Don't Leave Me

437 39 7
                                    

Author: Yourchill_gurl

"Una!" teriak Yeni dari kejauhan.
Aluna, gadis berambut pirang tersebut langsung membalikkan badan, lalu melambaikan tangannya.
Yeni tersenyum tipis dan langsung berlari ke arahnya. "Aku udah jadian sama Vian."

Mendengar perkataan Yeni, Aluna merasakan sesuatu yang bergejolak dalam dirinya.

"Se--selamat Yen," ucapnya dengan nada yang sedikit canggung,
Yeni memeluk sahabat masa kecilnya.

"Semua ini berkat kamu, Na."

"maksud kamu apa, Yen?"
kata Aluna yang kini telah melepas pelukannya.

Yeni tidak berhenti tersenyum karena hari ini adalah hari yang sangat spesial baginya.
"Kata Vian, dia ngedeketin kamu biar nggak canggung sama aku."

Satu tetes air mata jatuh di kedua pipi chubby-nya, untung saja Yeni tidak melihatnya.
"Na, aku duluan ya, Vian udah nungguin aku di rumah," ucap Yeni.

Saat bayangan sang sahabat telah menghilang, air matanya kini telah mengalir dengan deras. Sebelum ada yang melihatnya, Aluna langsung menghapus kedua air matanya, lalu melangkah pergi menuju taman yang berada di sekitar perumahan.

"Jadi, selama ini Vian anggap aku apa?" desah Aluna pelan lalu menyenderkan bahu di bangku.
Matanya masih menatap kosong tetapi air matanya lagi-lagi mengalir di kedua pipi chubby-nya.

"Aluna?"

Mendengar namanya dipanggil Aluna langsung mengedarkan pandangannya.

"Jeka?"

Lelaki yang disebut 'Jeka' langsung tersenyum karena sahabat lamanya tidak melupakan wajah tampannya.

"Kau masih mengingatku?"

"Tentu, wajahmu tidak berubah dari setahun yang lalu," jawab Aluna dengan nada yang sedikit meledek.

Jeka langsung mendudukan diri di sebelah Aluna.
"Ada apa?" tanyanya sambil mengusap pipi chubby sang sahabat menggunakan telapak tangan.

"Ti--tidak ada apa-apa." Aluna langsung menghapus air matanya dengan cepat lalu membenarkan posisi duduknya.

Jeka tersenyum tipis saat tahu bahwa Aluna sedang berbohong kepadanya, perlahan tangannya mulai bergerak untuk memeluk gadis yang sangat dia sayangi.

"Kau tidak bisa berbohong kepadaku," ucapnya dengan sedikit jeda. "Ceritakanlah, aku akan selalu ada di sisimu."

Mendengar perkataan Jeka, membuatnya sedikit tersentak dan berpikir sejenak. Apakah tidak apa? Karena dia tidak terbiasa cerita tentang lelaki. Aluna mulai membalas pelukannya lalu memberanikan diri untuk menatap Jeka.

"Aku rasa aku telah menyukai seseorang yang tidak tepat."
Bukannya membalas, Jeka menyuruhnya untuk melanjutkan ceritanya.

"Selama ini aku selalu ada buat dia, aku kira dia bersikap manis kepadaku karena mempunyai perasaan yang sama denganku. Tetapi, sahabatku lebih menarik perhatiannya dibandingkan dengan diriku."

"Aku yakin kau akan bertemu dengan lelaki yang tulus dibandingkan si brengsek itu," ucap Jeka sambil mengelus pucuk kepala pirang Aluna. Membuat Aluna kembali menatap Jeka dengan lekat.

"Aku harap itu akan terjadi."

"Tentu saja, gadis sepertimu tidak cocok dengan lelaki brengsek itu," kata Jeka dengan penekanan di kata terakhirnya.

Jeka menatap Aluna dengan intens, rasa rindu yang dia pendam selama ini, akhirnya mulai berkurang karena kehadiran gadis yang sangat berarti baginya. Selama ini, Jeka tidak pernah melihat Aluna sebagai sahabatnya. tetapi, dia memperlakukan dan melihat Aluna sebagai orang yang sangat dia sayangi dalam arti perasaan lelaki yang normal saat dia mulai menyukai seseorang.

Bangchin 2021( ONS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang