Kini Azmi dan Aban tengah duduk berhadapan di kasur masing-masing Aban menunggu Azmi bicara.
"Kamu tahu Azizah?" Tanya Azmi.
"Iya tau gus yang di pondok putri sebelah, kan?" Sahut Aban, Azmi mengangguk pelan sambil mengusap wajahnya.
"Kenapa dengan Azizah, gus?"
"Aku gak tau ini kabar baik atau kabar buruk, setelah lulus dari pondok aku bakalan menikah dengan Azizah." Ujar Azmi, seketika Aban membelak dan diam.
"Serius gus?" Ucap Aban tak percaya.
"Apa tampang ku tidak serius?" Seru Azmi.
"Enggak, terus Aisyah bagaimana gus?" Tanya Aban, Azmi menaikan alisnya.
"Kenapa dengan Aisyah?" Tanya Azmi bingung.
"Kan katanya gus sama Aisyah nanti kalo udah lulus dari pondok mau langsung nikah." Azmi tertenggun mendengar ucapan Aban.
"Siapa yang bilang begitu?"
"Gak gus kayaknya Aban cuma dengar gosip aja dari santri lain." Ucap Aban panik melihat Azmi yang menatapnya tajam.
"Aduh kamu ini... Kita gak boleh kemakan gosip ntar yang ada malah timbul fitnah." Ujar Azmi menahan tawanya.
"Maaf gus, Aban cuma sekilas dengar. Tapi gus gak suka gitu sama Aisyah?"
"Kalo soal itu perasaan aku ke Aisyah itu cuma sahabat masa kecil, gak ada perasaan lebih."
Aban ber-oh saja mendengar jawaban Azmi.
"Tapi gus kayaknya mulai tertarik sama seorang cewek." Ujar Azmi berbaring di kasur.
"Siapa gus? Mba Via?" Ucap Aban polos.
"Husss... Kamu ni nanti Ahkam marah lo kalo dengar." Celetuk Azmi.
"Oh bukan, kalo gitu mba Kayla?" Azmi cuma tertawa kecil mendengar Aban bertanya seperti itu.
"Kenapa ketawa gus?"
"Gak papa, kamu sendiri suka sama Aisyah, kan?" Ucap Azmi, seketika Aban menundukkan kepalanya.
"Udah gak papa, gak bakalan ada yang nelan kamu kok kalo kamu suka sama Aisyah." Aban memasang ekspresi ragu.
"Iya gus, Aban suka sama Aisyah. Tapi Aisyah katanya suka sama gus." Ucap Aban dengan nada seperti anak-anak.
"Kan katanya kita kan gak tau jodoh yang Allah tetapkan buat kita, udah ah tidur sana ntar malah di hukum pak ustadz." Ujar Azmi membalikkan badannya membelakangi Aban.
Aban pun berbaring dikasurnya dia menatap kearah langit-langit yang gelap, walaupun dia memiliki pribadi yang polos namun Aban hafal dengan ekspresi kedua sahabatnya apalagi Azmi.
'Jadi gus suka sama mba Kayla? Terus Aisyah gimana?' pikir Aban dalam hati.
H-2 menuju acara milad.
Kayla dari tadi bolak balik membawa kardus yang berisikan dekorasi terakhir yang harus dipasang di panggung, dengan langkah yang begitu cepat Kayla menuju panggung.
"Ini Syah dekorasi terakhir." Ucap Kayla menurun kardus didepan Aisyah.
"Masyallah Kayla, kok kamu kuat banget. Ini berat lo." Ucap Aisyah heran.
"Biar cepet." Ucap Kayla terkekeh.
"Kayla?"Via menghampiri Kayla sambil membawa sebuah map.
"Kenapa?"
"Nih Kay." Via menyodorkan map itu dan Kayla pun membacanya.
"Loh Via? Kok dananya banyak dicoret? Kok cuma segini doang dapet dananya?" Tanya Kayla bertubi-tubi.
