04

32 3 2
                                    

Deni dan Fajar sedang ngopi di warung mak Ijah, warung yang biasa dijadikan tongkrongan bagi mereka.

Aldy datang dengan wajah cemberutnya, dua temannya itu menatapnya aneh. Aldy duduk di pinggir Fajar lalu merapikan rambutnya yang berantakan akibat memakai helm dan angin yang menerjang dirinya.

"Lo kenapa? tumben wajah lo masam kek trasi basi." tanya Fajar menepuk bahu Aldy.

"Gue abis ketemu sama Dewi." jawab Aldy malas.

"Loh ketemu sama pacar kok mukanya kek trasi basi gitu." ujar Deni mengolok-olok sahabatnya itu.

"Ya masa gue cuma nganterin Dewi beli daleman sih, mana cewe semua lagi disana. Terus setelah beli eh langsung pulang, diajak makan, minum atau beli eskrim, nonton Bioskop tetep ngamau." jelas Aldy menjelaskan kejadian yang membuatnya kesal.

"Jadi lo masuk ke tokonya? Wuakakakak..." tanya Fajar diiringi tertawa.

"Lo kok mau sih, coba kalo anak SMA tahu. " tangkas Deni.

Tangan Deni bergerak membentuk seperti sebuah papan.

"Penguguman! Aldy yang tenar nan ganteng sesekolahan mengantar cewenya beli dalaman!" imbuh Deni.

"Wuakakakakak... " Kekeh Deni dan Fajar secara bersamaan.

Aldy menatap mereka dengan tatapan kesal, bukannya memberi solusi malah bikin suasana hatinya menjadi semakin buruk. Jika ia tahu mereka akan menertawainya ia tak akan menceritakan kejadian itu dengan mereka.

***

"Wa, kamu besok pulang ke indonesia yah." ajak seorang lelaki yang sedang berbincang dengan anaknya yang berada di luar negeri lewat ponsel.

"Tapi yah, Dewa masih banyak kerjaan disini." tolak Dewa, anaknya. Lantaran ia sedang banyak pekerjaan di Paris.

"Nanti di hendel adikmu, dia udah berangkat beberapa jam yang lalu, pokoknya besok kamu harus pulang." tegas Ayahnya mematikan ponselnya.

Tut

"Tap--."  ucap Dewa terpotong karena sambungan telponnya telah dimatikan.

"Selalu aja gini, disuruh pulang, tapi mendadak. " celoteh Dewa kesal menatap ponselnya.

Dewa memasukan baju dan juga perlengkapan lainya ke dalam kopernya, beberapa saat kemudian ia mendengar suara ketukan dari apartmentnya.

Dewa membuka pintu apartmentnya, dilihat ada seorang lelaki menggunakan jas coklat beserta kopernya.

Dewa menyuruhnya untuk masuk ke apartmentnya.

"Ayah kenapa sih, kok nyuruh gue pulang. Jangan-jangan lo yang minta tukeran kan? " tuduh Dewa kepada adiknya, Leo.

Leo meletakan kopernya,"enak aja lo nuduh, gue aja ngak tahu." tangkas Leo.

"Tapi emang lo yakin bisa kerja di negeri orang? gue sih ngak yakin lo bisa." lontar Dewa menyepelekan kemampuan adiknya.

"Semua akan beres bersama Leo. " jawabnya sembari membentuk jari berbentuk O.

"Sini gue bantu beres-beres biar lo cepet pergi." cetus Leo mengambil baju Dewa dari almari dan langsung memasukannya kedalam koper Dewa.

"Eh ini apartment gue yah, enak aja lo main ngusir-ngusir! " tegas Dewa.

"Biarin, lo kan akan pergi huaaa." sahut Leo menjulurkan lidahnya.

"Cih klakuannya masih aja kaya bocil, oh lo kan masih bocil." sindir Dewa.

"Enak aja, kita beda beberapa bulan doang bos! jangan sok belagu deh! " lanjut Leo menangapi sindiran Dewa.

"Sama aja, kita beda umur. Gue abang lo dan lo harus nurut sama abang yang ganteng kek gue." sahut Dewa.

Dewa melirik kearah arlojinya lalu bersiap-siap untuk menuju ke bandara.

"Eh jangan lupa Puppy kasih makan, awas aja kalo gue pulang Puppy kurus. Lo taruhannya." pesan Dewa membenarkan kancing-kancing jas nya.

"Ketimbang kucing doang lo segitunya." jawab Leo mendengar pesan Dewa.

"Gue berangkat, inget! jagain Puppy kasih makan dia, mandiin juga, oh ya,nanti kalo lo pulang ke Indonesia bawa puppy sekalian yah." tutur Dewa lalu membuka pintu apartmentnya dan berangkat menuju ke bandara.

Begitulah mereka jika bertemu, selalu debat padahal perkara hal kecil. Namun, jika tak ada perdebatan dengan keduanya maka itu akan terlihat aneh.

Tuh kukasih potret Dewa yang lagi ngendong kucingnya, Puppy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tuh kukasih potret Dewa yang lagi ngendong kucingnya, Puppy.

Votenya jangan lupa.

Salam author.

><

Gadis Dingin I Miss you! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang