Eaten

2.5K 334 13
                                    

"Ha-Hai..."

Bocah kurus dengan tinggi menjulang itu menghentikan langkah seorang bocah kecil lain yang baru saja turun dari ruang perpustakaan. Dengan gerak-gerik yang aneh, bocah keturunan jerapah itu mulai menyudutkan sosok mungil itu hingga tubuh kecilnya bersinggungan dengan dinding. Mereka tengah berada di sebuah tangga besar yang menghubungkan setiap kelas.

"Na-Nama ku Lee Kwangsoo. A-Aku kelas lima" ucap namja jerapah itu terbata.

"A-Aku sering melihatmu melewati kelasku dan a-aku menyukaimu!"

Jaejoong membulatkan matanya lebar-lebar. Namja kurus tinggi itu menyodorkan sebuah bungkusan kecil berisi cokelat manis batangan. Wajah cantik Jaejoong sontak memerah sempurna.

"Sun-Sunbaenim...."

"Ambilah" Kwangsoo semakin menyodorkan cokelat itu ke arah Jaejoong.

"Ta-Tapi...aku..."

"Tidak apa-apa" Kwangsoo tersenyum lembut.

"Aku hanya ingin mengungkapkan persaanku saja. Sekarang aku sudah lega hehe. Ambil saja cokelatnya, masalah kau menerimaku atau tidak kau bisa mengatakanya kalau kau sudah siap"

Sratt

Kwangsoo menyerahkan cokelat itu ke tangan Jaejoong kemudian berbalik dengan cepat menahan malu. Jaejoong memandang cokelat itu dengan jantung yang berdebar-debar. Ini adalah pertama kalinya dia menerima pernyataan cinta seumur hidupnya. Meskipun dia belum tahu jawaban seperti apa yang akan dia katakan, tapi tetap saja dia merasa senang ketika ada seseorang yang mengungkapkan perasaanya kepadanya.

"Sunbae-"

Namja cantik itu baru saja akan memanggil kakak kelasnya itu untuk mengucapkan terima kasih. Mata bulatnya sontak melebar ketika melihat seorang bocah lain tiba-tiba saja muncul di belakang sunbaenimnya itu kemudian mendorong punggungnya hingga Kwangsoo kehilangan keseimbangan.

Bocah jahat itu menyeringai kepadanya.

"Sunbaenim!!!"

Brakk!!

.

Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri saat bocah beruang itu mendorong korban hingga jatuh dari tangga. Siswa itu adalah kakak angkatan mereka. Seorang siswa keturunan jerapah itu jatuh tanpa perlawanan dan dia tidak mampu menolongnya. Jaejoong kecil mulai menangis keras saat mengingatnya membuat pak kepala sekolah panik dan segera menghubungi kedua orang tua Jaejoong.

Mata bulat kelinci itu kembali memandang takut ke arah bocah lain yang ada di ruangan itu. Masih bertampang datar dengan senyum sadis tersemat tipis di bibirnya.

"Hiks...ughh..."

Keluarga Jaejoong datang beberapa jam kemudian tapi dia tidak bisa mengatakan apapun pada kedua orang tuanya. Bocah manis itu terus saja menggelengkan kepalanya ketakutan dan menutup mulutnya rapat-rapat. Hal ini membuat kepala sekolah dan guru-guru menyerah. Mereka akhirnya menganggap bahwa kejadian itu adalah murni kecelakaan dan kebetulan saja Yunho dan Jaejoong ada di tempat kejadian.

Setelah beberapa minggu....kejadian itu menjadi terlupakan. Kehidupan sekolah kembali berjalan seperti biasanya. Namun hal itu tidak berlaku pada Jaejoong. Bocah cantik itu tidak pernah bisa dekat dengan orang lain lagi. Selalu ada kejadian aneh saat ada siswa yang berusaha untuk mendekatinya. Pada akhirnya dia menjadi tidak punya teman karena semua siswa takut akan tertimpa musibah jika dekat denganya.

Srakk srakk srakk

Jaejoong terlihat tengah membersihkan taman belakang. Bocah cantik itu meminjam sapu milik penjaga sekolah untuk membersihkan bangku taman yang kotor.

Bunny  and Bear  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang