Via dan Kayla sedang berjalan menyusuri koridor, mereka sedang mengangkat setumpuk buku untuk dibawa ke perpustakaan.
"Via?"
"Ya?"
Kayla memulai pembicaraan.
"Sebenarnya Aisyah itu kenapa?" Tanya Kayla, Via diam dan menunduk. Kayla masih menatap Via menunggu jawaban.
"Itu karena... Aisyah itu...."
"Aisyah kenapa, Vi?" Langkah Via terhenti saat melihat Aisyah ada di hadapannya.
"Kalian lagi ngobrol apa? Kok aku ada dengar namaku? " Tanya Aisyah sambil membantu Kayla mengangkat buku.
Kayla kehilangan kata-kata untuk menjawab pertanyaan Aisyah, tapi Via begitu tenang.
"Gini Syah, Kayla tadi nanya krudung yang kamu pake itu dari gus Azmi... Habis kemarin-kemarin kamu gak ada pakai krudung itu." Ujar Via, Kayla kaget dengan ucapan Via. Kalau Kayla mungkin dia akan berbohong hal yang sederhana tapi Via, dia berbohong sampai segitunya.
"Oh... Ahaha... Ini bukan dikasih gus Azmi, ini dikasih kak Azizah." Ucap Aisyah dengan nada yang sangat riang.
Kayla cuma cengengesan sambil melirik ke Via.
"Ayo kita ke perpus." Aisyah berjalan lebih dulu disusul Via dan Kayla, melihat Aisyah yang berbeda dari sebelumnya membuat Kayla bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi.
Selesai dari perpustakaan, Kayla dan teman-temannya berencana ingin membeli cilok di luar pondok.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." Sapa trio A yang baru saja masuk ke gerbang pondok pesantren putri itu.
"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." Jawab ketiga gadis itu.
"Kenapa kalian kesini?" Tanya Aisyah.
"Oh kami mau ketemu pak kyai, kalian sendiri mau ngapain?" Ujar Ahkam.
"Kita mau beli cilok didepan pondok, kalian mau?" Ujar Via.
"Makasih, kebetulan kami bertiga udah makan kok." Jawab Ahkam, Kayla melirik Via yang begitu menatap Ahkam.
"Ekhemm... Yukk, nanti abangnya keburu pergi loh." Ucap Kayla sambil menyikut Via.
"Oh ya Kayla?"
"Ya?"
"Kamu udah bikin susunan acara yang aku suruh kemarin?" Tanya Ahkam.
"Astaghfirullah, hampir aja aku lupa. Kayaknya nanti sore masih sempat bikin deh." Ujar Kayla yang tersadar melupakan tugas utamanya.
"Kamu ini, untung acaranya nanti minggu depan." Ujar Aisyah menegur Kayla.
"Ehehehe"
"Maklum aja, kan Kayla suka lupa orangnya." Sontak mereka tertawa mendengar candaan Via, kecuali Azmi.
Dari tadi matanya tidak berhenti menatap Kayla, tatapannya begitu datar. Kayla yang menyadari hal itu tersenyum pada Azmi, sontak itu membuat Azmi salting.
"Eh udah ayo, kalo kelamaan bisa-bisa kita dihukum sama pak ustadz." Ujar Azmi.
"Ya udah kita pamit dulu ya, Assalamu'alaikum." Ujar Aisyah.
"Wa'alaikumsalam."
. . . . . .
Setelah bertemu dengan kiyai trio A kembali ke pondok pesantren mereka, dari tadi wajah Azmi begitu datar seolah tidak ada semangat terpancar dari wajahnya.
"Hei Az? Kenapa?"Tanya Ahkam yang menyadari Azmi begitu diam hari ini.
"Kamu ada masalah Mi?" Tanya Aban menyentuh bahu Azmi.
"Aman kok." Azmi berjalan mendahului mereka, itu membuat Aban dan Ahkam jadi bingung.
Tak terasa hari semakin gelap setelah mengerjakan sholat magrib para santri diwajibkan untuk tadarus Al-Qur'an hingga tiba waktu isya.
Selesai sholat isya para santri langsung masuk kedalam kamar masing-masing, Aban mentap Azmi dengan penuh pertanyaan melihat Azmi yang berbeda dari biasanya.
"Gus? " Panggil Aban.
"Hm?"
"Kita kan udah temenan lama nih, kalo gus ada masalah cerita aja sama Aban." Azmi melirik Aban yang ada disampingnya.
"Serius kamu mau mendengar ceritaku?" Ucap Azmi, Aban hanya mengangguk dengan ekspresi ragu.