12.

33 3 0
                                    

Sepasang suami-istri itu kini tengah duduk di sofa yang tersedia di kamar mereka. Dewi menggerutu sakit dan memegangi perutnya, Dewa hanya menyaksikan istrinya itu dengan tatapan nyilu.

Dia sudah ber-ulang kali bertanya, tapi masih saja sama jawabannya adalah, gak papa, huh bosen dengernya, nyilu liatnya.

Dewi mengengam erat sofa itu dan sesekali menggerutu.

"Kenapa sih, kamu kok main rahasia-rahasiaan sama suami sendiri. " kini Dewa merajuk.

"Udah lah diem!" Dewi membentak, dan memegangi perutnya.

Dewa cemberut sendiri, dia yang marah tapi malah Dewi pun ikutan marah, dasar cewe.

"Keluar yuk, beli makanan atau apa gitu, aku mah nyilu liat kamu begituan." Dewa mengajak guna menghilangkan badmod yang kini melanda istrinya itu.

"Gak ah, capek." Dewi menolak.

"Ayo ah, daripada disini." Dewa masih membujuknya.

"Gak ah, udah malem juga mau kemana, mendingan di rumah." lagi-lagi Dewi menolak.

Dewa berjalan ke arah meja dan mengambil tas selempang Dewi.

"Ini tas nya, ayo buruan atuh, Wi."

"Iya-iya tapi kamu yang bawa tas."

"Kok aku, kalo kamu ngak mau ya ngausah bawa tas aja."

"Bawa, tapi kamu yang bawa aku males."

"Yaudah iya." akhirnya Dewa mengalah.

Mereka keluar kamar dengan wajah yang sama-sama cemberut, entah karena apa, hanya mereka yang tahu.

Dewi menunggu di depan rumahnya, Dewa sedang berada di garansi mobil untuk mengambil mobilnya, selepas itu mereka pergi ke arah taman yang tidak lumayan jauh dari rumah mereka.

Dewa memberhentikan mobilnya tepat di depan penjual jagung bakar.

"Kok berhenti." Dewi bertanya.

"Kamu mau ngak jagung bakar?"

"Ngak."

"Kamu mah ngak-ngak mulu dari tadi, tapi kalo aku si mau, jadi mau beli." Dewa membuka pintu mobilnya dan duduk di kursi yang disediakan oleh penjual itu, lalu memesan jagung bakar.

"Ih Dewaaaa... " Dewi berteriak kesal.

"Itu pacar mas nya ya? galak pisan, gak di suruh turun juga mas?" tanya penjual jagung bakar.

"Udah pak, biarin aja ntar juga dia turun sendiri." jawab Dewa santai.

Setelah dua menit, Dewi berada di dalam mobil menunggu suaminya itu. Akhirnya, dia memutuskan untuk keluar guna mencari udara sejuk, dan duduk di sebelah suaminya itu.

"Nah kan apa saya bilang." Dewa berbisik pada penjual jagung bakar yang di acungi jempol.

"Kalian bisik-bisik apa tuh?" sela Dewi, Dewa membungkam.

Dewa menawarkan jagung bakarnya, namun Dewi tetep kekeh menolak. Dewa pun melanjutkan makan jagung bakar di malam hari yang dingin itu.

Dewi menoleh ke arah suaminya, dia memandanginya dengan tatapan sedih,"minta, tapi ada syaratnya." ucapnya.

"Apa syaratnya?" tanya Dewa.

"Kamu jangan ngejek aku."

"Owh yaudah, aku pesenin lagi." Dewa hendak memesan namun Dewi mencegahnya.

"Eh jangan-emm aku maunya itu... " Dia menunjuk jagung yang di pegang oleh Dewa.

"Tapi ini ada bekas gigitan."

"Gapapa, kalo mesen lagi aku gak mau."

"Yaudah ini. " Dewa menyerahkan jagungnya lalu Dewi melahapnya dengan wajah ceria.

Dewa menyukainya. Menyukai istrinya itu, istrinya yang dingin, aneh dan cantik. Dia memandangi Dewi lekat, dia suka ketika melihat senyumannya yang terukir itu.

Akhirnya, dia bisa menghilangkan badmod dari seorang gadis yang dingin. Dia tersenyum bangga.

***

"Cantik pisan euy, dosenku." ujar Leon, yang sedang bersandar di sebuah sofa dan mengamati handphonenya yang berisi gambar dosen baru di kampusnya.

"Duh-duh buk, anak didikmu ini menyukaimu." dia menaruh handphonenya itu di pipinya seraya tersenyum.

Ya, Leon mungkin tengah di kabuti oleh api asamara. Dia menyukai seorang dosen baru, yang baru saja di kampusnya tadi pagi, dosen yang umurnya lebih darinya lima tahun. Dosen itu bernama Lidia, dosen yang terkenal cantik, baik dan juga ramah, satu hal lagi. Dosen itu belum memiliki suami.

Karena itulah Leon sangat-sangat menyukai dosen barunya itu, ah sungguh cinta pertamanya pada dosen itu.

"Wah anak Ayah ada yang lagi jatuh cinta nih." Ayahnya datang dan duduk menyadarkan lamunan Leon.

"Apaan sih Ayah, gak gitu juga kok." senyumannya terukir indah di bibirnya.

"Yah, si pengantin baru gak tahu diri itu di mana, pasti pergi lagi, pergi terus kerjaannya." lanjutnya.

Tbc.
Gantung ga?
Gatau si
Eh iya buat yg udh vote+komen makasiii banyak, yang belum cepet ya klik tombol vote, cuma sedetik kok:)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gadis Dingin I Miss you! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang