2.1

542 64 1
                                    

Malam semakin larut. Namun mata abu-abu itu belum juga terpejam. Pemiliknya hanya berguling kesana kemari dengan gelisah. Ia tak bisa tidur. Dua minggu sudah sejak kejadian dirinya mencium mudblood. Dan selama dua minggu pula ia tak bisa tenang saat berpapasan dengan gadis semak itu.

"Arggghhhh," pekiknya frustasi.

Ia menyingkap selimut hijaunya dan berjalan menuju ruang rekreasi. Mungkin membaca buku akan segera membuatnya mengantuk dan melupakan Granger sialan.

"Malfoy?"

Sebuah suara dari tengah ruang rekreasi membuyarkan pikiranya. Ia menatap sumber suara. Seorang gadis bersurai hitam tengah duduk sembari membaca buku. Sementara di meja terdapat sebuah cangkir yang entah isinya apa, coklat panas mungkin.

"Sejak kapan kau disana Greengrass?"tanya Draco dingin.

Gadis itu mengernyit. "Yang jelas, lama sebelum kau turun dari tangga dengan wajah seperti mendapat peringkat terbawah di semua kelas."

Pria itu mengangkat bahu tak peduli. Ia merutuki dirinya sendiri yang tidak menyadari keadaan sekitar. Apa dia nampak semengerikan itu? Wajah seperti mendapat peringkat terbawah di semua kelas. Demi Merlin, mimpi buruk macam apa ini?

Rencana untuk membaca buku entah mengapa terlupakan dari pikiranya. Draco hanya bermain-main dengan tongkat sihirnya setelah ia mendaratkan pantat di samping Greengrass kecil. Ia melafalkan beberapa mantra ringan seperti Wingardium Leviosa.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Astoria Greengrass tanpa mengalihkan pandangan dari barisan huruf yang berjajar di buku miliknya.

Draco berdecih. "Yang jelas bukan urusanmu!"

Tori mendengus berat. Tapi ia tak menangatakan apapun.

Sunyi.

Ah sebenarnya tidak terlalu sunyi. Suara dengkuran dari lukisan yang terpajang begitu mengganggu. Untuk hari-hari biasa, Draco mungkin akan marah. Tapi tidak hari ini, ia membiarkan suara dengkuran tersebut dan lebih memilih bersandar pada pegangan tangan sofa di sebelah kananya.

Ia menatap gadis yang tengah membaca buku di sampingnya. Dengan di terangi cahaya Lumos dari tongkatnya, wajah itu nampak begitu cantik. Walau rambutnya yang berwarna coklat nampak begitu megar. Tapi tak apa, dia tetap terlihat mempesona.

"Cih, Granger. Apa yang kau lakukan disini?" bisiknya sebelum terlelap.

Astoria menguap lebar. Sudah pukul 2 pagi dan ia belum tidur. Gadis itu menutup bukunya dan bersiap untuk kembali ke kamar.

"Malfoy apa kau tid-" Suaranya terhenti saat melihat pirang itu tidur dengan tenang.

Ia menggelengkan kepala. "Dasar Malfoy menyebalkan," katanya sembari tersenyum. Ia berjongkok di depan wajah Draco. Tangan mungilnya mengelus wajah pucat itu perlahan. Hingga ia berhenti bibir Draco.

Ia meneguk ludah kasar. Sebenarnya ia sudah lama sekali menyukainya. Tapi Draco bahkan tidak pernah melihatnya sama sekali. Ia menarik jarinya dari bibir Draco.

"Accio selimut," bisiknya sembari mengayunkan tongkat.

Sebuah selimut hijau sekarang telah menutupi kaki Draco. Pemuda itu nampak tersenyum di tidurnya. Ia menarik selimut itu hingga ke dada lantas memeluk dirinya sendiri dengan erat.

Astoria tersenyum melihatnya. Ia mencium kening Draco singkat, "Good night Malfoy."

***

Maaf ya teman2, baru bisa up, itupun cuma sedikit. Dan gada scene Hermione nya (wth).

Time TurnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang