5.PERKENALAN [2]

50 5 0
                                        

Nasya dan Fika berjalan di koridor pesantren yang sepi tidak ada orang yang melintasi kecuali mereka bedua, kemudian jalan nya di hentikan oleh anak kecil yang memangil dirinya dari belakang.

Nasya segera menoleh ke asal suara, mendapati seorang anak kecil yang hendak mendekati diri nya, kemudian anak itu menyodorkan kertas yang berada di tangan kirinya.

" kak, ini dapat surat, " ucap anak kecil yang berdiri di depan Nasya.

" dari siapa? "

Anak kecil itu mengeleng kepala, lalu bergegas pergi.

" Cieee dapet surat, " goda Fika.

" Cieee kepo! "

Nasya segera mamasuki asrama nya dan meletakan surat itu di lemari kecil miliknya.

" Di simpan sya, siapa tau dapet gebetan, " goda Fika yang masih memandang wajah Nasya.

" Apa sih, ngak penting juga buat gue, " cibir Nasya.

" bakalan penting kalo lo bales surat itu, " kata Fika yang terus mengoda Nasya.

Nasya kembali memandang wajah Fika, yang terus mengoda dirinya untuk membalas surat itu.

" Bisa ngak bahas yang lain aja, " ucap Nasya mulai kesal.

Fika mengaguk cepat " kalo sudah kayak gini, langsung kalah gue, " kata Fika langsung bangkit dari tempat duduk nya.

*****

Azan isya berkumandang.
Para santri putri menjalankan sholat di mushola pribadi, pikiran Nasya tak karuan antara milih baca atau abaikan saja?

Tapi Nasya sangat penasaran dengan isi surat itu, yang di berikan orang tak jelas, beberapa jam lalu.
Nasya menjalan kan sholat sampai gagal fokus karena kepo dengan isi surat tersebut.

Kemudian sehabis menjalankan sholat, Nasya langsung kembali ke asrama dan mengambil sebuah amplop yang terselempit di tengah-tengah baju.

*****

Dimas menatap kedatangan Nasya, gadis itu tengah keluar dari pondok putri dan meng hampiri Dimas di depan gerbang pesantren, dengan bibir sedikit terseyum
Meskipun tak dapat Dimas pungkiri Nasya terlihat cantik pagi ini.

Nasya berdiri di hadapan Dimas dan menundukan kepalanya.

" kenapa? " tanya Dimas.

Nasya mulai mendongakan kepalanya pelan, Nasya tak berani berkata apa-apa di hadapan Dimas, Nasya langsung menyodorkan kertas yang berada di tangan kiri nya.

" ni gue bales surat lo, " kata Nasya, di sertai senyum tipis.

" Thanks " ucap Dimas.
Menerima surat dari Nasya.

" masut lo apa, nyebut gue calon pacar? " tanya Nasya heran.

Dimas mengangkat sebelah alis nya tak menyangka dirinya mendapatkan pertanyaan seperti itu, sementara Arya yang masih berdiri di samping Dimas hanya bisa melihat keduanya yang sedang berbincang.

" padahal gue gak kenal sama lo? " ucap Nasya memastikan.

" Dimas. " kata Dimas memyebutkan namanya karena mengerti kebingungan Nasya. " Dimas Putra wijaya."

Nasya meng 'oh' dan mengangukan kepala cepat.

Dimas berguman "Lebih baik lo pergi dari sini, dari pada nanti di liatin pengurus pondok. "

" ya ela Dim, gitu doang, " desak Arya yang masih berdiri di samping Dimas.

Nasya kembali bersuara, " lo belum jawab pertanyaan gue. "

" pertanyaan yang mana, " kata Dimas santai.

*****
# Gimana dengan ceritanya, suka ngak?
Jangan lupa vote and komen ya!

Jangan lupa juga follow akun wattpad
Cindy27_

Makasih..
                               __________&________





SANTRI SANTUYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang