Part 6 (Finale) R

742 80 34
                                    

It's finale! komentar di setiap paragraf favorit akan sangat berharga bagi author 💗💗

⚠️Warning mature content⚠️ Diharap bijak dalam membaca.

"Selamat pagi Lily~~ Selamat pagi eomma~~ Selamat pagi duniaaa~~"

Minho mencium pipi Lily dan eomma nya, senyum dari telinga ke telinga terpajang di wajah pria itu.

Eomma minho menatap keheranan.

"Sepertinya kau bahahia sekali?"

"Tentu saja hari ini upacara pernikahanku"

Eomma minho masih mempertahankan ekspresi herannya, karena kemarin anaknya itu bersikukuh untuk menunda upacara pernikahan tersebut.

"Kau tidak bertemu dengan jiyeon kan?" Celetuk lily yang sedang merangkai bunga, alisnya ia naikkan beberapa kali untuk menggoda minho.

Telinga minho memerah,

"Aaaniiii, aku belum menemuinya!" Elak minho sedikit menaikkan nada bicaranya.

"Arrasso... Arrasoo, tunggu beberapa jam lagi, maka kau akan melihatnya" balas Lily.

Minho mengangguk dan menggaruk kepalanya.

"jika tidak ada yang bisa ku bantu disini, maka aku akan melihat dekorasi aula" tambah minho lagi dan langsung berniat angkat kaki dari tempat itu.

"Kau sudah membuat sumpahmu?" Tanya eomma minho sedikit keras, karena minho sudah melangkah menjauh.

"Sudah eomma, kau tidak perlu khawatir"
.
.
.
Minho baru saja mendapatkan paket handphone baru.

"Gomawo hyung" ucapnya menerima handphone baru tersebut.

Ia berbalik ingin menuju aula, namun kepalanya terarah pada kamar yang semalam menjadi saksi bisu apa yang telah ia lakukan dengan jiyeon.

Minho mendekat, ia terlalu penasaran untuk melihat bagaimana keadaan jiyeon saat ini, apakah ia baik-baik saja?

Minho berjanji hanya akan melihatnya saja. Pria itu menelisik dari celah jendela yang tidak tertutupi tirai.

"Huh tidak ada..." Samar-samar minho masih mencoba mengamati lagi isi kamar tersebut. Hingga akhirnya ia memegang daun pintu dan berusaha membukanya.

"Bos???" Pintu luar tersebut terkunci dan tak kunjung ada jawaban dari jiyeon.

Minho dengan berlari memutar taman menuju pintu rumah utama dan bergegas ke kamar jiyeon. Ia merutuk mengapa rumahnya seluas ini.

"Jiyeon.....!" "Bos......!"

Minho juga mengetuk pintu itu, tetap tidak ada jawaban. Akhirnya ia membukanya dan masuk.

Kamar tersebut sudah bersih rapih, tidak ada jiyeon disana.

"Bos kau di kamar mandi?" Seru minho lagi, kaki panjangnya berjalan ke arah kamar mandi, dan membuka pintunya. Kosong juga. Matanya bergerak tak tenang.

Minho segera keluar kamar dan mencari di setiap sudut rumah itu.

"Jiyeon!? Jiiii!? Bos jiyeon!?"

Tangan pria itu merogoh handphone baru dari saku celananya. Ia mencoba menghubungi jiyeon. Namun telephonenya masih belum berbalas.

Jiyeon masih belum ia temukan dimanapun.

Tak terasa minho berlari hingga sampai ke tempat danau buatan di belakang rumah. Nafasnya yang terengah di sambut dengan suara lembut dari balik telephon.

"Hallo, dengan siapa ini?"

"Hah hah hah, syukurlah" ucap minho berpacu dengan nafasnya yang masih belum teratur. Mata bulat itu akhirnya menangkap seseorang yang sedari tapi ia fikir sudah pergi dari pulau ini.

The Proposal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang