Happy reading ❤️
Tinggalin jejak ya. Vote dan komen.*****
Galang sebenarnya malas untuk melakukan ini, tapi ia harus balas budi.
Jadi ia pergi ke sekolahan Yuri. Sampainya di depan gerbang sekolah gadis yang telah menolongnya, banyak sekali murid yang menatapnya takut dan ada juga yang menatapnya kagum.
Gimana tidak kagum coba, melihat Galang seperti melihat pangeran dari masa lalu.
Wajahnya yang tampan membuat gadis-gadis klepek-klepek. Garis wajah dan rahang yang tegas, rambut nya yang berwarna agak kemerahan acak-acakan.
Hidung mancung, bibir tipis yang agak pink dan mata nya yang tajam berwarna coklat terang. Memang definisi pangeran banget.
Tak jarang siswi memekik girang saat melihat Galang, tapi cowok itu hanya memasang wajah datar dan dingin seperti biasa.
"Lu liat siswi yang bernama Yuri?" tanya Galang ke salah satu murid yang tak sengaja melewatinya.
Murid itu menoleh ke Galang, seketika wajahnya bersemu merah. Dalam hati ia memekik girang saat Galang bertanya padanya walau dengan nada dingin.
Gadis itu tersenyum. "Gue liat dia di halte" ucap gadis Itu.
"Oh oke thanks"
"Mau gue anter?"
Dalam hati Galang tertawa mengejek. 'Bitch'. Batin Galang.
"Tidak usah" setelah mengatakan itu, Galang pergi ke halte.
"Oy pendek"
Yuri yang sedang berbincang dengan temannya, ia menoleh. Dan seketika dia terkejut, tak berbeda dengan Yuri, temannya itu pun terkejut dan takut.
Galang menghampiri Yuri. Tanpa mau tau teman Yuri ketakutan.
"Kamu? Kenapa kamu ke sini?" tanya Yuri ke Galang.
Tidak menjawab pertanyaan Yuri, Galang menoleh ke teman Yuri yang di sebelah gadis mungil tersebut. Keningnya berkerut, dia seperti pernah bertemu gadis itu.
"Oh lu yang pernah gue malakkin itu kan?" tanya Galang ke teman Yuri bernama Bella.
Mata Yuri membulat, lalu ia menoleh ke Bella.
"Apa? Kamu di palak sama cowok ini?" tanya Yuri ke Bella.
"Yasudah lah, ia juga tidak lagi memalak aku kok" ucap Bella.
Bugh!!
Galang meringis saat Yuri menepuk punggung nya dengan kuat.
'Buset tenaganya kuat banget'. Batin Galang kesakitan.
"Apa-apaan kamu ini, yak! Galang Ardhana" sarkas Yuri menatap Galang tajam.
Galang pun menatap balik gadis itu tajam, tapi tak membuat Yuri takut.
"Lu dengar pendek dia bilang apa hah! Dia juga tidak apa-apa, kenapa lu yang marah" ucap Galang kesal.
Yuri naik darah. "Siapa yang kamu bilang pendek hah!!" Pekik Yuri membuat Galang menutup telinganya.
Bella tertawa, ia tidak tau kenapa Yuri dan Galang bisa akrab. Dan juga kenapa Yuri tidak takut. Seperti ia harus cari tau.
"Bisa gak, gak usah teriak-teriak. Lu kira suara lu bagus!" Kesal Galang.
Yuri mendegus kesal. "Menyebalkan" Galang tidak membalas.
"Yuri, ayah aku udah sms. Ia sedang berada di dekat gerbang sekolah" ucap Bella ke Yuri.
"Ahh iya, yaudah gapapa" kata Yuri.
Bella tersenyum. "Aku duluan ya" Yuri mengangguk dan Bella berjalan meninggalkan mereka berdua.
"Ngapain lagi kamu disini, sana pulang" usir Yuri ke Galang yang masih diam.
"Gue laper ayo makan"
Yuri kan dahinya, ini Galang Ardhana yang suka berkelahi itu kan. Apa kepala dia tadi terhantuk, kenapa tiba-tiba mengajaknya makan bersama.
Yuri memincing. "Dalam rangka apa, tiba-tiba kamu ngajak makan bareng"
Galang Menghela nafas kesal. "Balas budi gue untuk kemarin. Gada penolakan cepat!"
Yuri memutar matanya malas. Lalu ia mengangguk.
Tak apa kan? Lagian dia juga sedang lapar.
*Kamu dan kenangan*
Mereka sekarang sedang berada di restoran yang tak jauh dari sekolah Yuri.
"Mau pesen apa lu?" tanya Galang ke Yuri.
"Sama aja kek kamu" jawab Yuri.
Galang mengangguk. "Ramen dua sama es matcha dua" ucapnya ke pelayan.
Pelayan itu mencatat. "Ada lagi mas?" tanya pelayan itu.
"Itu aja"
"Baik, ditunggu ya" Galang mengangguk dan pelayan itu membuat pesanan.
"Mas-mas dikira gue udah tua, orang masih kelas dua SMA juga" cibir Galang.
Yuri terkekeh. "Terus mau di panggil apa? Om gitu?"
Galang menatap tajam Yuri. "Lu kira gue setua itu apa dipanggil om"
Yuri tertawa mendengar ucapan Galang.
"Itu bagus kok" ucap Yuri masih tertawa.
"Sialan!"
Lagi, Yuri tertawa. Seketika hati Galang menghangat kala mendengar tawa gadis itu.
Satu kata yang terlintas di pikiran Galang.
Cantik
Tapi langsung saja ia menggeleng, mengeyahkan pikiran itu.
"Kamu kenapa? Kepala kamu sakit?" tanya Yuri khawatir.
"Gapapa" balas singkat Galang.
"Serius?"
"Iya, mending diam deh. Kalo gak gue robek mulut lo"
Dam!
Yuri takut dengan ancaman Galang, walau cowok itu berkata santai.
"Iya iya" ucap Yuri pelan. Dia tidak lagi berbicara.
Tak lama makanan datang. Mereka langsung memakan nya sesekali Yuri berceloteh semangat.
Galang hanya diam mendengarkan sambil memakan ramen.
"Lo gak takut sama gue?" tanya Galang.
Yuri mikir sebentar. "Gak. Singkat aja, kalo aku gak gampang akrab ke kamu, berarti kita gak sefrekuensi"
Galang mengangguk. "Lo orangnya ceria banget kalau gue liat"
"Kata aku sih gak juga"
"Dasar"
"Apa?"
"Tidak"
Yuri mendegus. "Ishh menyebalkan"
Galang tidak menjawab, ia lanjut makan sambil mendengarkan ocehan gadis di depannya lagi.
Tbc.
Next? vote dan komen ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu dan Kenangan
Short StoryFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA. VOTE DAN KOMEN JUGA, ITU ADALAH DUKUNGAN SEMANGAT DARI KALIAN. Cerita ini mengandung bawang. . . . . . . Menceritakan perjuangan seorang cowok menghadapi penyakitnya dan berjuang mempertahankan cintanya untuk seorang cew...