"Pertemuannya memang singkat namun kesan yang terbentuk akan menjadi awal hadirnya lembaran cerita baru bahkan dapat menjadi cerita berantai"
Tringgg......Tringgg....Tringgg.....
3 bunyi alarm yang berhasil membuat seorang gadis berbalut selimut tebal dengan rambut tergurai bebas terbangun dari mimpinya.
"Masih lama baru jam 06.00 pagi, ayo zar, tidur lagi lima menit" katanya pada dirinya
Yahhh begitulah terkadang kita selalu ingin berada dialam mimpi sebab mimpi kadang lebih indah dari dunia namun dapat juga lebih mengerikan dari dunia.
"Zar, zar bangun...." Teriak seorang ibu dibalik pintu
"Bentar bu, lima menit lagi" Jawab seorang gadis yang masih berusaha untuk tetap terlelap dalam tidurnya
"Kamu ini kebiasaan, lima menit, lima menit bukannya kamu mau hadiri undangan dari sekolah SMA Tunas Bangsa?"
"Memangnya ini sudah jam berapa bu?" tanyanya yang masih pada posisi setengah sadar
"Ini sudah jam 07.30 zar" jawab ibunya dengan sediki penekanan
"Masih jam 07.30 mak, WHAAATTTTTT!!" teriaknya histeris dan terburu-buru untuk bangkit dari kasurnya. Tidak cukup lima menit gadis itu telah selesai mengenakan seragam sekolahnya
"Bu, kenapa tidak bangunkan zara, zara kan sudah telat. Acaranya sepuluh menit lagi dimulai"
"Amboi, amboi dah makin pintar anaknya mama nyalahin orang, tenggorakan orang sudah kering gara-gara bangunin kamu" balas ibunya yang tak mau kalah dengan anaknya sambil menjewer telinga anaknya
"Aduh bu, aduh bu sakit. ayah mana bu? Ayah ayok berangkat zara sudah telat yah".
"Ayah sudah berangkat dari tadi"
"Whatttt!!! Ibu. Ayahhhhhhhhh!! Kenapa tinggalin Zara, kalau begini bisa-bisa Zara telat hadirnya Bu". Renggek Zara pada ibunya
"Yah salah sendiri, lagian sudah anak gadis masih saja telat bangun. Ibu sudah katakan pammali zar anak gadis bangun kesiangan nanti kamu bisa jadi perawan tua. Ihh amit-amit ibu punya anak semata wayang jadi perawan tua".
"Hhhhh tenang aja Bu, gini-gini banyak yang naksir sama Zara".
"Percaya diri amat, kalau jadi perawan tua tau rasa nantinya" ucap ibunya
"Ibu kok malah doain Zara kayak gitu, sial amat nasibmu zar. Sudah kesiangan bangunnya ehh malah dapat doa jadi perawan tua. Sungguh malang nasibmu nak". ucapnya yang penuh dramatis
"Ibu nggak doain, tapi ingetin"
"Doain sama ingetin beda-beda tipis Bu, malang sungguh nasibmu nak" ucap Zara yang masih dibuat dramatis
"Mau tetap tinggal disini dengan tingkahmu yang dramatis atau mau berangkat?"
"Astaghfirullah Bu, Zara lupaaaa!!!! Ya sudah Bu Zara berangkat assalamu'alaikum Bu" pamitnya dengan mencium telapak tangan ibunya
"Untung anak gue" ucap Bu Ani yang berusaha sabar menghadapi tingkah anaknya.
***
Zara Anastasia yang lebih kerap dipanggil dengan panggilan zara oleh orang-orang terdekatnya. Gadis berparas cantik dengan wajah yang berukuran mini layaknya wajah orang-orang di negeri sakura dengan tinggi 150 cm menambah sisi sebagai gadis yang siapapun yang melihatnya tidak akan pernah bosan.
Zara merupakan ketua OSIS di sekolah SMA Bakti Nusa, sekolah yang notabene unggul di Jakarta. Zara memiliki prestasi segudang baik di bidang akademik maupun non akademik maka tak heran zara adalah salah satu emas di sekolahnya.
