Berita buruk.Sejak dua hari yang lalu, karena kesal yang melanda dan sikap Nala yang seakan tak perduli, Dimi memutuskan untuk marah pada cowok itu.
Terdengar kekanakkan memang, tapi begitulah keadaannya.
Nala itu teman Dimi sejak kecil. Meskipun sempat terpisah selama beberapa tahun, mereka akhirnya kembali menjalin ikatan persahabatan yang kuat hingga kini. Well, hingga dua hari lalu. Dimi sudah terlalu terbiasa dengan Nala yang terbuka padanya dan Dimi juga melakukan hal serupa. Setiap kali ada masalah, ada sesuatu yang mengganggu, berita buruk, berita baik, rencana project, gadis yang akan ditiduri, schedule minum bersama, apapun itu, Dimi akan selalu menceritakan juga meminta saran pada Nala dan dulu Nala pun begitu. Mereka itu sudah seperti buku harian masing-masing. Baik buruknya Dimi, Nala sudah tahu, begitupun sebaliknya.
Lalu Nala, entah apa sebabnya, membawa berita yang menurut Dimi sangat buruk dua hari yang lalu tanpa mengijinkan Dimi untuk sedetik saja bersiap. Cowok tengil itu mengatakan dia sudah resign dari kantor, lalu diterima kerja di perusahaan baru dan yang terburuk adalah Nala akan pindah ke Singapura mulai dari minggu depan, atau lebih tepatnya lima hari lagi. Benar-benar sialan. Lima hari loh, sementara Nala bilang dia sudah mempersiapkan segalanya sejak dua bulan yang lalu tapi cowok itu baru mengatakan padanya diminggu terakhir sebelum keberangkatannya.
Dimi nggak ngerti. Kenapa Nala resign? Kenapa harus menerima tawaran dari perusahaan lain disaat prestasinya di kantor luar biasa dan Nala juga nyaman disana? Kenapa Nala tidak mengatakan apapun padanya? Kenapa Nala terburu-buru? Dan kenapa Nala harus pergi? Itu saja. Hanya itu pertanyaan Dimi dan malam itu, ketika pada akhirnya Nala menyusul Dimi ke kamarnya, cowok itu hanya menjawab semua tanya Dimi dengan sebuah kalimat, " Ini hidup gue, Dim."
Gimana Dimi nggak kesal? Dimi ingin murka saja kalau dia bisa.
Makanya sejak dua hari lalu, Dimi memutuskan untuk menekan tombol pause pada hubungan persahabatannya dengan Nala. Titik dan tidak bisa diganggu gugat.
"Jadi ceritanya lo ngambek sama Nala karena Nala mau pindah ke singapura. Lo ngambek karena partner in crime lo pergi? Begitu?" tanya Genta, seorang pemilik cafe serta club malam langganan Dimi yang beberapa tahun terakhir memang jadi sangat akrab dengannya. Genta juga mengenal Nala, tentu saja.
"Yaiya, kalau lo jadi gue lo pasti kesel, Ta."
Genta mengedikan bahu. "Gue ini daritadi mencoba seolah gue ada di posisi lo, tapi kok gue ngerasa biasa aja ya? Marahnya lo sama Nala sekarang ini justru aneh buat gue. Nih ya nyet, gue kasih lo saran yang paling ajib sedunia."
"Apaan?"
"Nala kan mau pergi ke Singapura nih, pindah tu bocah tengil kesana. Betul?" tanya Genta dan Dimi mengangguk sebagai balasan. "Jarang ketemu lo dong nanti? Bakal jarang juga balik ke Indo dia, gue yakin seratus persen, apalagi kalau disana nemu cemewew dia. Dahlah, bye bye Indo. Kurang lebih begitu kan judul pembahasan kita kali ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer
Fanfic[INDONESIA - BL] Dimi itu, aduh... Agak sulit kalau harus menjabarkannya satu-satu, perlu sebuku penuh. Atau mungkin lebih. Intinya cowok itu adalah cowok yang paling anti deh sama yang namanya cinta. Ikatan serius dalam sebuah hubungan itu bukan Di...