"Kata pak ustadz banyak yang gak diperluin dan kemahalan." Ujar Via, wajah Kayla berganti menjadi cemberut.
"Tenang aja Kayla." Ujar Aisyah menepuk pundak Kayla.
"Aku kayaknya gagal deh jadi sekretaris." Ujar Kayla kecewa.
"Kamu gak gagal, kamu cuma perlu belajar aja lagi." Ujar Aisyah menguatkan Kayla.
"Iya tapi inikan diperluin banget buat acara nanti." Ucap Kayla kecewa.
"Mungkin buat juara 1 itu kebanyakan deh, Kay." Seru Via.
"Kebanyakan?"
"Iya, gini gimana kita bagi rata aja juara 1,2,sama 3 itu piala sama sertifikat. Terus juara harapan itu kita kasih piagam aja. Biar aja semua lomba begitu." Usul Via.
"Kayaknya bagus juga, kita bilang yuk ke Ahkam." Ujar Kayla, langsung menarik Via menuju ketempat Ahkam berada.
Aisyah cuma menggeleng sambil tersenyum melihat tingkah laku kedua temannya, Aisyah mengambil dekorasi dan hendak menggantungkannya tapi ternyata tidak sampai.
Hingga sebuah tangan muncul secara mendadak membantu Aisyah memasang dekorasi tersebut, pandangan mereka bertemu Aisyah dan Aban langsung buang muka slain arah dan mengucap 'Astaghfirullah' karena kaget.
'Masyallah, Aisyah cantik banget hari ini. Astaghfirullah apa yang aku pikirin sih!' Aban menggeleng-gelengkan kepalanya agar tidak memikirkan apa yang ia lihat tadi.
"Maaf, aku cuma pengen bantu." Ujar Aban malu-malu.
"Eh, aku juga minta maaf." Ujar Aisyah, mereka saling menunduk.
Aisyah yang ini adalah Aisyah yang sebenarnya, lalu Aisyah yang lain hanya terobsesi pada gus Azmi dan memiliki sifat kasar.
"Kalo begitu saya pamit dulu, permisi." Aban meninggalkan Aisyah yang masih berdiri ditempatnya.
'Ya Allah... Aku kaget setengah mati, masyallah ternyata Aban baik banget orangnya. Astaghfirullah apa yang aku pikirin sih.' pikir Aisyah dalam hati menahan ekspresinya yang masih tersipu.
Sesekali Aban melirik Aisyah yang masih sibuk memasang dekorasi, "Eh Aban jangan dilirik terus belum halal loh." Celetuk Azmi.
"Gus ngomong apa sih?" Ujar Aban gelagapan.
"Hmm... Malu-malu meong nih, udah halalin aja." Ujar Azmi menyenggol Aban.
"Udah jangan diomongin lagi gimana kalo yang lain dengar." Ujar Aban panik, Azmi tertawa melihat Aban yang salah tingkah setelah digodanya.
'Kayaknya Aban cocok deh sama Aisyah. Paling gak aku tenang kalo Aban nantinya nikah sama Aisyah, tapi ngomong-ngomong mana ya cewek berisik itu kok gak kelihatan.' Azmi menengok ke sekitar mencari Kayla, lalu dia melihat Kayla yang tengah berbicara bersama Via dan Ahkam, dia menatap Kayla dan merasa melihat iner beauty nya Kayla.
"Cantik."
"Apa yang cantik gus?"
"Eh gak papa." Azmi kaget saat Aban bertanya padanya, Aban pun melirik kearah tempat Azmi lihat tadi.
"Udah gus halalin aja, gak papa kok punya dua istri." Celetuk Aban, sontak itu membuat Azmi menatap tajam kearah Aban.
Aban menundukkan kepalanya saat melihat tatapan Azmi yang menyeramkan.
"Heh! Kamu ini!" Azmi menjitak Aban hingga Aban meringis kesakitan.