Hari ini adalah agenda untuk menghadiri undangan dari sekolah SMA Tunas Bangsa, sekolah yang merupakan musuh beyuyutan SMA Bakti Nusa. Namun, karena amanah yang diembaninya maka mau tidak mau zara harus menghadiri agenda tersebut.
"Terima kasih banyak pak" ucap zara pada seorang driver
"Semoga gue nggak telat, ya Tuhan kalaupun gue telat please datangin doraemon gue pinjam alatnya tuk putar balik aja waktunya. Lagian kebiasaan matiin alarm terus lanjut tidur. Dasarr zaraaa" gerutu zara pada dirinya
Dreeetttt.....dreettt....dreeettt....
"Halo.."
"Woi Zar, lo dimana sih? Acara sebentar lagi mau dimulai". Tanya seorang dibalik telpon dengan nada tinggi
"Iya, iya bentar lagi gue sampai di situ"
"Ya ampun zarrr, lo kebiasaan amat sih bangun telat"
"Iya, gue ham..."
Brukkkkkk
Satu tabrakan berhasil membuat gadis berbadan mungil tersungkur di lantai
"aaakkhh... maaf, maaf gue nggak sengaja, Lo nggak apa-apa kan? Tanya zara pada lelaki yang sedari tadi berdiri di hadapannya dengan wajah yang datar.
Situasi tersebut sangat membuat zara tidak nyaman, berusaha untuk tetap baik-baik saja dan minta maaf namun tidak mendapatkan respon.
"Lo benaran nggak apa-apa kan?"
Sekali lagi tak ada respon dari pria tersebut, pria itu malah mengabaikan dan focus membersihkan bajunya. Zara berdecak sebal dengan tingkah pria itu.
"Oh yah nama gue zara" katanya sembari menjulurkan tangannya. "Ya Tuhan tangan gue dah lemas angkatnya namun tak ada balasan, apa jangan-jangan dia pikir gue terkena virus corona atau jangan-jangan dia bisu" ucap zara pada batinnya yang berusaha menerka-nerka
"Khmmm, baiklah kalau lo nggak ma.." belum selesai zara mengatakan lelaki yang dihadapannya pergi begitu saja tanpa mengeluarkan satu katapun sontak Zara cukup dibuat melongo dengan tindakan pria tersebut.
"DASAR ANEEEEHHHHHHH!!!Apasih maunya lelaki itu belum gue selesai bicara langsung pergi aja, untung gue belum sayang sama dia. Kan nggak lucu kalau pas lagi sayang-sayangnya ehhh malah di tinggal pergi. Ngomong apa sih gue, jangan sampai gue ketularan aneh sama itu orang. Isshh amit-amit. Oh iya acaranya"
Dengan jurus langkah seribu Zara Tiba di aula SMA Tunas Bangsa dengan nafas yang tidak beraturan.
"Woi, gue dah sampai. Gue nggak telatkan?" Ucapnya dengan nafas yang tidak beraturan pada kedua temannya.
"Pala Lo yang tidak telat, acaranya sudah mulai bahkan sekarang masuk pada penyampaian ucapan terima kasih dari ketua OSIS nya" ucap salah satu temannya
"Yaelah sensi amat sih mbak, lagi dapet yahh? Oh jadi yang diatas itu ket ..... tosnyaa"
Zara benar-benar dibuat melongo, bahkan tidak dapat mengeluarkan satu katapun saat itu.
****
YuhuuuiiiiiiiHello happy reading....😃😘
Terima kasih sudah baca.
Author cuman mau bilang jangan lupa tekan bintangnya yahh😊 dan juga komentar heheKira-kira kenapa Zara melongo yah?
Tunggu dipart selanjutnya yahh.. dijamin part selanjutnya bakalan lebih seruh jadi jangan lupa follow 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
AKHZARA
Teen Fiction[UPDATE SEKALI SEPEKAN] Gue suka sama lo. saking gue suka sama lo, gue lupa bagaimana cara untuk bisa benci sama lo. Gue selalu berdoa pada semesta untuk menakdirkan kita tapi nyatanya semakin aku berusaha mendekatimu maka keberadaanmu semakin jauh...