1.5

836 89 11
                                    

Berkali-kali Malfoy mendengus. Pansy tengah menceritakan hal bodoh padanya. Semuanya tentang Granger yang mengerikan. Demi Merlin, ia seakan hendak menjambak Pansy dan menutup mulut berbisanya. Lihatlah, sekarang ia tampak seperti Muggle.

Pansy menatap Malfoy yang tak bergeming. Ia memutar bola mata dan bertanya apakah pirang itu baik-baik saja. Tentu saja satu-satunya masalah hanyalah gadis Slytherin ini.

Setelah mengatakan selamat malam singkat, pria itu beranjak. Berjalan menuju ruang kebutuhan untuk melanjutkan eksperimennya. Owh ayolah, menjadi pelahap maut benar-benar menyebalkan. Belum lagi tugas untuk membunuh kakek tua, Dumbledore.

Matanya mengedarkan pandangan. Berusaha waspada akan berbagai kemungkinan. Nihil. Tak ada siapapun kecuali bangunan Hogwarts yang memuakkan. Langkah sepatu mahalnya bergema di sepanjang lorong. Sekali lagi ia mengawasi kanan kiri dan - Granger?

"Apa yang kau lakukan disini Granger?!"

"Bukan urusanmu Malfoy!"

Hermione tentu tahu apa yang akan terjadi. Draco pasti akan menyiapkan portal supaya para pelahap maut bisa masuk ke Hogwarts. Malam ini ia berusaha untuk mencegah hal itu agar tidak terjadi. Dan disinilah ia berdiri sekarang.

"Ini sudah lewat jam malam semak. Tunggu sampai petugas patroli menemukanmu disini!"tukas Malfoy sebal.

Si Rambut coklat membelalakan mata. "Kau pikir apa yang kau lakukan disini ha?!"

Tap tap tap

Tiba-tiba mereka mendengar suara langkah kaki mendekat. Seakan dikomando, mereka segera mematikan cahaya dari tongkat masing-masing. Dengan sigap Malfoy menarik Hermione supaya bersembunyi dibalik dinding agar tidak tertangkap.

Lama mereka berdiam diri. Mendengarkan langkah yang semakin dekat diikuti cahaya samar lentera. Dua orang berseragam Ravenclaw tampak berjalan berdampingan.

"Apa kubilang? Tidak ada siapapun disini!"

"Tapi aku yakin mendengar suara dari arah sini!"

Seorang siswi bersedekap sembari menatap partner prefeknya dengan kesal. "Kau sepertinya terlalu capek. Ayo kita selesaikan patroli ini dan segera istirahat."

Setelah kepergian prefek, sekarang Malfoy dapat bernafas lega. Ia menatap Hermione di depanya. Walau tampak samar, ia dapat melihat kemarahan terpancar dari si gadis singa. Pasalnya sekarang ia membekap mulutnya, dan memojokanya ke tembok.

"Kau berniat membunuhku Malfoy? Sedari tadi aku tidak bisa bernafas!" bisik Hermione dengan nada marah.

"Urus saja urusanmu Granger. Dan jangan mengikuti lagi!"

"Apa kau pikir aku mengikutimu Malfoy?!"

Draco mengambil tongkatnya dan mengucapkan mantra Lumos. Mata abunya menatap coklat madu Hermione. Sebuah seriangai khas Malfoy tergambar jelas diwajahnya.

"Banyak desas desus yang menyebut bahwa kau jatuh hati padaku Granger,"bisik Malfoy tepat di telinganya.

Hampir saja jantung Hermione jatuh. Aroma mint menyeruak indra penciumanya. Ingin sekali ia memeluk pria dihadapanya. Posisi mereka yang sudah begitu pas, serta tubuh Malfoy yang begitu dekat.

Belum sempat Hermione menjawab, tiba-tiba Malfoy mengecup bibirnya singkat. Sontak keduanya saling melotot. Dengan refleks Malfoy segera mendorong tubuhnya menjauh dari Hermione yang menyandar di tembok tak bergerak.

"Lupakan Granger!" Pekik Malfoy panik.

Ia segera berjalan menjauh dengan langkah tergesa. Tunggu saja sampai Lucius mendengar semua ini. Dengan segera pasti ia akan mengeluarkan Draco dari keluarga Malfoy.

"Apa yang kau lakukan Malfoy?!" tanya nya pada diri sendiri.

Saat ini ia tengah malu sekali. Mencium musuh bebuyutanya yang notabene seorang Mudblood? Owh ayolah, ini menjijikan sekali. Draco harap Salazar tidak bangkit dari kubur dan mengutuknya menjadi ferret untuk selamanya.

"Sialan! Apa yang ku lakukan?!"

Time TurnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang