Author: wings_summer
Jung Yerin as Arin
Kim Taehyung as Tama
Park Jimin as ZidanDUK... BRAKK
"BUKA PINTUNYA TAMA! HEH! TULI YA LO!" teriak Arin tak henti, ia kesal. Emang ia punya salah apa sampai harus dikunci di kamar ini? Tama emang kurang duit---eh kurang asem.
Lelah. Akhirnya Arin pasrah dan duduk dipinggiran kasur sembari menunggu sang pelaku membukakan pintu. "Awas aja lo, Tam. Kelar hidup Lo bentar lagi, hahaha," ucap Arin pada dirinya sendiri.
Tanpa Arin sadari, Tama masih berdiri di luar pintu sambil bergidik ngeri. Kenapa Arin tertawa sendiri? Apa yang sedang Arin rencanakan? Tama juga berpikir keras tanpa sadar. Kadang istrinya bisa lucu dan menggemaskan walau sedang marah.
Istri? Ya. Arin adalah istri Tama. Mereka adalah pasangan hasil perjodohan yang telah menikah 3 bulan lalu. Entah kenapa mereka setuju untuk dijodohkan, walaupun mereka tidak saling suka.
"By?" panggil Tama setelah mengetuk pintu. Sontak Arin langsung mendekat dan menempelkan telinganya di pintu. Padahal walaupun tidak ditempelkan pun masih bisa terdengar.
"Aku mau keluar sebentar, kamu aku tinggal, ya? Sendirian berani, 'kan?" tanya Tama yang agak khawatir, bukan takut dengan manusia atau penjahat, tapi Arin memang takut sunyi apalagi ia masih dikunci dalam kamar.
"PERGI AJA SANA! BILANG AJA MAU CARI JANDA. GITU AJA BANYAK ALASAN."
"Jangan teriak-teriak, By! Disimpan aja suaranya buat nanti malam.
Aku pergi dulu. Tenang aja nanti aku beliin permen milkita kesukaan kamu."Arin mau membalas, tetapi langkah suaminya sudah terdengar menjauh.
Dan sekarang ... Arin benar-benar sendiri."IH! TAMA! KOK KUNCINYA NGGAK DIBUKA? HIKS ... HIKS." Sambil menangis dia kembali ke ranjang, menyelimuti seluruh tubuhnya dan kembali menangis sampai ketiduran.
***
"Arin masih teriak-teriak nggak, Pak?" tanya Tama kepada satpam yang berjaga di rumahnya. Ia memang menyuruh Pak Sapto---sang satpam---masuk ke rumah sebelum ia pergi. Takut Arin kenapa-kenapa. Bucin emang.
"Tadi teriak sih, Mas. Terus sekarang nangis kayaknya."
"Baik, makasih pak udah jagain permaisuriku." ucap Tama kemudian masuk ke dalam rumah.
Sepi.
Kata Pak Sapto, Arin menangis. Kenapa sepi? Biasanya kalau menangis Arin berisik sambil mengabsen nama-nama hewan, tetapi. Ah! Pasti Arin tertidur, dan Tama tau alasannya. Karna dari pagi Arin belum makan permen, makanya agak lemas. Bersyukurlah Tama, dia bisa mendapatkan bonus saat Arin tidur.
Pintu itu terbuka, menampilkan Arin yang tertidur dengan tidak elit-nya.
Tama hanya menggelengkan kepala, tidak habis pikir kenapa ia bisa menikahi perempuan yang tidak ada anggun-anggunnya seperti ini.Padahal dulu, ia membayangkan betapa indahnya setelah menikah. Salah satunya ia bisa melihat wajah damai sang istri saat tidur, tapi ini---mulut terbuka, pulau buatan, rambut singa dan ... Selimut yang hilang entah kemana. Sungguh Arin memang luar biasa.
Disingkirkannya anak rambut yang menutupi dahi Arin. "Kenapa kamu tetap cantik walau tidurmu seperti beruang hibernasi?" tanyanya pada diri sendiri kemudian terkekeh pelan saat melihat istrinya kembali. "Aku lupa seharusnya aku menyuruhmu mengganti celana dulu, kau tahu, Rin? dress-mu kemana-mana. Untung saja aku yang membukakan pintu." katanya lagi, dan mengecup seluruh wajah Arin lalu ikut berbaring di sampingnya . Tama juga ingin istirahat. Ia lelah, lelah memikirkan Arin setiap hari.
![](https://img.wattpad.com/cover/253468899-288-k816729.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangchin 2021( ONS)
RandomProjects pertama dari keluarga My Author Idol. Genre: bebas