Mereka sangat menikmati alunan bass, dan sholawatan yang di iringgi rebana.
Membuat siapapun yang mendengarkanya seakan tak mau berhenti mendengar nya.Kang Adip melihat jam yang berada di sudut aula rebana, jarum jam menujuk di angka 16.25 yang sudah masuk waktu ashar,
Latihan rebana di akhiri." kok gak balik ke asrama kalian? " tanya kang Adip.
" Acaranya kapan kang? " Dimas kembali bertanya.
" Besok, " jawab kang Adip sambil membereskan alat rebana.
Dimas meng 'oh' lalu keluar dari aula, di ikuti Arya dan Andhika yang berjalan di belakang dirinya.
*****
Nasya pergi menuju pondok putri untuk bertemu temannya, yang tak lain adalah Fika.
Kemudian Nasya mendudukan dirinya di tepi ranjang milik Fika." woy..., lagi ngapain Fik, " tanya Nasya.
Fika menoleh ke arah Nasya.
" Ini baru mau nyiapin baju buat besok malam, "
Kata Fika." buru-buru banget, acara nya kan besok, " tukas Nasya.
" iya tu si Fika, kayak mau kemana aja." Saut Miya lalu mendudukan dirinya di samping Nasya.
" ya udah Fik, gue tingal dulu ya, " pamit Nasya,
Lalu bangkit dari tempat duduk nya." buru-buru banget Sya, padahal gue baru aja dateng." Mulut Miya maju beberapa senti, dan menatap Nasya penuh kecewa.
Miya sangat rindu dengan sahabatnya Nasya yang sekian lama gak pulang ke pesantren, karena Nasya pergi ke kairo. Rasa rindu yang di alami Miya belum terobati, karena dirinya ingin melihat Nasya lebih lama dan becanda seperti dulu.
Tak ada pilihan lain Nasya harus mendudukan kembali dirinya agar tidak membuat Miya kecewa ke dua kalinya.
" nah gitu dong Sya, hargain gue jadi temen lo." Ucap Miya di sertai seyum gembira.
*****
TENG-TENG...!
Suara bell pesantren berbunyi lantang,
Dimas segera meningalkan asramanya
Lalu beranjak menuju masjid." pa kabar Dim, " sapa Arya, lalu mengikuti langkah Dimas.
" ya seperti yang lo liat, baik kan! " balas Dimas santai.
Arya menganguk pelan, Dimas dan Arya mulai memasuki masjid dan duduk di barisan nomer 4.
Para santri menyiapkan kitab nya di meja masing-masing sebelum kang Adip datang untuk mengajar shorof.
Tak ada topik pembicaraan yang mau di omongin Dimas, kemudian ia menyibukan dirinya untuk mempelajari kitap shorof yang sedari tadi berada di tangan kirinya.
Deni melihat Dimas heran, dan mencoba memegang kening Dimas singkat lalu berkata.
" lo kesambet setan apa Dim.? "Dimas mengalihkan pandangan ke Deni. " setan shorof. " ucapnya dengan santai
Deni tertawa kecil mendengar jawaban Dimas.
" lo kira setan ada yang bisa shorof..! Kalo memang ada gue minta kerasukan setan fisika biar gue bisa pinter."Obrolan mereka berhenti ketika kang Adip mulai memasuki masjid.
Dimas memdongakkan kepalanya melihat kang Adip yang baru memasuki masjid." Assalmualikum, " kata kang Adip
" Walaikumsalam, " jawab para santri serempak.
Kang Adip yang sedang ber do'a, Dimas masih sibuk mempelajari kitap shorof, sebelum pertanyaan yang bakal di utarakan oleh kang Adip.
" Sekarang bacakan Bab pertama FA'ALLA, " suruh kang Adip tegas.
Para santri putra segera membacanya.
Setelah selesai membaca,
Akhirnya tebakan Dimas terjawab kang Adip bakal ngasih pertanyaan untuk para santri." FA'ALLA Fi'il apa.? " kata kang Adip memberi pertanyaan.
Para santri tertegun mendengar pertanyaan kang Adip beberapa detik lalu.
" Saya tau kang, " ucap Dimas sambil menujuk tangan.
Kang Adip sontak kaget dengan Dimas yang belum pernah menjawab pertanyaan dari dirinya. " baru kali ini seorang Dimas mau menjawab pertanyaan saya..! " kata kang Adip sambil memandang Dimas dari ke jauhan.
" Apa? "" Fi'il Madhi " tebak Dimas.
Kang Adip memcoba membolak balikan jawaban.
" Madhi, apa Mudhorik."" Madhi kang, " kata Dimas yakin.
" Madhi, apa Mudhorik, " ucap kang Adip meyakinkan.
" Madhi, " kata Dimas sekali lagi.
" benar, " ucap kang Adip lalu berjalan menghampiri Dimas. " kok kamu bisa.? " kang Adip heran dengan kelakuan Dimas malam ini sangat berubah.
Dimas menghelai nafas panjang dan menghembuskanya pelan. " saya emang dari dulu pintar pak, cuma saya tidak mau keliatan sombong.! " ucapan nya sok bijak.
Di tengah pelajaran Dimas melihat Zaki yang sedang tidur bersandar di tembok masjid.
" Zak-Zaki," sengol Dimas
" Apa Dim? " ucap Zaki tak sadar.
" Dah selesai, lo ngak balik ke asrama, " kata Dimas di sertai tawa kecil.
" Emang udah pulang ya Dim? " seru Zaki masih tak sadar
Beberapa anak di ajak untuk ngerjain Zaki, dengan berkata.
Wallahu A'lambishowab..
Seremapk mereka yang sukses membangunkan Zaki.
Seketika tawa mereka memecah, atas kelakuan Zaki yang sangat memalukan itu.Dimas merasa bahagia atas kelakuannya itu,
Dasar Dimas teman tak da ahlak._______&______

KAMU SEDANG MEMBACA
SANTRI SANTUY
Fiksyen RemajaMaaf ini novel pertama aq jadi maklum yaaahhh...! DIMAS PUTRA WIJAYA di kenal dengan nama DIMAS. siapa yang tak kenal dirinya di pesantren AL-ISLAMIYAH. Sikapnya yang terkenal santai, nakal. Dimas adalah pemimpin dari Geng RINE X geng yang terkenal...