Chapter 7

3 1 0
                                    

Song by : Payung Teduh - Resah
---------------------------------------------------------

4 bulan kemudian.

Yuda dan Yura sudah mulai kembali normal. Sudah tidak ada kecanggungan lagi diantara mereka. Mencoba saling melupakan ingatan yang telah berlalu.

Yura sudah mulai merelakan perasaannya kepada Yuda. Merelakan Yuda bersama orang lain yang dia cintai. Dan kini Yura sudah menemukan beberapa pria yang mengajaknya berkenalan. Mulai membuka hatinya bersama pria lain.

Sedangkan Yuda hanya bisa menatap Yura yang tengah sibuk berkenalan dengan beberapa pria. Yura selalu menunjukkan pria-pria itu kepada Yuda. Sesekali Yuda akan meledek Yura, berpura-pura menyukai pria yang dia tunjukkan.

Yuda sebenarnya tidak rela melihat Yura seperti itu. Tapi dia juga masih belum bisa menegaskan hatinya bahwa dia 'mencintai Yura. Masih banyak keraguan dalam hatinya.

...

Selama 4 bulan, semua berjalan dengan lancar untuk Yuda. Sampai tiba-tiba ada seorang mahasiswa yang menyebarkan berita tentang sesuatu yang sangat Yuda rahasiakan. Rahasia yang selalu membuatnya tidak bisa memutuskan perasaannya kepada Yura.

Berita tersebut dikirim melalui chat dari beberapa grup kampus, dan di dalamnya berisi sebuah foto screenshot yang diambil dari sosial media Facebook.

Foto tersebut menunjukkan dua orang pria yang saling merangkul dan tersenyum di depan kamera. Itu seperti foto biasa yang dilakukan oleh seorang pria bersama temannya. Tidak ada yang aneh dari foto tersebut. Tapi di dalam foto screenshot itu menunjukkan sebuah tulisan yang tidak biasa.

Aku dan pacarku.

...

Yuda POV.

Hari ini seperti biasa aku berangkat kuliah bersama Yura. Kini kami sudah kembali seperti sebelumnya, saling bercanda dan usil. Tidak ada kecanggungan lagi diantara kami.

Yura juga sudah mulai membuka hatinya untuk orang lain. Dan sebenarnya aku sangat tidak nyaman jika Yura bersama dengan yang lain. Aku masih belum bisa membiarkan dia berboncengan atau mungkin bercanda dengan pria yang bukan aku.

"Aku benar-benar tidak rela."

Tapi jika dia tetap mencintaiku, itu sangat menyakitkan untuknya. Mencintai seseorang dengan hati yang labil sepertiku sangatlah buruk. Lebih baik berhenti bukan?.

Setelah hampir setengah jam perjalanan, akhirnya aku dan Yura sampai di kampus. Sebelumnya aku mengantarkan Yura ke fakultas nya lebih dulu, setelah itu aku pergi menuju fakultasku dan memarkirkan sepeda.

Entah kenapa hari ini aku merasa ada yang aneh. Sepanjang perjalanan dari parkiran sepeda menuju kelasku, banyak orang yang menatapku. Beberapa dari mereka ada yang memberikan tatapan sinis dan jijik padaku.

Ketika aku sampai dikelas, aku melihat Ari sedang duduk sambil bermain dengan ponselnya. Kemudian aku menyapanya seperti biasa. "Pagi Ri?" Aku tersenyum.

Tiba-tiba Ari menunjukkan wajah yang tidak biasa dan terkejut melihatku. Dia sedikit berdiri dari duduknya dan terus menatapku aneh.

Aku pun bingung dengan reaksi yang Ari berikan, kemudian aku mencoba bertanya. "Kamu kenapa Ri?"

"A.. ak .. ku nggak apa-apa Yud." ucap Ari gugup. "Aku mau ke toilet ya, Yud." lanjutnya berlari keluar kelas.

Kemudian Ari pergi dan aku hanya bisa menggaruk kepalaku yang tidak gatal, merasa bingung dengan sikap Ari. Beberapa detik setelah Ari pergi, teman sekelasku yang bernama Bima mendekatiku sambil mengarahkan ponselnya ke wajahku.

Aku sangat terkejut melihatnya, foto aku bersama dengan Rio ada di dalam ponselnya. Dan sepertinya foto itu di dapat dari sosial media facebook milikku yang sudah jarang aku pakai.

Bima tidak hanya menunjukkan satu foto, tapi ada sekitar 3 foto yang di ambil dari hasil screenshot. Di dalam foto tersebut menampilkan aku dan Rio yang saling merangkul dan ada juga foto rio yang sedang memegang kepalaku, tersenyum kearah kamera. itu adalah foto saat aku masih memiliki hubungan dengan Rio, hubungan yang belum kita mengerti.

Sebenarnya dari ketiga foto itu tidak terlihat begitu mencurigakan, hanya saja karena caption yang ada di foto tersebut.

Kita akan selalu bersama.

Love.

Aku dan pacarku.

Seingatku, aku mengunci akun facebookku tanpa ada yang bisa melihatnya termasuk Rio dan Aulia. Tapi bagaimana Bima bisa mendapatkan foto itu?

Aku menatap wajah Bima yang berada di samping kananku. Bima seperti sedang menunjukkan wajah jahat padaku.

"Jadi... pacar kamu seorang pria Yud?" Sebelah bibir bima terangkat. "Pantes kamu deket banget sama Yura. Buat nutupin yaah.. hahaha kasian banget Yura ckckck."

Bima terus menunjukkan raut muka jahatnya padaku. Aku memang sedikit tidak bersahabat dengan Bima, karena aku merasa sepertinya dia iri denganku. Aku tidak tahu pasti kenapa, mungkin karena aku memiliki banyak teman dan juga keluarga yang baik.

Bima termasuk dari keluarga berkecukupan, bahkan hampir mirip sepertiku. Hanya saja dia memiliki orang tua yang kurang baik. Kedua orang tuanya telah bercerai dan Ibunya sudah menikah lagi. Sedangkan Ayahnya seperti selalu memberikan tekanan pada Bima dan juga melakukan kekerasan fisik padanya.

Aku sesekali melihat luka lebam di tubuhnya dan kadang dia terlihat sangat rapuh. Aku ingin sekali berteman dengannya, hanya saja dia memiliki sikap yang kurang ramah ke beberapa orang, membuatku jadi segan untuk berteman dengannya.

Bima memiliki 2 teman yang cukup dekat dengannya, tapi menurutku pertemanan mereka bukan pertemanan yang baik. Entahlah, mungkin itu hanya perasaanku saja.

Aku melihat sekeliling kelasku, mereka semua manatapku jijik.

"Yura dibayar berapa buat nutupin kamu Yud? Hahaha..." lanjut Bima tertawa jahat, kini bersama kedua temannya. Dan kemudian dia mendekatkan wajahnya kepadaku lagi sambil berbisik di telingaku. "Kasih tau dong. Aku juga mau nyewa dia nih."

Aku benar-benar tidak bisa menahan amarahku, aku lalu bangkit dan langsung meninju wajahnya. Aku memukul Bima dengan sekuat tenaga, dia juga balas memukulku. Kita saling memukul sampai datang dua orang dosen yang akhirnya melerai kita.

"Tidak ada yang boleh menghina Yura, orang yang aku cintai"

...

Aku tidak pandai dalam berkelahi, membuatku mendapatkan luka yang lebih parah dibandingkan Bima. Aku pun masih berbaring di ruang UKM menahan sakit. Saat ini jam sudah menunjukkan pukul 12 siang, seharusnya aku sedang makan bersama Yura.

"Ra, maaf ya hari ini kita nggak makan bareng dulu."

Sebelum pesan itu aku kirim kepada Yura, Yura sebenarnya sudah mengirimkan banyak pesan kepadaku dan juga panggilan telepon. Tapi karena ponselku ada di dalam tas saat itu dan tidak aku aktifkan nada dering di ponselku, membuat aku tidak tahu.

Setelah itu aku mulai memejamkan mata. Mencoba beristirahat, akan tetapi pikiranku tidak bisa diam untuk bekerja. Aku terus memikirkan tentang foto tersebut.

"Bagaimana foto itu bisa tersebar?"

Aku juga memikirkan kedua orangtuaku. Mereka sepertinya belum tahu tentang masalah ini, karena belum ada yang menghubungiku. Aku tidak tahu bagaimana respon mereka ketika mengetahui hal ini. Rasa takut mulai menyelimutiku, membuatku semakin tidak tenang.

Ketika aku mulai masuk ke alam mimpi, tiba-tiba saja aku merasakan ada tangan yang menyentuh wajahku. Aku akhirnya membuka kedua kelopak mataku untuk melihatnya.

"Yura?" ucapku pelan. Dan Yura memberikan senyuman padaku.

Yuda POV end.

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang