Bab 4

68 43 9
                                    

Typo bertebaran help me...

***

Kringg!

Suara alarm terdengar nyaring di indera pendengaran Zifa. Zifa pun perlahan-lahan membuka matanya. Ia melihat jam yang ada diatas nakas menunjukkan angka 05.10 Wib. Ia pun segera bangkit untuk mandi dan menunaikan kewajibannya sebagai umat Islam.

Berbeda dengan Nadia, bunda Zifa yang sedang memasak menu sarapan di pagi hari ini dengan nasi goreng dan telur mata sapi. Keluarganya sangat menyukai menu sarapan itu di pagi hari.

"Aduh istri siapa ini yang rajin banget!" Tiba-tiba Nadia dikejutkan dengan kedatangan Roy, suaminya.
Nadia pun hanya mengerucutkan bibirnya yang membuat Roy tertawa kecil. Sungguh melihat istrinya seperti itu membuat ia gemas sendiri.

"Ayah! Bisa ga, kalau ga jahilin bunda sehari ajh!" Ucap Nadia yang masih kesal dengan suaminya itu.

"Hehe maaf bunda ku. Zifa masih diat---"

"Morning my mommy and fathernya Zifa!" Sebelum Roy menyelesaikan ucapannya, Ia dikejutkan dengan suara melengking yang memekikan telinga di pagi hari ini. Siapa lagi pelakunya, kalau bukan anak manjanya itu.

Zifa pun hanya terkikik geli melihat ekspresi kedua orangtuanya. Begitu menggemaskan dimatanya.

"Kebiasaan deh!" Nadia yang masih kesal dengan suaminya, kini harus ekstra bersabar dengan kelakuan anak tunggalnya itu.

"Pagi-pagi bunda mukanya dah asem ajh! Ayah pasti jahilin lagi kan?" Ucap Zifa dengan terkikik geli, Roy pun mengajak Zifa untuk bertos ria. Zifa pun dengan senang hati melakukannya.

"Anak sama bapak sama ajh! Bunda pecat jadi anak sama suami tahu rasa kalian!"
                                                                         ***

Sesampainya disekolah, Zifa masih dengan tawanya yang mengundang banyak perhatian disekitarnya. Setelah aksi menjahili bundanya bersama dengan ayahnya itu, Zifa berpamitan terlebih dahulu. Ia berangkat ke sekolah menggunakan gojek. Biasanya Roy, ayah Zifa yang mengantarkan. Namun, insiden tadi pagi membuat ayahnya itu harus merayu bundanya agar tidak marah lagi.

"Zifa Lu sehatkan?"
Tiba-tiba Zifa terkejut dengan suara dan tangan yang menempel di dahinya dari arah belakang. Dan ternyata pelakunya adalah Ciara dan Liza.

Tak!

Tak!

"Ihhh, kok Lu ngejitak gue sih!"  Ucap Ciara dan Liza bersamaan.

"Lagian Lu pada nanya yang unfaedah! Jelas-jelas anak ayah Roy sehat wal'afaiat!" Zifa pun mengucapkannya dengan ketus.

"Lu dari tadi keta---"
"Susttt! Diam kalian! Mood gue hari ini lagi bagus, jadi ga boleh ada yang rusak!"

Sebelum Ciara menyelesaikan ucapannya, Zifa terlebih dahulu menyela dengan perkataannya itu. Ciara dan Liza hanya menatap malas kearah Zifa yang sudah mengeluarkan sebatang coklat dari tas ranselnya itu.

"Ayo ke kelas! Gue malas disini! Dari tadi banyak yang lihat gue udah kaya mangsa banget!" Ucap Zifa dengan ketus. Ciara dan Liza hanya mengangguk saja. Hari ini mereka tak mau mengganggu mood sahabatnya yang sedang baik itu.

Dipertengahan jalan menuju kelas mereka, tak sengaja Zifa, Liza dan Ciara berpapasan dengan keempat cowok yang begitu menyebalkan dimata mereka.

"Tunggu-tunggu, Lu yang nabrak gue waktu itu kan?" Ucap Zifa menatap tajam kearah Akhtar.

"Iya bener nih Zif! Temennya yang itu juga nabrak gue!" Sahut Liza dengan menunjukan jarinya kearah Daffa.
Zifa pun menatap tajam kearah yang ditunjukkan oleh Liza. Daffa yang ditatap horor oleh cewek yang sedang memegang coklat ditangannya itu, hanya bisa meneguk ludahnya dengan kasar.

ZIFTAR (Zifa dan Akhtar) HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang