《■■■■■》
"Chamomile?" tanya Ryan di ruang tengah Vaggard lagi dan lagi. Sejauh ini pembunuh masih tak ditemukan walaupun dengan beberapa bukti kuat.
Louise mengusap wajahnya dengan gusar. Ketakutan di dalam dirinya semakin membesar apalagi ia baru saja kehilangan orang terkasihnya - Odora. Ia memberanikan diri untuk bertanya, "Apa perlu kita panggil polisi lagi?"
Abe menggeleng keras. "Sadar atau tidak. Semakin kita gencar mencari bukti, maka pelakunya semakin gencar membunuh salah satu dari kita. Lihat! Saat kita berunding pertama kali untuk membahas kematian Klaus, tak lama Rowena terbunuh. Lalu Odora mencari bukti dan memanggil polisi, akhirnya Odora ikut terbunuh juga bukan?"
Semuanya mengangguk tanpa sadar. Mereka terdiam dengan pikiran kalut mereka masing-masing.
"Aku takut jika giliranku yang terbunuh setelah ini," Hani menundukkan kepalanya, "dan aku merasa tak bisa mempercayai satu orang pun dari kalian."
"Kenapa kita tidak menyatukan bukti-bukti saja? daripada menduga - duga seperti ini," usul Ziggy yang diikuti anggukan kepala Zagga.
Ryan menghisap rokok terakhirnya kemudian membuang putungnya di lantai, "Oke. Bagi tugas lagi? Yakin?"
Tanpa menunggu jawaban yang keluar dari mulut masing - masing orang, Louise langsung mengeluarkan bukti yang telah didapatkan Odora. Membuka berkas - berkas otopsi kematian Rowena dan mencari apa yang dapat dicari selain cairan Batrachotoxin. Yang ada hanyalah hubungan terdekat dengan sang korban.
"Rowena dekat dengan Abe juga?" tanya Louise. Abe tersentak, ragu - ragu untuk mengangguk. Ia lebih memilih untuk meminum minuman beralkohol di depannya.
"Setauku kamu datang dari Avalon, Abe." Ucapan Louise yang kali ini membuat Abe menyemburkan minumannya.
Abe buru - buru mencari alasan dan menjawab pertanyaannya dengan cepat, "Bukan. Bukankah Ziggy dan Zagga yang datang dari Avalon? Kamu salah mengira Lou! Memang ada dua orang yang datang dari Avalon tapi bukan diriku."
"Wow, wow, santai saja menjawabnya, Abighail," ujar Ryan dengan tersenyum aneh.
Ziggy hendak berseru marah mendengar tuduhan Abe namun urung saat dihentikan Zagga. "Aku kira Ryan pelakunya. Bukankah dia yang haus kekuasaan hm?" Zagga berusaha menuduh lainnya, ya bukankah tidak ada yang bisa dipercaya?
"HEI! Bicaralah yang benar!" balas Ryan tak kalah keras ke arah Zagga.
Kepercayaan semakin tak ada diantara mereka. Menuduh satu sama lain hal yang dapat dianggap lumrah di kondisi ini. Bahkan mereka lupa tidak melaporkan mayat Odora.