《■■■■■》
Cahaya terang membuat mata Abe terasa begitu sakit. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya sejenak, berusaha menyesuaikan dengan keadaan sekitar."Syukurlah Anda sudah sadar!" seru seseorang.
Leher Abe terasa berat sekali menoleh. Ia menemukan seorang pria dengan seragam perawat tengah berdiri di sampingnya sambil tersenyum ramah sekaligus lega. "Di mana saya?" tanya Abe lemah, napasnya masih begitu terengah-engah.
"Anda berada di rumah sakit. Kami menemukan Anda tak sadarkan diri di Vaggard. Kondisi Anda parah sekali saat itu. Anda bahkan sudah mengalami koma selama lima hari. Syukurlah nyawa Anda masih tertolong," jelas perawat itu.
Abe menengadahkan wajahnya, menatap langit-langit ruangan. Pertarungan di lorong hari itu. Ia ternyata masih selamat. Entah bagaimana kondisi tubuhnya saat ini, terutama kepalanya. Ia ingat, pertarungan itu baru berakhir ketika ia membenturkan kepalanya dengan kepala Calum. "Bagaimana kondisi teman-teman saya yang lain?"
"Kami menemukan empat orang bersama Anda. Mereka semua tidak tertolong. Tiga di antaranya tewas tertusuk dan satu lagi mengalami cedera amat parah di kepalanya. Tulang tengkoraknya hancur." Perawat itu memaparkan dengan penuh hati-hati. Barangkali takut Abe masih trauma akan lukanya dan justru menjadi tidak stabil mendengar kondisi teman-temannya. Namun, reaksi Abe justru menunjukkan sebaliknya.
Lelaki itu tersenyum tipis. Ia tak terkejut sama sekali. Ia telah menduga bahwa Louise dan Ryan tak akan bisa selamat. Itu jelas lebih baik. Jika mereka selamat, maka mereka bisa membongkar identitasnya sebagai penduduk Avalon. Sedangkan Calum, cih, dia ternyata masih sama lemahnya! Dia tetap saja kalah dari Abe!
"Omong-omong, Tuan, ada yang ingin bertemu dengan Anda. Dia telah menunggu selama lima hari. Bolehkah saya mengizinkan dia masuk?" tanya perawat itu lagi. Abe mengangguk pelan. Perawat itu melangkah keluar, meninggalkan Abe yang memejamkan mata. Tubuhnya masih terasa sakit sekali bekas pertarungan itu, terutama kepalanya yang masih terasa pening. Ugh! Pasti membutuhkan waktu yang lama sekali untuknya bisa sembuh total. Dasar Calum sialan! Untung saja bajingan keparat itu sudah mati. Ia pasti telah membusuk di neraka sekarang.
Pintu ruangan terdengar berderit. Langkah kaki seseorang terdengar memasuki ruangan itu. "Aku tahu sesuatu tentangmu."
Abe membuka mata mendengar kalimat penuh teka-teki itu. Matanya membeliak melihat sosok yang berdiri di hadapannya. Sosok yang sungguh ia harapkan tidak akan pernah ia temui. Pria itu tersenyum miring, matanya berkilat licik menatap Abe.
《■■■■■》