10. Wedding Day

27 3 2
                                    

Seminggu kemudian.

Seorang pria yang tengah berkaca membuat sudut bibirnya terangkat keatas melihat penampilan dirinya.

Ya, seperti yang kalian ketahui bahwa sekarang adalah acara pernikahan Dewa dan Dewi. Saat ini, dia tengah berkaca melihat dirinya yang sempurna dimatanya.

Teman se-tongkrongannya, lebih tepatnya teman se-tongkrongan SMA Dewa dulu, berombong-rombong datang.

"Papi, cie pulang-pulang langsung kawin. Lah gue kapan yak. " Frendly mengoceh sembari meratapi nasibnya.

"Lo mau, kawin? " tanya Dewa sembari membenarkan krah bajunya.

"Mau dong." ucap Frendly antusias.

"Entar setelah gue nikah, gue kenalin lo cewe." ujar Dewa dengan senyum nakalnya.

"Bener lo? oke gue tunggu. "

Empat teman Dewa merangkul dan memberi semangat kepada Dewa. Ya, mereka sudah mengenal Dewa sejak Dewa masih SMA bahkan mereka sudah membuat geng motor yang  disebut bernama "Anak papi. " katanya.

Mengapa disebut papi? Karena mereka   berempat biasa memanggil Dewa dengan sebutan Papi, karena Dewa adalah panutan dan juga orang yang memberi jajan pada mereka. Karena itulah mereka menyebut Dewa,"papi." Dan juga menamainya " Anak papi. "

"Kalo Papi udah ngak jomblo lagi, berarti ntar ada Mami dong. Kalo ada Mami,  kita masih tetep AP kan? " Bagas berpikir keras.

"Oh iya, ya kali mo diganti namanya, gak seru dong." Ehsan berujar.

"Eh iya, masa mau di ubah jadi "anak papi mami" Gitu." Damar pun ikut bingung.

"Iyalah, kalian masih anak Papi, bedanya sekarang ada Mami. " Dewa bersuara guna menyudahi perdebatan mereka.

"Yes!" Seru mereka.

Beberapa acara telah usai, saat ini adalah acara yang paling di nanti-nantikan oleh beberapa tamu undangan yang hadir, yaitu ijab kobul.

Kini, Dewa sedang duduk gugup disertai tangan yang basah juga keringat yang terus bercucuran di pelipisnya. Sedangkan Dewi, dia duduk disebelah Dewa.

Lalu ayahnya, Wijaya mulai mengulurkan tangannya didepan penghulu, Dewa pun membalas tangan Wijaya dengan keberanian juga kegugupan yang ada.

"Saya nikahkan enkau Dewa Aleksa bin Budi dengan Aleksa Dewi Yana binti Wijaya dengan maskawin seperangkat alat solat dan uang satu miliyar dibayar tunai." ucap Wijaya.

Dewa menghirup nafas dalam-dalam, dia mengeratkan pegangan tangan dari ayah calon istrinya itu.

"Saya terima nikahnya Aleksa Dewi Yana Binti Wijaya dengan maskawin seperangkat alat solat dan uang satu miliyar dibayar tunai. " jawabnya tegas.

Lalu mereka semua mengucapkan kata "sah"  dan membaca doa. Kini, sepasang orang yang baru bertemu beberapa bulan yang lalu telah sah menjadi suami istri.

***
Malam tiba, Dewa dan Dewi masih saja menyalami para tamu undangan, sejujurnya mereka lelah, namun para tamu masih terus berdatangan. Karena memang pihak keluarga mereka mengundang sanak saudara, teman, sahabat.

Tiba disaat, Aldy dan kedua temannya menyalami Dewa dan juga Dewi, mantan kekasihnya.

"Jaga Dewi Baik-baik ya bro, gue ikut seneng." Aldy tersenyum, tapi matanya hampir melelehkan sebulir air mata.

"Selamat ya Wi, aku kira kita masih bisa sama-sama tap-" ucapannya terpotong oleh ucapan Dewi.

"Suttt, aku maafin kamu kok, itu masalalu ngak usah dibahas." potong Dewi, Aldy memangguk mengerti lalu segera pergi dari sana.

***

(Pov Dewi, kata hati Dewi.)

Sedari tadi Dewi hanya duduk termanung disebuah ranjang kamar yang telah dihiasi dengan berbagai bunga.

Pelipisnya penuh dengan keringat, bahkan dia belum sempat membersihkan make up atau sekedar menganti pakaian, dia sedang gugup.

Sumpah ini apa? Gue dirumah Dewa? Apalagi sekarang gue istrinya, ini kaya mimpi. Baru kemarin gue kenal sekarang gue jadi- istrinya.

Gimana ntar kalo Dewa masuk, terus dia ngedeket lebih deket, deket lagi dan minta itu ngak, gue gak mau. Tapi kalo nolak kan dos- sa.

Sumpah ya, ini pengalaman pertama gue. Kali ini gue gak lagi duduk lagi, tapi lagi muter-muter sangking takutnya.

***

(Pov author.)

Dewa mulai membukakan pintu, terlihat disana Dewi yang masih lengkap dengan pakaiannya, sedangkan Dewa saja sudah berganti pakaian dan mandi.

Dewa mulai melangkah selangkah, Dewi pun mundur selangkah. Dewa menatapi Dewi lekat, lalu ia kembali memajukan selangkah, Dewi pun mundur selangkah.

Dewa berhenti lagi, lalu memajukan kembali langkahnya menjadi dua langkah, sama halnya Dewa Dewi pun memundurkan kembali langkahnya dua langkah sembari menatap Dewa lekat, seoalah Dewa adalah hantu yang dapat mencekiknya kapan saja.

Dewa memikirkan sesuatu hal, dia mulai menyusun rencana untuk mengerjai istrinya itu. Dia melangkahkan kakinya lima langkah, Dewi pun memundurkan kembali langkahnya, namun, karena dia tak sengaja menginjak gaunnya maka dia pun hampir terjatuh.

Beruntung Dewa dengan sigap menangkap tubuh mungil Dewi, mereka sempat beradu pandang. Namun akhirnya Dewi langsung berdiri dan menatap Dewa lekat.

Plakkk!!!

"Maksud lo apa hah! Megang badan gue! Lo mesum kann! " Dewi membentak setelah menampar Dewa.

                       TBC.
___________________________________________
Haaiii.

Setelah sekian lama gak up, akhirnya up wkwk. Maaf blom tau ijab kobul kek apa jadi kalo salah maklumin yak.

Jan lupa vote nya sayang, makasii.

Gadis Dingin I Miss you! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang