🎉 New Santri 🎉

63 6 2
                                    

Cerpen : New Santri
Karya : Citra Nurinna W
Akun wp : citanurinna

______________________________________________

Malam yang dingin, angin berhembusan mengenai kulit gadis cantik, bulu mata lentik, mata biru, khimarnya berwarna maroon menyatu cantik dengan kulitnya yang putih. Biasa dipanggil Safa, ia sedang duduk diteras depan rumah berhadap - hadapan bersama sang abi. Mereka saling menatap.

"Kalau kamu kalah, abi masukin kamu ke pesantren ya?" Tawar sang abi dengan sesekali ia menyeruput kopi yang ada didepannya.

Safa menimang - nimang tawaran abinya. "Oke!" Balas Safa mantap. Tak ada salahnya juga ia masuk pesantren.

Kali ini mereka akan bermain kuis tajwid, ada 10 pertanyaan tajwid yang harus Safa jawab dengan waktu 10 menit. Satu soal maka waktunya hanya 1menit. jika Safa menjawab dengan salah sampai tiga kali atau Safa tak sempat menjawab pertanyaan selama tiga kali, maka dirinya bisa disimpulkan. KALAH.

"Abi mulai ya?" Ucap sang abi, tangannya bersiap menyalakan stopwatch dari handphone yang diletakan dipangkuannya. Safa mengangguk antusias.

Setelah mendapat anggukan dari Safa, abinya dengan segera memencet tombol (mulai) pada stopwatch.

Pertanyaan demi pertanyaan terjawab lancar oleh Safa, sepuluh menit berlalu. Dan Safa telah berhasil menjawab 9 pertanyaan dengan lancar, ya gapapa setidaknya ia hanya kelewat satu soal saja. tapi entah hasilnya yang akan lancar juga atau ada yang salah?.

Abi tersenyum puas, ia mendapati dua pertanyaan yang tak dijawab tepat oleh Safa ditambah satu pertanyaan terlewat. Akhirnya, setelah kesekian kalinya, ia bisa memasukkan Safa ke pesantren.

Melihat gelagat abinya yang aneh, Safa sedikit curiga dengan hasilnya. Dengan kerutan didahi, "gimana bi?" Tanya Safa sedikit was - was.

"Salah tiga." Balas sang abi dengan senyuman yang tetap terpatri diwajahnya.

Safa bingung, perasaan ia menjawab semuanya dengan benar. Lalu dimana letak salahnya? "Kok bisa? Yang mana yang salahnya bi?" Tanya Safa penasaran.

"Pertama, (addunya) bacaan apakah itu? Lalu jawaban Safa adalah idghom bighunnah. Padahal salah," jelas sang abi,

"Kok salah? Kan apabila ada nun mati atau tanwin, bertemu dengan huruf ya', nun, mim, wau, maka wajib dibaca idghom bighunnah. Iya kan?" Protes Safa tak terima.

"Itu kalau dua kalimat seperti (man yakulu) maka kalau dibaca jadi (mayyakulu), kan tadi abi bilangnya (addunya), nah itukan satu kalimat. Jika dua kalimat maka dibaca idghom bighunnah, jika satu kalimat maka dibacanya idzhar kilma." Jelas sang abi, tapi Safa masih tampak berfikir. "Safa masih ingat?" Tanya sang abi.

Setelah loading otak Safa, ia teringat kembali soal itu. "Ohhh iya, Safa tadi lupa. Hehe," kata Safa dengan kekehan ringan.

Abinya menggeleng - nggelengkan kepala. "Yang ke-dua, ada berapakah kalimat fi'il itu? Eh, Safa bilangnya ada dua, terus cuman disebutin mudhorek sama madhi. Yang amarnya kemana? Kan amar juga termasuk kalimat fi'il, sayang." Jelas sang abi menarik hidung mancung putrinya, dengan gemas.

Mata safa mengerjap, ia berfikir. Dan lagi - lagi tadi ia kurang konsentrasi membuat dirinya lupa. "Oh iya ya," ujar Safa menyetujuinya. "Kalau tetangga kita yang bernama amar itu, apakah ia keturunan seseorang bernama fi'il?" Canda Safa.

Abinya terkekeh, ia beralih mencubit kedua pipi tembam Safa dengan lembut. "Gak gitu juga,"

Setelahnya mereka tertawa bersama.

Liburan BerkaryaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang