01

61 9 2
                                    

Dewi memasukan buku nan pulpennya ke dalam tasnya, setelah selesai ia berdiri dari duduknya dan berjalan untuk menemui kekasihnya, Aldy.

"Wi, mau kemana?" tanya Leni, teman sebangku dengan dirinya.

Dewi menoleh kebelakang ketika namanya di panggil, " Pulang." jawabnya.

Di sisi lain seperti biasa, kekasihnya itu sedang bercanda gurau dengan dua temannya.

Fajar dan Deni selalu menemani Aldy suka maupun duka. Bahkan saat Aldy ada di masa terpuruknya yaitu ketika dia sedang mengalami masalah dengan Dewi, mereka membantunya. Iya mbantu liatin doang gitu kan sama aja membantu, kata mereka sih gitu.

"Al." pangil Fajar ingin memulai obrolan.

"Hemm."

"Lo tau suci, anak kelas dua, tau ngak?" tanya Fajar.

"Oh yang katanya lagi booming itu yah karena kecantikanya." sahut Deni mencerna obrolan mereka.

"Ngak hanya itu, dia itu juga orangnya ramah. Cantiknya sih sebelas dua belas sama si Dewi, tapi bedanya kalo Dewi kan dingin, cuek nah kalo Suci itu ramah anget gitu. " jelas Fajar menjelaskan.

Aldy yang mendengar bahwa mereka menyebutkan nama Dewi langsung melirik mereka berdua dengan tatapan tajam.

Deni menepuk bahu Fajar cukup keras dikarenakan tak bisa menjaga mulut cerocosnya itu.

"Mulut lo belum pernah di pukul pake hak sepatu but jasmin ya!" bisik Deni.

"Gak gitu maksud kita Al, kita itu lagi nyeritain si Suci." Fajar menjelaskan kepada Aldy setelah menyadari bahwa ia bersalah.

"Suci siapa sih?" tanya Aldy penasaran.

"Itu yang dulu pernah gak sengaja nabrak lo di koridor." jawab Fajar.

Aldy menganggukan kepalanya mengingat kejadian itu, ya dia akuin Suci itu emang cantik. Karena mengingatnya Aldy tersenyum.

Al inget sama Dewi.

Sedetik kemudian ia mengingat Dewi. Dan membuyarkan ingatannya tentang gadis bernama Suci itu.

"Cielah inget Dewi Al, main senyum aja lo. " teriak Deni menyeruak di telinga Aldy.

"Al, menurut gue nih ya, Dewi sama Suci cantiknya ngak beda-beda amat tuh. Sama kalo dibandingin. Tapi Suci orangnya asik ramah enak diajak ngobrol nah si Dewi astagfirullah, masyaalah, subhanallah dinginnya. " celoteh Fajar tiada henti, Aldy nampaknya juga mendengarkan dirinya.

"Kenapa ngak lo putusin si Dewi terus jadian sama Suci?" lanjutnya.

Setelah mengatakan kalimat itu, tiba-tiba Dewi berada didepan mereka tepatnya didepan Aldy. Dan menatap kedua sejoli itu dengan tatapan tajam nan serius.

Sementara mereka malah cengengesan dan sekali-kali melambaikan tangan mereka.

"Kita pulang. " Ajak Dewi kepada Aldy.

Aldy yang melihat Dewi disana sudah benar-benar ketakutan akan perasaannya.

"I-iya." jawab Aldy gugup.

Aldy menatap dua teman kampretnya yang hampir membuat masalah pada dirinya.

"Bro gue balik dulu." ucap Aldy sembari ber-tos kepada mereka.

Aldy memakai helmnya, juga memakaikan kepada Dewi. Lalu menaiki motornya dan berjalan meningalkan mereka berdua.

Deni mengusap dadanya yang sempat sesak karena ulah mulut temannya itu, " Fiyuhh... Untung Dewi ngak marah, sujud syukurr." ucapnya.

Deni menatap Fajar geram, ia hampir mencopot sepatunya dan memukulkan sepatunya sebelum Suci datang menghampiri mereka.

"Permisi." Sapa Suci didepan mereka.

Mereka berdua cengengesan karena ada gadis cantik didepannya.

Fajar membenarkan rambut yang ia belah ke samping agar menambah ketampanannya.

"Eh dek Suci, mau ketemu aa ya?" ucapnya gombal.

Suci mengeleng ngeri, "Ngak, biasanya kalian nongkrong sama kak Al kan. Sekarang kak Al dimana?" tanya Suci kepada mereka.

Tatapan Fajar berubah ketika yang Suci cari bukan dirinya melainkan Aldy.

"Dia baru aja pergi nganterin pacarnya. " jawab Deni.

"Ooh, emm... Pacarnya namanya Dewi?" tanya Suci meyakinkan.

"Iya." sahutnya.

"Yaudah gue pulang dulu yah. " pamitnya lalu meningalkan mereka berdua.

***

Di tengah perjalanan seperti biasa mereka hanya berdiam saja, terkadang Aldy mengoceh begitu banyak dan hanya diberi angukan demi angukan oleh Dewi.

Karena itulah ia malas untuk bercerita lagi kepadanya.

Aldy melepaskan helm yang dikenakan Dewi setelah sampai di gerbang rumahnya.

"Gue masuk." pamit Dewi yang di beri angukan oleh Aldy.

Aldy melajukan kembali motornya, dan Dewi memasuki rumahnya.

Dewi mencopot sepatunya lalu meletakannya di rak sepatu. Ia memasuki kamarnya untuk mandi dan berganti pakaian.

Salam manis dari Aldy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salam manis dari Aldy.

Note: boleh angap castnya siapa aja
Terserah dunia imajinasi kalian yang penting
Vote, oke?.

Gadis Dingin I Miss you! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang