2.3

496 49 3
                                    

"Draco ada apa? Kau nampak murung."

"Biarkan dia Pans! Mungkin dia mulai muak dengan sekolah menyebalkan ini," kata Blaise dengan nada sarkasme yang jelas.

Draco menoleh dan menatap pria berkulit gelap itu dengan malas. "Aku memang sudah muak sejak tahun pertama. Jika saja bukan karena Mom," bisiknya.

Diam. Tak ada yang melanjutkan pembicaraan lagi. Mereka semua larut dalam pikiran masing-masing. Putra tunggal keluarga Malfoy itu berkali-kali mendengus kasar, sembari mempercepat langkahnya. Ia berharap kedua sahabatnya tidak akan mengikuti kemana ia akan pergi.

Tepat sekali. Setelah melewati pertigaan, Pansy dan Blaise berjalan menyusuri lorong menuju asrama. Sementara dirinya menuju ke arah lain. Walau sempat mendapat pertanyaan dari mereka, Draco tak memberi jawaban apapun.

Ini adalah hari yang sial. Tunggu- tidak hanya hari ini. Ia merasa beberapa hari terakhir memang bukan keberuntunganya. Namun hari ini merupakan salah satu yang paling menyebalkan.

Diawali dengan bangun di Ruang Rekreasi, disentuh oleh Mudblood sialan, dikalahkan Potty dalam kelas Ramuan- yang mana itu adalah satu-satunya kelas ia bisa mengalahkan Granger, dan sekarang? Sekarang ia melihat Weaselbee sedang bersama Granger. Mereka berdua nampak saling bercanda.

Rahang Draco mengeras melihat Hermione tertawa atas lelucon Ron yang menurutnya sama sekali tidak lucu. Saat ini ia benar-benar ingin melancarkan salah satu kutukan tak termaafkan pada pria berambut menyala disana.

"That's should be me, Weasley!" geramnya.

Tanpa pirang itu sadari, Astoria Greengrass telah berdiri di sampingnya. Ia menatap Draco heran. "Apa ada masalah, Malfoy?"

"Apa kau buta?!! Masalahku ada tepat di depan matamu, itupun jika kau punya mata. Weasley sialan itu terus saja berusaha membuat Granger tertawa. Dia pikir dia siapa? Pria itu ben-"

Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Astoria telah memotong ucapan Draco, "Lalu? Apa masalahnya denganmu jika mereka bersama?"

Wajah Malfoy muda yang memang pucat menjadi semakin pucat. Mendengar pertanyaan Astoria membuatnya sedikit tenggelam menikmati monolog dalam otaknya.

'Apa masalahnya denganmu jika mereka bersama?'

Benar! Apa masalahku dengan itu?

Kenapa?

Kenapa aku peduli pada yang mereka berdua lakukan?

Toh mereka hanya kerikil kecil tak berguna.

Tapi, kenapa hatiku sakit saat melihat Granger bersama pria lain?

"Malfoy, apa kau baik-baik saja?" tanya Astoria sembari memegang dahinya, untuk memastikan bahwa dia baik-baik saja.

Draco memberi tatapan tajam pada Greengrass kecil dan menepis tanganya kasar. "Jangan. Menyentuhku. Greengrass!" tukasnya dengan penekanan di setiap kata.

Astoria mendengus. Ia mengangguk dan hanya bisa menyaksikan punggung Draco yang semakin menjauh. Melewati Ron dan Hermione tanpa mengatakan apapun, seakan-akan mereka berdua tak pernah ada.

"Padahal Granger sudah menghapus ingatanmu," gumamnya.

Time TurnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang