break

943 50 1
                                    

June sudah lelah, dia sudah muak dengan hubungan mereka. Bukan june sudah tidak mencintai bobby lagi. Tidak, rasa itu masih sangat melekat dihatinya. Tapi bukan seperti ini konsep hubungan yang dia inginkan. Hanya berisi sex sex dan sex. Bahkan sejak awal june sudah menegaskan bahwa dia tidak ingin konsep hubungan FWB, tapi hubungannya sekarang bahkan tidak jauh berbeda dengan FWB. June mulai meragukan perasaan bobby padanya. Sekarang june mulai merindukan saat dirinya masih sendiri. Dia bisa melakukan banyak hal yang diinginkannya dan memiliki waktu yang cukup untuk tidur dengan nyenyak dan berkualitas. June ingin beristirahat dari hubungannya dengan bobby. Dia ingin menata kembali hati dan pikirannya serta memikirkan kembali akan dibawa kemana hubungan mereka kedepannya. Dan hari ini june mantap akan mengatakannya semua pikiran dan apa yang dia inginkan pada bobby.

June mengajak bobby untuk bertemu diatap gedung fakultas nya. Kebetulan bobby memiliki waktu beberapa jam sebelum jadwal rekaman miliknya.

Bobby datang dan langsung memeluk june yang sudah menunggunya beberapa menit yang lalu.

"Ada apa babe, tumben mengajak bertemu" ucap bobby setelah melepaskan pelukannya. June tersenyum dan menatap mata bobby dalam.

"Bob, aku pengen ngomong sesuatu" balas june.

"Aku pengen kita break" lanjut june lagi. Bobby terdengar kaget mendengar ucapan june.

"Break? Tapi kenapa?" Tanya bobby bingung, apakah dia memiliki kesalahan?

"Hubungan kita sudah gak sehat bob" jawab june mencoba tenang. Sebenernya dia juga ingin menangis sekarang.

"Apakah aku melakukan kesalahan?" Ucap bobby kembali bertanya.

"Entahlah, mungkin aku yang salah, atau kau atau kita sama-sama salah. Biarkan aku menata kembali hatiku dan memikirkan ulang tentang hubungan kita bob. Mungkin aku yang terlalu lemah dan tidak bisa memahami dirimu. Maafkan aku" ucap june. Airmata mengalir dimatanya, ah runtuh sudah pertahanannya. Bobby memeluk june dengan erat, hatinya sangat sakit melihat june menangis.

"Tidak bisakah kita tetap seperti ini?" Tanya bobby. June melepaskan pelukan bobby dan menatap matanya dengan dalam.

"Aku mencintaimu, tapi Tidakkah kau mengerti ? Aku sudah lelah dengan hubungan kita. Status kita memang berpacaran tapi bahkan komunikasi saja tidak pernah. Aku yakin bahkan kau tidak tahu kalau aku mengalami pembullyan karena fansmu. Bahkan kau tidak pernah mengatakan kalau kau mencintaiku yang membuatku ragu bagaimana perasaanmu padaku" jelas june.

Mendengar perkataan june membuat Bobby merasa marah pada dirinya sendiri, bagaimana bisa dia tidak menyadari pembullyan yang dialami june gara-gara dia. Bobby juga merasa bersalah karena selama ini bahkan tidak sekalipun ia pernah mengatakan mencintai june. Yang dia lakukan hanyalah mengklaim june. Bahkan june jugalah yang mengajaknya berpacaran. Ah bobby sangat bodoh selama ini karena hanya memikirkan dirinya sendiri, padahal ada seseorang yang dengan setia menunggunya.

"Mianhe june, mianhe. Aku sangat mencintaimu jun, sungguh. Tidak bisakah kita tetap seperti ini?" Ucap bobby dengan wajah memelas.

June menghembuskan nafasnya berat. Keputusan ini juga tidak mudah baginya. Namun dia juga tidak bisa mundur sekarang. Biarlah nanti dia menyesal, sekarang menyelamatkan hatinya jauh lebih penting.

"Maaf bob. Aku disini tidak untuk berunding dan menawarkan padamu. Aku hanya memberitahumu keputusan yang aku buat. Aku tahu aku egois. Tapi tolong biarkan aku egois sekali ini saja. Dan jika kau benar-benar mencintaiku, tolong simpan kalimat itu dan katakan saat aku kembali lagi" june kemudian memeluk bobby dengan erat.

"Mianhe bob, mari kita bertemu lagi sebagai orang baru dalam suasana yang baru dan ayo kita jatuh cinta lagi saat itu". Setelah mengatakannya dengan berat hati june berbalik meninggalkan bobby yang menangis melihat kepergian june. bobby sangat menyesal sekarang. Bagaimana bisa dia mengabaikan orang yang sangat dicintainya. Ah menyesal sekarang tidak akan berguna. Yang bisa dilakukannya sekarang adalah memperbaiki diri sampai pada pertemuan mereka berikutnya.

Thats XX (Short Story-END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang