"Tadaima."
Sakusa mengerutkan keningnya ketika tidak mendengar sahutan kekasihnya. Ia baru saja pulang lari dari lari paginya dan biasanya ketika pulang ia akan disambut dengan suara dan senyuman kekasihnya. Namun, kali ini ia tidak mendapatkan keduanya. Ia melangkahkan kakinya menuju dapur tetapi tetap tidak menemukan keberadaan (Name).
"Masa sih belum bangun." gumam Sakusa. Ia berjalan gontai menuju kamar (Name). Sesampainya didepan kamar (name) yang terletak tepat disamping kamarnya ia langsung mengetuk pintu kamar. Namun tak ada sahutan dari dalam.
"(Name), kau di dalam? Aku masuk, ya?" Sakusa membuka pintu kamar (Name). Begitu masuk, ia mendengar suara isakan yang berasal dari seseorang yang berada didalam selimut. Pemuda itu kemudian menyalakan lampu dan berjalan gontai menuju kasur berusaha untuk tidak panik.
"Hei hei, ada apa?" Sakusa menyibakkan selimut yang membalut tubuh gadisnya dan duduk di pinggiran ranjang. Keadaan (Name) bisa dibilang kacau. Hidung dan matanya merah karena menangis, tangannya sedaritadi memegang perut dan terus meringis sambil mengatankan 'sakit'.
Sakusa melirik kalender, kemudian ia bergumam dalam hati, 'pantas saja.'
"Shhh, jangan menangis. Inikah yang sakit?" Sakusa mengusap perut (name) sembari tangannya yang lain menghapus air mata (name).
"Omi-kun, maaf tidak membuatkan sarapan. Aku tidak kuat bangun kali ini lebih sakit dari biasanya.." gumam (name). Sakusa mengulas senyum kemudian mengecup pelipis (Name).
"Tidak apa-apa, biar aku yang membuatkan sarapan untuk kita. Untuk sekarang kau harus sembuh dulu. Masih sakit?" tanya Sakusa. (Name) hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Aku ambilkan air hangat untuk kompres ya?" lagi-lagi (Name) hanya mengangguk. Sakusa kemudian bangkit dari ranjang (Name) untuk membawakannya air hangat untuk kompres. Sementara (name) menghubungi salahsatu temannya untuk memberi kabar bahwa ia akan absen hari ini.
Tak lama kemudian Sakusa kembali dengan sebotol air hangat.
"Pakai ini, aku sering melihat nee-san mengisi botol dengan air hangat lalu ditaruh diperut ketika sedang menstruasi."
"Uhm, ini sangat membantu. Terimakasih Omi-kun." (Name) menerima botol yang diberikan Sakusa dan mengompres perut bagian bawahnya.
"Omong-omong, aku akan mandi dulu lalu membuat sarapan. Apa kau keberatan jika aku tinggal?" Sakusa membelai rambut panjang milik (name).
"Tak apa, kau mandi saja dulu. Kau bau." canda (Name)
Sakusa memasang wajah datar dan tangannya beralih mencubit hidung (name).
"Wah, berani sekali kau meledekku sementara kau sendiri belum mandi." (Name) tertawa mendengar balasan Sakusa dan melupakan rasa sakitnya sejenak.
"Baiklah, aku akan mandi dulu. Jika ada apa-apa telpon saja aku akan membawa ponselku ke kamar mandi untuk jaga-jaga." ujar Sakusa
"Okay, cepat kembali agar aku tidak rindu."
"Kau bercanda, jarak dari sini ke kamar mandi kamarku tidak ada 10 meter sayang." jawab Sakusa. (Name) mem-pout kan bibirnya.
"Aku tidak bercanda, cepatlah kembali."
"Baik ratuku."
MAAPIN MAKIN NGACO. KENAPA SAKUSA JD BABUABLE DISINI HHHH MFF OMIOMI T_T
BY THE WAY ADA SUNA STAN?
YANG ITU MAU PUBLISH KAPAN? HEHEHE
KAMU SEDANG MEMBACA
日 : Day - Sakusa Kiyoomi
FanfictionHanya hari-hari yang kamu lalui bersama Sakusa Kiyoomi. Character Haikyuu belongs to Haruichi Furudate Story by Biya 🐝 Picture by Pinterest