Jaemin berjalan bersama tapi jauh-jauhan dengan Jeno. Sebenarnya sudah biasa mereka seperti itu. Sebagai informasi, Jeno dan Jaemin adalah saudara tiri. Papi Jaemin menikahi mama Jeno kurang lebih setahun yang lalu. Namun hubungan di antara keduanya nggak pernah akur. Jaemin nggak terlalu suka dengan Jeno nggak tau kenapa. Kalau soal mama Jeno—Tiffany, Jaemin belum bisa menerima beliau sepenuhnya. Padahal beliau baik, baik banget sama Jaemin. Cuma rasanya berat cuma buat manggil Mama Tiffany dengan sebutan 'mama'.
"Apasih lo?" Jeno marah ketika Jaemin terus mengikutinya.
"Gue disuruh merhatiin lo kalo buat ulah lagi. Kalo bukan mama lo yang nyuruh, gue juga ogah kali."
Memang sih, Jeno tuh sering buat ulah. Berantem terus di sekolah.
"Lo pikir gue bocah apa?!"
"Itu tau."
"Udah pergi sana! Kita nggak akur, nggak usah sok akur!"
"Siapa juga yang mau akur sama lo!"
"STOP! WOE CHOI DIEM KALIAN! BERISIK!" teriak Haechan yang berada di tengah-tengah mereka. Sebagai pelerai kalau-kalau mereka adu suit.
"Tuh Jeno!"
"Elu ya Siwon!"
"Apaan sih, dasar nggak punya papi!" ejek Jaemin.
"Lu juga nggak punya mama!" ejek Jeno balik.
"UDAH DIEM! KALIAN ITU SODARA WAN-KAWAN. YANG RUKUN BISA NGGAK SIH?!"
"NGGAK!" jawab Jeno dan Jaemin serempak.
"OMEGATT STRESS GUE LAMA-LAMA."
🍑
Jaemin dan Haechan tengah mengantri di kantin sekolah yang memang agak ramai. Padahal cuma mau beli gorengan, tapi pembelinya membludak. Gorengan memang salah satu yang favorit. Apalagi dikasih sambel bawang sama kecap. Wuuuh mantab betuuull. Nggak percaya? Coba deh.
"Rame banget, Chan. Gue gerah." Jaemin mengibaskan tangannya karena kegerahan. Tau kalo rame gini, Jaemin milih nggak ikut deh.
"Nanggung, Na bentar lagi nih. Be patient."
"Sok inggris lo."
Selagi Haechan membeli, Jaemin menunggu. Sampe didesak-desak murid lain.
Setelah melihat Haechan sudah membayar, Jaemin buru-buru meraih tangan Haechan. Merarik keluar dari keramaian dan membawanya menjauh dari kantin.
"Akhirnya Chan, legaa~"
Jaemin membalikkan badannya, namun bukan Haechan yang berada di belakangnya. Melainkan orang lain. Tinggi, besar, tampan lagi. Sampai-sampai Jaemin melongo. Mulutnya terbuka. Matanya nggak berkedip.
"Lo suka sama gue ya? Sampe gandeng gue ke sini." Jaemin terkesiap lalu melepas gandengan tangannya setelah sadar Jaemin salah gandeng.
Jaemin langsung lari meninggalkan orang itu. Malu banget asliiiiiiii.... Rasanya pengen menghilang aja dari muka bumi saat ini juga.
"Aduh lucu banget mukanya.. Nggak tahan gueeeee."
"Aish Haechan kurang ajar!"
Jaemin merutuki kebodohannya sendiri.
"Gimana kalo ketemu dia lagi? ARGHH!" Jaemin mengusak kasar surainya.
"Huweeeeee pengen nangis..."
Eh nangis beneran.
Haechan yang melihat Jaemin kacau mempercepat langkahnya menghampiri Jaemin.
"Loh kenapa, Na?"
Jaemin segera menubruk Haechan. Menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Haechan.
"Kenapa Na? Ada yang jahat sama lo?"
"Malu Chan. Gue salah gandeng. HUWEEEEE...."
"Ha!?"
🍑tbc🐰
Jaejae apa nomin??
KAMU SEDANG MEMBACA
It's You🐰🍑
Fanfiction[ON GOING] You're the right time at the right moment, It's you..