkan.
Setelah merebahkan diri ke atas kasur tiba-tiba terdengar bunyi.Ting! ( notifikasi masuk )
“Nomer siapa ini?” Gumam-ku dalam hati, sambil membuka pesan tersebut.
🐇🐇🐇
+628........
-Hai Din, ini nomerku Rama temennya aditya yang tadi di caffe, tolong di sv yaa-Oh rama, oke deh!
Rama
-Thank u:)“Ternyata Rama,” Gumam ku setelah tau kalau nomer asing itu adalah nomornya Rama.
Ku letakkan ponsel berwarna rose gold di atas meja lalu meyambungkannya dengan charger, agar esoknya tidak ada acara batre lowbat di saat moment penting. Dan aku-pun memutuskan untuk menutup mata.
*Radinka POV end*
“A-aku dimana ini?kenapa putih semua?apa aku sudah mati?” Ucap Radinka dengan ekspresi bingung dengan apa yang sudah terjadi.
“Nduk ayuu!” lirih suara asing yang tiba-tiba muncul.
-Nduk/gendhuk adalah panggilan untuk anak perempuan dari wilayah Jawa.
“S-siapa kamu?” Tanya Radinka.
“Koe nduk gak perlu ngerti sopo sejatine aku, mbah muk meling marang putu mbah seng ayu dewe, ati-ati yo nduk, ojo sompral neng lawu, nek iso ojo melu koncomu iku, bahaya!”“Kamu nduk gak usah tau siapa sebenernya aku,mbah cuman memperingatkan cucu mbah tang paling cantik, hati-hati ya nduk, jangan sompral di lawu, kalau bisa jangan ikut temanmu, bahaya!” Jelas suara sosok itu sembari menyunggingkan senyum yang tak terdefinisikan.
“Maksud m-mbah apa?” Tanya Radinka balik.
Tiba-tiba muncul cahaya hijau yang menyilaukan mata Radinka. Terlihat di depan Radinka sekarang seorang wanita paruh baya dengan kebaya dan sanggul layaknya busana wanita Jawa kuno.
“Assalamualaikum nduk!” Salam wanita itu dengan senyum manisnya, walaupun sudah berkeriput tapi tidak mengganggu kharisma-nya sama sekali.
“Waalaikumsalam m-mbah,” Jawab Radinka terbata-bata.
“Koe rasah wedi nduk, aku nyang kene muk pengen ngei koe iki!” Kata wanita tersebut sambil memberi sebuah kalung berwarna hijau tua persis dengan warna kebaya wanita tersebut.
“Kamu tidak perlu takut nduk, aku disini cuman pengen memberimu ini,” Ucap wanita tersebut.
“Tapi mbah, ini untuk apa?” Tanya Radinka seraya menatap lekat pada kalung hijau tersebut.
Hening!
“Mbah, ini untuk ap-?” Tanya Radinka, belum sempat menyelesaikan kata-katanya, wanita tersebut sudah menghilang tanpa suara.
Tiba-tiba muncul cahaya putih yang semakin lama semakin membesar dan menyilaukan mata Radinka.
🐇🐇🐇
“ARRGGHHH” Teriak Radinka terbangun dari tidurnya dengan nafas yang memburu dan keringat dingin yang bercucuran, ini kedua kalinya Radinka merasakan sensasi buruknya.
Radinka mencoba mengatur nafasnya agar normal kembali, dan meminum segelas air putih yang ada di atas meja samping tempat tidurnya.
Hening.
“Untung cuman mimpi ya Allah, t-tapi apa maksud wanita tersebut di mimpi-ku?, dan siapa Dia sebenarnya?” Gumam Radinka dengan raut wajah yang bingung.
Radinka mengalihkan pandangan-nya ke samping tempat tidur dan mendapati sebuah kalung yang sama persis di mimpinya.
“I-ini-kan kalung yang ada di mimpiku tadi, kok bisa ada disini?” Gumam Radinka bertanya-tanya kenapa tiba-tiba kalung itu ada di sampingnya.
Radinka memalingkan pandangan ke arah jarum jam di atas tempat tidur-nya, dan ternyata menunjukan pukul 03.00 pagi. Setau Radinka jika bermimpi dan terbangun di jam-jam puncaknya mimpi itu berarti ‘wangsit’. Yah.. Radinka tau karena neneknya dulu termasuk ‘kejawen’.
“Apa mungkin kalau mimpi-ku tadi wangsit?, besok aku tanya ibu saja.” Jelas Radinka kembali merebahkan dirinya ke kasur.
KAMU SEDANG MEMBACA
NGLANGGAR
HorrorKalian pernah mendaki gunung? Kira-kira apa saja yang kalian temukan? Pemandangan yang indah? Berbagai jenis hewan dan tumbuhan? Atau sesuatu yang berbahaya seperti kami? Kalian mungkin akan berpikir dua kali lipat jika membaca cerita kami 'Dia' ada...