Bab 10

60 26 17
                                    

Typo bertebaran help me....

***

Zifa pun langsung memasuki rumahnya. Semoga bundanya belum pulang dan kalaupun sudah pulang semoga bundanya sudah tidur terlebih dahulu. Saat memasuki rumahnya begitu sepi, ia baru menyadari ini sudah jam 10 malam. Tadi setelah pertemuannya dengan Akhtar, Zifa menenangkan dirinya ditempat favoritnya dan itu membuat ia tak menyadari hari yang sudah mulai malam.

Saat memasuki kamarnya, ia tak menemukan sahabatnya. Mungkin mereka pulang. Sudahlah hari ini Zifa lelah. Ia pun merebahkan tubuhnya tanpa mengganti pakaiannya terlebih dahulu.

"Semoga esok lebih baik dari hari ini," batin Zifa dan kini kantuk mulai menyapanya.

***

Hari ini Zifa bangun lebih awal. Sebenarnya Zifa malas untuk pergi sekolah, mengingat hari ini ada mata pelajaran penjaskes dan Zifa tak menyukai itu. Pak Ato yang mengajar mata pelajaran penjaskes itu memiliki sifat tegas. Pak Ato selalu memberikan hukuman untuk murid-muridnya yang malas-malasan untuk mengikuti mata pelajaran. Mau itu siswa atau siswi yang melanggarnya, ia akan memberikan hukuman yang setimpal dengan perbuatannya.

Mau tak mau Zifa harus berangkat ke sekolah. Lagian ia juga tak mau membolos hanya saja pelajaran Pak Ato itu membuat ia malas ke sekolah. Huh, menyebalkan.

"Pagi bund! Zifa hari ini sarapannya di sekolah ajh!" Zifa pun hanya meminum susu cokelat yang telah dibuatkan oleh bundanya itu. Nadia mengangkat sebelah alisnya. Tumben sekali anaknya tidak sarapan terlebih dahulu? Pikirnya.

"Ehh, sara---"

"Zifa pergi dulu bund! Udah telat nunggu angkotnya! Hari ini Zifa males buat bawa motor ke sekolah!" Teriak Zifa setelah mencium pipi Nadia. Nadia hanya menggelengkan kepalanya saja. Huh, anaknya itu sama saja dengan kelakuan ayahnya.
Kini Zifa sedang berlarian untuk menuju tempat pemberhentian angkot setiap pagi hari. Setelah aksi berpamitannya kepasa Nadia yang entah sopan atau tidaknya, ia tak menghiraukan itu semua.

Entah keberuntungan apa yang ia rasakan di pagi hari ini, terlihat mobil angkot yang sedang mencari penumpang. Zifa pun menghampirinya. Namun, tiba-tiba tangannya ditarik paksa oleh seseorang.

"Lepas! Lu sia--, Akhtar Lu mau ngapain!" Teriak Zifa seraya meronta-ronta untuk dilepaskan. Akhtar pun tak menghiraukan teriakan Zifa yang kini sudah menjadi pusat perhatian banyak orang. Lagi dan lagi, bukannya keberuntungan tapi ini petaka untuk Zifa. Zifa sempat memuji saat Akhtar menolong dirinya waktu itu. Dan ingin sekali rasanya Zifa melupakan saat dirinya memuji Akhtar.

Mereka berdua pun sudah ada didalam mobil Akhtar. Di dalam perjalanan hanya ada keheningan. Akhtar yang fokus mengemudikan mobilnya dan Zifa yang kini fokus menatap jalanan melalui kaca jendela yang ada disampingnya.

Keheningan dan keheningan itulah yang terjadi saat ini. Beberapa menit yang lalu, mereka berdua telah sampai di sekolah. Tetapi mereka enggan untuk keluar dari mobil yang saat ini mereka tumpangi.

Zifa yang sudah tak tahan dengan keheningan yang terjadi saat ini, lantas ia ingin pergi dari mobil Akhtar. Akhtar pun menarik tangan Zifa saat ia ingin membuka pintu mobil. Zifa menatap tajam Akhtar yang berani-beraninya memegang tangannya itu. Akhtar pun melepaskan cekalan tangannya dengan santai seperti biasa.

"Sini hp Lu!" Sergah Akhtar menatap tajam Zifa. Zifa pun menatap malas kakak kelasnya itu.

"Buat apaan? Gue ga mau!" Zifa pun menatap tajam manik mata Akhtar yang kini cowok didepannya itu menentang dirinya. Ia pun menyembunyikan handphone-nya sebelum Akhtar melihatnya. Namun Zifa kalah cepat dengan Akhtar. Yah, Akhtar mendapatkannya, dan tentunya Zifa kaget. Huh, apalagi handphone-nya itu ia lupa untuk memberikan kata sandi dulu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ZIFTAR (Zifa dan Akhtar) HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang