"Adam sudah kembali dari Maroko."
"Oh..." Ahkam hanya bereaksi biasa saja, kemudian kembali melanjutkan kegiatan bersih-bersih kamar.
"Kok "Oh" Doang?"
"Kamu pengen reaksi aku gimana Azmi?"
Azmi duduk di kasurnya sambil terus menggerutu, dia lalu teringat dengan Kayla. Santriwati ponpes sebelah.
Duk'
Ahkam dengan sengaja memukul kepala Azmi dengan sapu, karena dia tahu apa yang dipikirkan si Azmi sahabatnya itu.
"Astaghfirullah... Sakit tau!" Azmi mulai tambah marah dan malah ngegas.
"Kamu kenapa ngelamun, hah? Lagi telepati sama syaiton? Cepetan bantuin! Tuh barang-barang kamu berantakan banget." Ujar Ahkam menyodorkan sapu pada Azmi.
Dengan perasaan masih kesal Azmi membereskan barang-barangnya, lalu ia mendapatkan sebuah foto dua anak kecil yang tersenyum ceria difoto itu.
Azmi membalikkan foto itu dan ada sebuah tulisan nama Via dan Ahkam disana.
"Akhemm... Ini punya kamu, Ahkam? Ciyee... Kalian berdua lucu banget waktu kecil." Goda Azmi.
Ahkam menghadap ke Azmi dan menyadari barang pribadi miliknya jatuh ke tangan sahabatnya yang jahil, Ahkam tanpa basa basi mengambil foto itu dari tangan Azmi tapi Azmi menghindar sehingga usaha Ahkam gagal.
"Sekarang apa mau kamu?" Tanya Ahkam yang melihat kelakar teman sekamarnya itu.
"Aku bakal kembalikan foto ini asal kamu mau dengerin curhatan aku." Ucap Azmi dengan lebay.
Ahkam paham betul sifat Azmi, jika Azmi mulai menjahilinya berarti dia ingin bercerita sesuatu padanya tapi kadang sesuatu itu bukanlah hal yang penting jadi Ahkam sering mengabaikan Azmi.
"Baik, kamu mau cerita apa? Awas ya kalo cerita itu gak penting."
"Udah dengerin aja."
Dengan ragu Azmi mengatakan sesuatu yang berat dihatinya pada Ahkam.
"Kam, apa salah kalo kita menyalahkan orang lain padahal dia tidak bersalah dan malah sebenarnya yang salah itu si korban sendiri."
"Maksud kamu apa Mi? Kasusnya Aisyah dan Kayla?"
Azmi menganggukkan kepalanya sambil menunduk.
"Kamu sendiri tau kan Aisyah itu sebenarnya bagaimana, jangan-jangan kamu marah ke Kayla dan ngerasa bersalah?"
"Tapi tetap saja aku tidak menyukai gadis bernama Kayla itu. Saat aku dengar latar belakang dia aku sangat benci perempuan yang gak taat sama aturan agama, perempuan macam apa itu. Lagi sifat dia gak punya sopan santun dan lemah lembut seperti perempuan." Ujar Azmi seperti jijik pada Kayla.
"Astaghfirullah... Ini bocah, terus kau mau apa? Itukan masa lalu Kayla kita gak berhak Mi mengurusi masa lalu orang, seharusnya alhamdulillah Kayla mau bertaubat. Kita gak bisa nilai orang dari masa lalu dia. Memang yang dia lakukan itu salah dan itu melanggar syariat islam, tapi Allah yang Maha Pengampun membukakan pintu taubat buat Kayla di pesantren. Sekarang dia terlihat gak seperti punya masa lalu yang buruk."
Azmi terdiam dan menunduk didepan Ahkam, dia berusaha memikirkan apa yang dia katakan tadi salah atau tidak.
"Sudahkan... Nanti kalo ketemu kamu harus minta maaf denganya. Sekarang balikin foto itu."
"Eh... Nanti dulu aku belum selesai."
"Kamu mau apalagi Azmi, kalo kejauhan bisa jadi gibah."
"Ini penting banget, tolong dong. Habis itu aku kembalikan fotonya."
Ahkam mulai kesal dengan Azmi sehingga hanya menekuk muka di hadapan Azmi, pembicaraan begitu serius. Azmi mengatakan sesuatu yang membuat Ahkam terkejut.
"Jadi itu dibatalkan kata mama kamu, karena itu keinginan dia sendiri. Dan sekarang kamu dapat kabar kalo Nurul akan pindah ke pesantren sebelah. Terus?"
"Gini sebenarnya Nurul itu cinta pertama aku, terus aku menjaga hubungan perjodohan ini biar Aisyah gak sakit hati. Aku lega kalo yang mutusin itu dia tapi harusnya kan aku senang Nurul pindah ke ponpes sebelah dan gak ada penghalang biar antara aku dan Nurul tapi ada yang mengganjal tapi aku gak tau itu apa."
"Jangan bilang kamu mau berpacaran dengan Nurul."
"Enggak astaghfirullah... Kan nanti kalau sudah lulus aku bisa serius gitu dengan Nurul, tapi ada perasaan yang aneh apalagi waktu ketemu dengan..."
"Dengan siapa Mi? Kayla?"
"Enggak bukan!" Reaksi Azmi begitu heboh saat Ahkam menyebutkan nama Kayla.
"Udahlah Mi kamu gak usaha bohong, emang wajar kalo kita naksir sama cewek." Ujar Ahkam mulai menjahili Azmi.
"Hah? Dia itu bukan tipe aku, aku gak mau dengan dia!" Ucap Azmi dengan lantang.
"Hus... Masa depan gak ada yang tau loh. Sudah jangan bahas begituan nanti kepikiran, cepat kembalikan."
Azmi menyerahkan foto ditangannya masih diam ditempat tidurnya.
"Astaghfirullah... AZMI!"
Azmi kaget saat Ahkam berteriak didekatnya.
"Jangan melamun Ya Allah..."
"Iya iya."
Azmi bangkit dan membantu Ahkam membersihkan kamar mereka.
Sebuah mobil berhenti didepan pondok pesantren tempat Kayla dan teman-temannya belajar, dari mobil itu ada seorang muslimah cantik bak bidadari.
Sehingga mata setiap santriwati yang ada disana memandangnya dengan kagum akan kecantikannya, dia menghampiri ustadzah Ruqayyah yang menunggunya didepan gerbang bersama Aisyah, Via, dan Kayla.
Pandangan Kayla tidak lepas dari gadis tersebut, gadis itu sadar akan Kayla yang tidak berpaling darinya dan hanya menatapnya. Lalu ia tersenyum dan Kayla membalas itu dengan senyuman.
"Semoga kamu betah ya disini, Nurul." Ujar Aisyah.
"InsyaAllah..."