🎁 Hadiah Untuk Papah 🎁

98 11 6
                                    

Cerpen : Hadiah Untuk Papah
Karya : Tiara Tri
Akun wp : Tiaratrii22

______________________________________________

Pagi itu mentari telah bersinar cerah, seorang gadis yang memakai hijab warna putih, dengan seragam SMAnya sedang berjalan memasuki gerbang sekolah.

Diperjalanan menuju kelas banyak orang yang menatapnya sinis, ada juga yang berbisik-bisik. Gadis itu tidak menghiraukan tingkah laku teman-temannya saat ia sedang berjalan melewati mereka, karna hal itu sudah biasa. Ya, setiap pagi dia selalu mendapat tatapan sinis dari teman-temannya. Alasannya dia sudah tahu, karena dia memakai hijab.

Gadis itu selalu bertanya-tanya, mengapa karena dia berhijab, teman-temannya selalu menatapnya sinis? Malah pernah mencaci dan memakinya, padahal hijab itu adalah kewajiban setiap muslimah. Dia bersekolah dikalangan orang-orang kaya, dan kebanyakan siswinya tidak memakai hijab.

Sofa Putri Marawah, namanya. Gadis yang bersekolah di SMA Dirgantara karena mendapatkan beasiswa. Sofa berasal dari keluarga yang sangat sederhana, namun dia tidak malu dengan kondisi ekonomi keluarganya. Ayahnya adalah seorang tukang becak, dan ibunya bekerja sebagai tukang cuci.

Disekolahnya, Sofa tidak mendapat banyak teman. Yang mau berteman, bahkan mau bersahabat dengannya hanya satu orang.

Sahabatnya bernama Siti  Khoerunnisa, dia memang tidak berhijab. Akan tetapi, Siti tidak seperti teman-teman yang lain, yang selalu memaki dan mencaci Sofa. Bahkan saat Sofa dibully, Siti lah yang selalu membelanya.

Dan saat Sofa meminta agar Siti menjauhinya karena tak ingin Siti ikut dibully oleh teman-temannya, Siti selalu menolak dan selalu mengatakan, 'Sahabat itu harus selalu ada untuk sahabatnya, di saat suka maupun duka. Jadi aku gak akan ninggalin kamu, apapun yang terjadi. Karena aku adalah sahabat kamu, begitupun sebaliknya'.

Sofa sangat bersyukur memiliki sahabat seperti Siti, dia kira di sekolah ini tidak akan ada yang mau berteman apalagi bersahabat dengannya. Namun, dugaannya salah karena masih ada orang yang mau menemaninya.

Kala itu Sofa terus melangkahkan kaki menuju kelasnya, teman-teman yang sekarang sedang berada di koridor masih menatapnya sinis sambil berbisik-bisik. Namun, hal itu masih tak ia hiraukan.

Akan tetapi, saat beberapa langkah lagi dia masuk ke kelasnya. Tiga orang gadis menghadangnya, dengan tatapan jijik.

"Heh? Cewek so alim!" panggil seorang gadis sambil berkacak pinggang.

"Kamu panggil saya?" tanya Sofa.

"Yaiyalah, siapa lagi cewek so alim di sini selain elo." Gadis itu memutar bola matanya malas.

"Ada apa ya? Dan mohon maaf, sudah saya tekankan sebelumnya, kalau saya ini hanya manusia bisa dan saya tidak merasa kalau saya lebih baik dari kalian semua. Saya hanya sedang berusaha memperbaiki diri, apa itu salah?" tanya Sofa.

"Ya jelas salah, karena lo udah caper sama cowok-cowok di sini dan sama guru-guru."

"Maaf saya tidak mencari perhatian pada mereka," ucapnya.

"Halah! Ngaku aja lo! Lo pake hijab kayak emak-emak gini, karena caper sama mereka 'kan?" tanya gadis yang memakai bando.

"Astagfirullah, saya tidak pernah berniat seperti itu. Saya memakai hijab karena ini adalah kewajiban setiap muslimah, dan karena saya juga sayang Ayah."

"Gak usah ngeles deh lo! Dan apa lo kira kita yang gak berhijab ini gak sayang Ayah?" tanya gadis yang memakai headphone dilehernya.

"Bukannya begitu, saya gak pernah bilang kalau kalian gak sayang
Ayah. Dan saya tahu cara anaknya mengungkapkan rasa sayang kepada ayahnya pasti berbeda-beda, dan saya memilih mengungkapkannya dengan memakai hijab karena saya tidak bisa seperti anak-anak lain yang selalu memberikan hadiah pada ayahnya disetiap ulang tahun atau apapun itu." Sofa menjelaskan dengan tenang.

Liburan BerkaryaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang