Kasta

2.1K 303 11
                                    

Beberapa hari kemudian, keluarga Jung mengundang pasangan keluarga Kim untuk datang ke mansion Jung. Mereka perlu menjelaskan beberapa hal dan meng-clear-kan semuanya.

"Saya mohon maaf dengan apa yang telah keluarga saya lakukan di rumah anda"

Tuan Jung menundukan kepalanya di depan Tuan dan Nyonya Kim, membuat pasangan kelinci itu salah tingkah. Bagaimanapun juga keluarga Jung adalah keturunan bangsawan yang jauh berada di atas mereka. Tidak sepantasnya mereka mendapatkan perlakuan seperti itu. Mereka sudah siap dengan apa yang akan terjadi. Mereka pikir keluarga Jung tengah menginginkan Jaejoong sebagai santapan mereka. Nyonya Kim menangis semalaman menangisi nasib malang puteranya. Ketika mereka mendapatkan undangan dari keluarga Jung, hati mereka seolah diambil secara paksa.

"Aku ingin kalian menjauhkan Jaejoong dari putera kami"

Srett

Tuan dan Nyonya Kim sontak mengangkat wajah mereka. Apa mereka tidak salah dengar?

"Mak-Maksud Tu-Tuan?"

Tuan Jung menghembuskan nafasnya. Dia tahu ini tidak akan mudah.

"Maaf tapi putera saya sepertinya tertarik pada putera anda dan berusaha untuk menandainya"

Pasangan keluarga Kim itu kembali dibuat bungkam. Apa maksud semua ini? Tuan Jung memperhatikan raut wajah bingung tetangganya itu dan kembali menghembuskan nafasnya berat.

"Apakah putera anda ingin memakan putera kami?" tuan Kim berusaha memberanikan diri.

"Ania. Ini tidak seperti yang anda pikirkan. Putera kami....Yunho...sepertinya menyukai putera anda dan berusaha mengikatnya"

"MWO?!!!" pasangan Kim itu berteriak bersamaan.

"Ta-Tapi saya ehm...ka-kami hanyalah keluarga kelinci...selain itu sa-saya melihatnya dengan jelas anak anda menggigit putera kami" cicit nyonya Kim gusar.

"Yunho berusaha menyatukan darah mereka. Dia melukai dirinya sendiri kemudian melukai Jaejoong untuk menyatukan darah mereka. Anda pasti tahu aturanya. Saya tidak tahu darimana anak itu mempelajarinya namun hal ini telah terjadi. Saya benar-benar minta maaf"

Tuan dan nyonya Kim saling berpandangan. Mereka tahu bahwa jika dua darah telah menyatu maka keduanya akan terikat satu sama lain. Aturan itu sudah ada dari zaman dahulu saat nenek moyang mereka masih ada namun untuk saat modern seperti sekarang penyatuan dengan darah itu sudah tidak digunakan lagi. Mereka juga tidak habis pikir bagaimana seorang anak berusia 11 tahun dapat mengetahui aturan kuno itu.

"Kejadian di sekolah mereka beberapa hari yang lalu...saya yakin itu juga ulah putera saya" tuan Jung memijit pelipisnya yang terasa pening.

"Tapi kami-"

"Tapi saya tidak ingin semua ini terjadi" potong tuan Jung dingin.

"Kalian tahu bahwa kami keluarga beruang sedang berada pada posisi yang tidak menguntungkan. Jumlah kami semakin hari semakin menipis dikarenakan proses pembuahan yang tergolong susah dan juga penyebaran virus pada saat perang dunia dulu telah membunuh kami satu persatu. Tidak banyak yang bertahan, maka dari itu kami harus melindungi ras kami dengan baik"

Nyut~

Perkataan tuan Jung itu secara tidak langsung menyakiti hati pasangan keluarga Kim. Mereka tahu kemana arah perbincangan ini. Mereka seolah diingatkan bahwa mereka berada di level yang berbeda. Mereka tahu bahwa keluarga Jung adalah satu-satunya keluarga Grizzly bear yang tersisa di Korea. Tentu saja mereka membutuhkan Yunho untuk menjaga ras mereka dan meneruskan keturunan keluarga beruang itu.

"Saya tidak bisa membiarkan putera saya untuk memilih mate-nya dengan sembarangan. Dia adalah satu-satunya harapan kami, jadi saya mohon bantuan anda untuk bekerja sama. Saya tidak tahu kenapa putera saya bisa tertarik pada anak anda namun saya akan menganggapnya sebagai cinta monyet belaka. Kita tahu bahwa mereka masih kecil"

Nyonya Kim memandang wajah suaminya dengan sedih. Dia tahu bahwa tuan Jung hanya ingin melindungi ras mereka yang terancam punah. Di negara lain masih ada beberapa keluarga beruang grizzly yang masih bertahan tapi di Korea merekalah satu-satunya. Dan untuk melindungi ras mereka, mereka harus menikah dengan sesama beruang untuk mempertahankan genetik alami yang ada di tubuh mereka. Jika keturunan mereka menikah dengan keturunan lain maka tidak bisa dipastikan mereka akan menghasilkan seorang beruang. Apalagi jika lawan mereka adalah kelinci, kondisi genetik mereka terlalu jauh berbeda.

"La-Lalu apa yang harus kami lakukan?" tuan Kim akhirnya buka suara.

Tuan Jung tersenyum lega ketika menerima angin segar itu. Namja tampan itu memandang pasangan keluarga Kim itu dengan antusias.

.

.

.

At night days

Rumah keluarga Kim...

Bocah cantik itu menerima suapan demi suapan dari ibunya dalam diam. Dokter baru saja pulang dari rumahnya setelah memberinya beberapa suntikan dan obat. Jaejoong memandang wajah orang tuanya yang terlihat cemas. Seperti ada sesuatu yang tengah ingin mereka utarakan.

"Jaejoongie...." lirih tuan Kim.

Bocah cantik itu memandang ayahnya dengan mata bulatnya yang polos. Tuan Kim tak kuasa untuk tidak memeluknya. Jaejoong hanya diam ketika ayahnya merengkuhnya dengan lembut.

Satu hal yang tuan Kim benci menjadi keturunan tingkat bawah adalah ketika mereka tidak berhak melakukan apapun untuk melawan. Pandanganya jatuh pada putera bungsunya yang terlihat pucat. Bukan salah puteranya jika bocah beruang itu jatuh cinta pada puteranya. Hanya karena mereka adalah keturunan kelinci biasa lantas mereka bisa berbuat semaunya? Bagaimanapun pada akhirnya puteranya sendirilah yang terluka. Jiwanya trauma dan ketakutan.

"Joongie sudah merasa baikan?"

Bocah mungil itu menganggukan kepalanya pelan dan beringsut memeluk perut ibunya. Wajahnya bersembunyi di pundak nyonya Kim saat mata bulatnya kembali terasa panas. Pertanyaan ayahnya kembali mengingatkanya pada peristiwa mengerikan yang terjadi padanya beberapa saat yang lalu.

"Jaejoongie lihat appa..."

Tangan putih itu semakin erat memeluk perut ibunya membuat hati kedua pasangan Kim itu berdenyut sakit. Mereka tahu Jaejoong adalah anak yang baik hati dan lembut. Lihatlah caranya menyembunyikan tangisanya agar orang tuanya tidak khawatir. Nyonya Kim mengelus surai hitam putranya sayang kemudian membujuk putranya untuk mendengarkan ayahnya.

"Joongie-ah...appa...eomma mianhae..."

"Appa tahu Joongie pasti masih takut. Tapi itulah yang terjadi di dunia kita sayang. Appa ingin Joongie berjanji pada appa dan eomma. Joongie tidak boleh lagi berada di dekat Yunho ne? Joongie sekarang pasti sudah tahu kalau keluarga kita adalah keluarga kelinci. Kita masuk dalam makanan mereka sayang. Jadi appa ingin Joongie lebih berhati-hati". Tuan Kim tersenyum lembut pada puteranya.

"Joongie sudah besar sekarang....jadi Joongie harus bisa menjaga diri Joongie sendiri. Jauhi anak itu. Jangan terlalu dekat denganya. Jika Joongie bertemu denganya Joongie harus lari ne. Jangan pernah lengah sayang... Joongie harus berjanji pada appa dan eomma. Arachi?"

"Hik...ne...appa..."

Bocah cantik itu mengusap pipinya yang basah dan mengganggukan kepalanya. Tuan dan nyonya Kim tersenyum tipis melihat sikap puteranya yang penurut. Bergantian keduanya mengecup dahi putera terakhir mereka itu dengan sayang. Mereka bersyukur memiliki putera yang manis seperti Jaejoong. Untuk ke depanya mereka juga akan lebih berhati-hati. Untuk saat ini mereka tidak ingin memikirkan apapun. Semuanya sudah selesai. Mereka akan menjadikan kejadian itu sebagai sebuah kenangan buruk yang akan mereka lupakan suatu saat nanti.

Keluarga kelinci itu akhirnya tertidur dengan berpelukan.

Tanpa tahu bahwa ini hanyalah awal dari takdir mereka yang saling bertautan.

.

.

bersambung...

Cerita ini ada bentuk PDF(ready) hubungi bubble di whatshap 0838-4730-9673.

.

.

Bubble's note

Hehe :)

Bunny  and Bear  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang