"Kekurangan manusia cenderung menilai pada apa yang dilihat hingga lupa khasiat buah Srikaya jauh lebih baik ketimbang buah European Spindle"
"Zar please kita nggak usah masuk belajar, kita pulang aja main dirumah Abel nonton televisi, ngemil, skincare-an, gosip. Ayolah Zar lagipula ini kan jam terakhir bentar lagi pulang kok" bujuk Abel yang tidak digubris sama sekali oleh Zara.
Ini sudah berapa kali usaha yang dilakukan oleh Abel, tidak ada satupun bujuk rayuannya berhasil.
"Zar gue traktir lo dikantin selama seminggu" tawarnya
"Gue juga punya duit untuk jajan" jawab Zara yang mulai memelas dengan tawaran Abel.
"Zar lo nggak asik banget jadi teman" renggeknya yang membuat langkah Zara terhenti.
Sebetulnya Zara tidak tega lihat Abel memohon seperti ini tapi jika sudah berkaitan pelajaran Zara tidak pernah mau ditawari apapun itu. Baginya belajar merupakan hal yang wajib untuk tetap bertahan didunia ini.
Dunia tidak hanya terkait yang berduit dialah yang bertahan melainkan perlu juga permainan yang melibatkan pengetahuan untuk meyimbangi permainan dunia.
Zara perlahan menghembuskan nafasnya dengan gusar kemudian berbalik ke Abel.
"Abel sayang, anaknya om Jordhan dan tante Monica, yang katanya cantik dan kecantikannya diwarisi oleh Ratu Cleopatra"
"Terima kasih atas pujiannya Abel sungguh tersanjung".
"Gini yah sayang, kalau lo nggak mau temenan lagi sama gue yah udah sono pergi! Lagian teman gue banyak".
"Lo jadi teman jahat banget! Abel cuman nawarin untuk tidak masuk sekali ini aja. Lo tau jam terakhir kita belajar apa?".
"Iya gue tau. Jam terakhir hari ini kita belajar matematika". Jawab Zara dengan santainya.
"Nah justru itu Zar, ini itu jam terakhir terus pelajarannya matematika. Lo taukan Abel nggak pernah suka matematika. Terus jam terakhir pula malah ngundang tidur Zar, yang ada Abel bukan makin pintar malah makin goblok" ucapnya yang berharap kali ini dapat berhasil menipu zara dengan wajah polosnya.
"Lo belajar ataupun tidak belajar kalau sudah goblok sejak lahir yah tetap aja kayak gitu jangan jadikan alasan jam terakhir ataupun pelajaran matematika terus lo nggak masuk"!.
"Zara menyakiti hati Abel" ungkapnya yang mendramatisasi
"Zara sangat senang hati mendegarnya"
Abel benar-benar dibuat melongo dengan ucapan Zara. Egois? Bukan egois melainkan begitulah sifat Zara. Baginya disiplin dengan diri sendiri adalah hal yang terpenting terlebih Zara merupakan orang nomor satu disekolahnya. Sudah menjadi hal yang lumrah setiap gerak-geriknya menjadi sorotan para siswa.
Mengemban amanah bukan hanya sekadar mencari eksistensi didalamnya. Ada amanah yang benar-benar perlu dijalankan karena jabatan itu indah disaat terlihat dari jauh namun semakin mendekat semakin menyilaukan mata.
Raut wajah Abel menampakkan kesedihan entah sudah berbagai bujuk rayu ia keluarkan namun tetap ditolak mentah-mentah oleh Zara. Perlahan Abel memalingkan wajahnya ke Rachel. Tercetak senyum yang licik di bibir Abel sebelum mengatakan sesuatu kepada Rachel. Namun nampaknya sebelum Abel mengatakan apa yang dia ingin katakana Rachel sudah tau pikiran licik dikepala Abel.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKHZARA
Teen Fiction[UPDATE SEKALI SEPEKAN] Gue suka sama lo. saking gue suka sama lo, gue lupa bagaimana cara untuk bisa benci sama lo. Gue selalu berdoa pada semesta untuk menakdirkan kita tapi nyatanya semakin aku berusaha mendekatimu maka keberadaanmu semakin jauh...