Author: ashquamarine
"Totalnya tiga ribu won," ucap seorang laki-laki tinggi sambil tersenyum manis kepada pembeli di depannya.
"Terimakasih." Pembeli itu pergi setelah memberikan tiga lembar uang seribu won. Si kasir keluar dari meja kasir dan berjalan untuk menyetok beberapa barang di rak.
"Kau tidak pulang, Oppa? Bukankah shift-mu sudah habis?" tanya perempuan berambut pendek yang juga merupakan pegawai minimarket.
Laki-laki yang ditanyai—Seokjin—menghentikan aktivitasnya, lalu melirik ke arah arloji di pergelangan tangannya.
"Ah, benar juga .... kau tidak pulang, Eunbi? Bukankah besok kau masih harus bangun pagi untuk sekolah?"
Eunbi menggeleng. "Aku butuh uang jajan lebih, jadinya aku membantu Hoseok Oppa untuk melakukan shift-nya. Ibunya sedang sakit, jadi ia tidak bisa bekerja sekarang."
Seokjin menganggukan kepalanya. "Di mana Namjoon?"
"Tadi ia mengirimkan pesan kepadaku kalau dia akan sedikit terlambat hari ini."
Seokjin melepas rompi pegawai yang ia pakai dan menaruhnya di loker. "Aku pulang. Kalau ada apa-apa, telepon aku saja, oke?"
Eunbi melambaikan tangannya ke arah Seokjin yang mulai menjauh. "Hati-hati, Oppa!"
Seokjin melangkahkan kakinya keluar dari minimarket yang sudah menjadi rumah keduanya selama satu tahun belakangan ini. Ia hanya tinggal bersama ibunya. Kakaknya, Kim Seokjung, bekerja di kota yang jauh.
Pekerjaan sehari-harinya hanyalah kerja paruh waktu di minimarket yang cukup jauh dari rumahnya. Setiap hari ia pergi menaiki bus dari rumahnya ke minimarket selama kurang lebih setengah jam. Shift-nya dimulai pukul sepuluh siang dan berakhir pada pukul sembilan malam.
Helaan napasnya terdengar beriringan dengan langkah kakinya yang terus berjalan menuju halte bus. Pikirannya dipenuhi dengan bagaimana caranya ia bisa membayar uang sewa rumah secepat mungkin. Walau kakaknya masih terus mengirimkan uang kepada mereka, tapi uang itu juga belum bisa membantunya untuk melunasi biaya sewa rumahnya.
Mengutang pada Namjoon atau Hoseok? Ah, tidak mungkin. Seokjin sudah terlalu sering merepotkan mereka berdua.
Bagaimana dengan Eunbi? Hey, Eunbi saja rela menghabiskan waktu belajarnya untuk bekerja paruh waktu.
Saat sedang menendang kaleng bekas di depannya, netranya tak sengaja melihat seorang gadis yang masih berseragam SMA di halte bus.
Apa yang dilakukan seorang siswi di halte sendiriaan pada saat malam hari?
Padahal biasanya, halte itu akan benar-benar sepi setelah Seokjin pulang bekerja. Dengan ragu, Seokjin berjalan mendekati perempuan itu.
"Sedang menunggu bus?" tanya Seokjin. Perempuan itu terkejut dan menatapnya tidak percaya.
"Ka—kau bisa melihatku?"
"Tentu saja. Apa ada yang salah?" Dilihatnya wajah perempuan itu yang sudah sangat pucat.
"Aku ... sudah meninggal." Seokjin melebarkan matanya. "Ne—nee?"
Bagaimana bisa ... Seokjin secara tiba-tiba bisa melihat arwah?
"Disini ... empat tahun yang lalu," lanjut perempuan itu.
"Ka—kau sudah meninggal? Bagaimana bisa aku melihatmu?"
Perempuan itu menatapnya sendu. "Hanya kau satu-satunya orang hidup yang melihatku ... selama empat tahun."
"Bagaimana bisa? Sebelumnya aku tidak bisa melihat arwah ataupun hantu. Apa yang terjadi denganku?" Seokjin menepuk-nepuk keningnya, berusaha mengingat apa yang dilakukannya hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangchin 2021( ONS)
RandomProjects pertama dari keluarga My Author Idol. Genre: bebas