Jaemin masih siap-siap ke sekolah. Sebenarnya enggan pergi, tapi Jaemin juga malas berada di rumah.
Tok tok tok
"Nana? Ayo sarapan dulu," ucap Mama Tiffany dari luar. Jaemin keluar dari kamarnya dengan wajah datar tak seperti biasanya.
"Nana sarapan di sekolah aja, tante. Nana berangkat duluan ya." Jaemin mengecup punggung tangan Tiffany dan melenggang begitu saja.
Jaemin juga nggak peduli dengan keberadaan papi dan Jeno di meja makan.
"Nana nggak mau sarapan bareng lagi," Tiffany berujar sedih. Memandang sendu pintu—tempat menghilangnya Jaemin.
"Jeno bakal bujuk Nana lagi kok. Mama tenang aja."
Jaemin ke sekolah jalan kaki. Beruntungnya, Jaemin ketemu Jaehyun di jalan.
"Hey!"
"Jaehyun?"
Jaehyun melepas helm fullface-nya.
"Tumben jalan kaki?"
"Lagi pengen aja."
"Bareng gue yuk?"
"Boleh deh."
"Bolos yuk!"
"Hah? Serius? OKE!"
Jaehyun tersenyum simpul. Sebenarnya Jaehyun merasa kalau Jaemin hari ini sedang tidak baik-baik aja. Makanya Jaehyun inisiatif buat ngajak Jaemin seru-seruan. Sekali-dua kali bolos nggak apa-apa 'kaaaaan?
Jaehyun mengendarai motornya menuju danau.
"Jaehyun, nggak salah kita ke sini?"
Jaehyun menggeleng. "Kenapa? Nggak mau ke sini?"
Jaemin tidak menjawab. Jaemin kira dia nakal diajak Jaehyun ke warnet gitu buat main game, ternyata di danau doang. Hhh..
"Gue pengen naik perahu, Jaem. Tapi sebenarnya gue takut naiknya."
"Yaudah gue temenin. Gue juga pengen nyoba."
"Tapi—"
Jaemin menarik tangan Jaehyun mendekat ke perahu di tepian danau. Melihat wajah Jaehyun yang pucat, Jaemin menggenggam tangannya. Tangannya gemetar dan berkeringat.
"Santai aja kali, ada gue." Jaemin bawa Jaehyun duduk di sampingnya. Jaemin lepas genggamannya tapi Jaehyun malah menggenggamnya lebih erat.
"Kalo lo pegang tangan gue, gimana guenya bisa dayung?"
"Gue takut, Jaemin." Matanya merem.
"Kenapa?"
"Gue takut kalo kita kecebur, gue nggak bisa nolongin lo."
"Rileks oke? Gue nggak bakal jatoh kok. Emangnya lo punya trauma gitu?"
"Anggep aja begitu."
Jaemin terus berusaha melepas genggaman Jaehyun hingga—byur!
Jaemin jatuh dari perahu.
"Jaemin!"
"Jaemin! Nana! Maafin gue!"
Jaehyun harus gimana?
"Gue nggak bisa nolongin lo,"
"Jaehyun! Toloong! Glup glup "
Byur...
Jaehyun memutuskan untuk menolong Jaemin. Menarik Jaemin mendekat. Tapi Jaemin malah ketawa.
"Kampret Jaehyun, gue basah 'kan!"
"Lo bisa berenang?"
"Bisalah! Sorry ya, gue ngerjain lo. Lagian ya, takut itu dilawan Jaehyun. Semoga lo nggak trauma lagi ya."
Jaehyun membantu Jaemin menaiki perahu. Lalu memeluknya erat-erat. "Maafin gue... Maaf... Maaf..."
"Iya-iya! Gue selamat kok, tenang aja."
Jujur Jaemin pengen ketawa ngakak liat muka Jaehyun yang panik, takut, terus mau nangis. Tapi nggak tega.
"Kita pulang aja! Gue nggak mau ke sini lagi." Putusnya.
Di tempat lain...
"Nana ke mana, Chan?" tanya Jeno sedikit khawatir.
"Lah mana gue tau. Lo yang sodaranya malah nanya kita-kita."
"Nana udah berangkat. Gue pikir udah sampe sini."
"Btw, Jaehyun juga nggak masuk kelas lho. Jangan-jangan mereka ketemuan." Ujar Renjun.
SIAL
🍑tbc🐰
Makin gajelas ajaaaa😭😭😭
Maaf ya nunggu lamaaa huhu
Terima kasih banyak yg udah nungguin cerita ini yaa🥰🥰Oiyaa untuk yang mengikuti paparazzi, update nanti sore habis berbuka yaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
It's You🐰🍑
Fanfiction[ON GOING] You're the right time at the right moment, It's you..