[E M P A T]

171 27 0
                                    

Tinggalkan jejak ya. Votmen.

*****

"Dari mana kamu? Astaga keluyuran terus, kapan kamu bisa membahagiakan ibu dan ayah kalau kamu seperti ini" ujar ibu Galang ketika ia melewati ruang tamu.

Wanita itu mendekat ke Galang. "Kamu contoh kakak kamu itu, dia sudah pintar bisa membahagiakan ibu dan ayah. Sedangkan kamu, pintar saja tidak" lanjutnya.

Galang masih diam dan itu membuat ibu Galang marah.

"Kamu denger tidak Galang!!?" sentak ibu Galang.

Galang berdecak. "Dari kecil kalian tidak pernah mendidik ku dengan baik! Selalu membandingkan ku dengan kakak. Apa itu pantas di sebut orang tua?"

PLAK

Setelah Galang berkata seperti itu, pipi Galang di tampar oleh ibunya.

Ibu Galang menutup mulutnya kaget dengan apa yang ia lakukan.

"Tampar!! Tampar lagi!!" teriak Galang.

"Gue emang gak pernah berguna di keluarga ini, iya kan!!" lanjutnya.

"Galang tidak pernah menyesal lahir di rahim ibu, tapi Galang cuma kecewa dengan kelakuan ibu ke Galang!"

"Galang benci dengan kalian semua" setelah mengatakan itu ia beranjak dari sana.

"Galang, ibu minta maaf nak. Ibu tidak sengaja!!" teriak sang ibu, tapi Galang tidak menghiraukan nya dan terus berjalan ke kamarnya.

"Galang" lirih Gea senduh. Yap dia melihat pertengkaran adik dan ibu nya.

BRAK!

Galang menutup pintu dengan kuat. Lalu ia membuka baju sekolah dan melemparkannya sembarangan bersama tasnya.

"ARGHHH!!" teriak Galang.

"Pada akhirnya gue gak bisa benci sama kalian" lirih Galang, ia menangis.

Walau dia berandalan, tapi ia juga punya sisi sedihnya. Seperti sekarang, setelah ia mengatakan ia membenci keluarganya walau akhirnya ia berpura-pura, ia akan menangis di kamarnya yang kedap suara.

Drttt
Drttttt

Ponsel Galang berbunyi. Ia menghapus air matanya dulu, kemudian ia mengambil ponselnya dan menekan tombol hijau.

"Hallo?" orang yang di sebrang membuka sapaan terlebih dahulu.

"Ada apa?" tanya Galang to the poin.

"Kamu udah sampe?" tanya orang itu, yaitu Yuri.

"Iya sudah"

"Baguslah. Oh iya ibu ngajak kamu besok balik sekolah ke rumah aku"

Dahi Galang berkerut. "Buat apa?"

"Ibu mau ngajak makan malam sama kamu, mau ya"

Seketika senyum Galang berkembang tanpa ia sadari.

"Oke"

Di sebrang sana Yuri tersenyum juga.

"Aku tunggu di rumah"

"Gue aja yang jemput lu di sekolah lu"

"Eh? Tidak apa-apa?"

"Hmm"

"Oke deh, sampai jumpa besok dan selamat malam"

"Hmm"

"Ihh balas juga dong"

"Cewek ribet ya"

Yuri manyun. "Ayolah"

"Aishh... Selamat malam"

Yuri tersenyum lebar. "Hehehe oke dadah~"

"Hmm"

Talian telpon di matikan oleh Yuri. Setelah itu ia berguling di kasur. Sepertinya ia jatuh cinta sama Galang.

Tapi Ia tersadar. Lalu mengacak rambutnya.

"Jangan sampe aku jatuh cinta sama berandalan kek dia" gumam Yuri.

Tak berbeda di tempat Galang, cowok itu sedang tersenyum lagi tanpa ia sadari.











*Kamu dan kenangan*











Keesokan harinya, seperti yang di katakan semalaman Galang menjemput Yuri di sekolahnya.

Kini ia sudah di depan gerbang sekolah gadis itu.

"Galang" panggil seseorang. Cowok yang di panggil tadi menoleh ke belakang, disana ada Yuri dan Bella.

"Aku duluan ya Yuri, kamu udah di jemput pangeran kamu" goda Bella terkekeh di akhir kalimat.

Blush

Pipi Yuri memerah, ia tidak tahu kenapa harus malu.
Sedangkan Galang, ia hanya memutar matanya malas.

"Gue emang ganteng, tapi gue ogah ya jadi pangeran dia" ujar Galang cuek.

Yuri menoleh ke Galang. "Kamu kira, aku juga mau kamu jadi pangeran aku? Ogah!" elak Yuri.

"Dasar si pendek" ejek Galang.

Yuri menatap Galang tajam. "Siapa yang kamu bilang pendek hah!" marah Yuri.

"Lu lah, siapa lagi"

"Ngeselin!"

Merek terus bertengkar, tanpa melihat semua orang yang ada di sekitar mereka menatap mereka.

Bella tertawa. "Udah-udah, banyak yang liat tuh gak malu apa?"

Mereka berhenti bertengkar. Lalu mereka berdua menatap orang-orang.

"Yuri berani banget ngomong kek gitu ke Galang"

"Wihh cewek panutan gue tuh si Yuri"

"Kalo gue jadi Yuri, udah kabur duluan"

Begitulah ucapan orang-orang.

"Ini bukan tontonan, bubar!" Galang berucap dengan dingin. Sontak membuat orang-orang yang melihat berlari meninggalkan mereka bertiga.

"Aku duluan ya, mau ke supermarket sama mama" kata Bella mencairkan suasana.

"Oh oke, hati-hati Bella" ucap Yuri.

Bella tersenyum dan mengangguk. "Aku duluan ya Lang" ucapnya ke Galang yang di balas anggukan oleh cowok itu.

Lalu ia beranjak dari sana. Seketika hening setelah Bella menjauh.

"Ayo ke rumah, ibu pasti udah nunggu"  ucap Yuri mencairkan keheningan. Galang hanya mengangguk sebagai jawaban.

Mereka berjalan menuju halte, setelah bus datang mereka memasuki bus tersebut.

Galang menoleh ke Yuri, dahinya berkerut melihat gadis itu mengusap tangannya seperti orang kedinginan.

Entah insting dari mana, ia melepaskan jas sekolahnya.

"Ehh?!" kaget Yuri saat Galang memakaikan jasnya ke Yuri.

"Udah diam, atau gue dorong lu dari sini"  ancam Galang.

Yuri menelan ludah berat. "Tapi nanti kamu kedinginan" ucap Yuri pelan.

"Gue cowok, gue tahan kalo kedinginan"

"Iya deh, makasih"

"Hmm"

Hening seketika, Yuri merasa hatinya menghangat dengan perlakuan Galang ke dia.















Tbc.
Next? vote dan komen ya.

Kamu dan Kenangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang