Felix melangkahkan kakinya memasuki gedung lapangan skating. Dia ada kelas pagi ini, tapi moodnya benar-benar buruk. Kepalanya akan pecah jika memaksa untuk tetap belajar.
Namun langkahnya terhenti saat ada seseorang sedang berseluncur dengan indah diatas lapangan es itu. Begitu ringan, seperti angin musim semi yang pernah Felix rasakan dulu. Orang itu melakukan putaran-putaran kecil, meluncur dengan kecepatan sedang dan terlihat sangat menikmatinya.
"Cantik..." gumam Felix.
Orang itu terus berseluncur indah sampai matanya bertatapan langsung dengan mata Felix yang memang sedari tadi menatapnya. Tiba-tiba orang itu jatuh tergelincir diatas es. Sontak Felix langsung mendekat ke lapangan skating untuk memastikan apakah orang itu baik-baik saja.
"Siapa yang nyuruh lo masuk kesini?! Lo nggak bisa baca papan didepan gedung kalau lapangan skating ini ditutup?"
Kellino Putra.
Felix menghela napas berat.
"Nggak. Gua nggak liat."
"Lo masih berani jawab gua padahal lo salah?"
"Gua heran. Lapangan skating ini memang punya lo? Yang bisa lo pakek, bisa lo buka tutup sesuka hati lo? Ini fasilitas kampus. Gua disini bayar dan gua berhak pakek fasilitas ini sesuka gua."
Lino menatapnya dingin. Tiba-tiba dia bangun kemudian meluncur dengan cepat ke arah Felix yang ada disamping lapangan skating. Lino mencengkram kerah Felix dengan erat.
"Lapangan ini memang punya gua, sat. Lo keberatan?"
Felix bisa merasakan aura yang sangat gelap dari Lino dibanding biasanya. Namun bukannya segera pergi menghindari Lino, Felix malah ingin menyulut kemarahan Lino lebih dalam lagi. Dia benar-benar tidak menyukai orang ini.
"Hah, lo siapa? Lo yang bangun tempat ini? Enggak kan? Lo pikir gua bakal ngalah hanya karena lo bilang tempat ini punya lo?"
BUK.
Tanpa Felix sangka, Lino mendaratkan sebuah tinju ke rahangnya. Felix meringis, memegangi ujung bibirnya yang sedikit sobek karena goresan tinju Lino.
Lino melompati pembatas lapangan skating, melepas sepatunya dan membantingnya dihadapan Felix.
"Sekali lagi gua liat lo disini, gua nggak akan segan-segan ngabisin lo."
...
Fares sedang membolak-balikkan halaman buku yang sedang dibacanya. Tidak mempedulikan ramainya kantin kampus gedung G.
Tiba-tiba sebuah softdrink diletakkan dengan kasar didepan mejanya, membuat cipratan airnya mengenai buku dan wajah Fares. Fares enggan mendongakkan wajahnya karena dia tahu siapa yang ada didepannya saat ini.
Naren Oktarian.
"Gua sudah bilang berapa kali sama lo, ini tempat gua."
"Satu kali. Ini yang kedua. Jangan bilang berapa kali seakan-akan gua sering ketemu sama lo."
Fares bukannya sengaja membuat Naren kesal, tapi memang dia hanya terlalu realistis dan tidak mau tahu keadaan.
Naren tersenyum miring. Baru kali ini ada orang yang benar-benar mengabaikannya. Bahkan saat dia sudah marah dan membentak, Fares masih bisa dengan tenang membaca bukunya.
Naren mengambil kaleng softdrinknya yang sudah terbuka, kemudian mengguyurkan isinya ke kepala Fares tanpa dosa. Seisi kantin hanya bisa menyaksikan pertunjukkan yang dibuat Naren. Mereka tidak mau tahu, tidak mau ikut campur jika Naren sudah berbuat sesuatu. Menghentikan Naren saat ini sama saja dengan bunuh diri.
"Setelah otak lo gua guyur, pikiran lo sedikit seger kan?" Kata Naren mengejek.
Fares menutup buku yang dibacanya kemudian tanpa Naren sangka, Fares membanting buku itu dengan keras dihadapannya. Naren sedikit terkejut.
Fares bangkit, pelan tapi pasti melangkahkan kakinya, mempersempit jarak antara Naren dengan dirinya.
"Lo keintimidasi sama gua?"
Naren tersenyum sinis. Menunjuk bahu Fares dan mendorongnya pelan.
"Gua? Lo pikir lo siapa sampe bisa bikin gua keintimidasi?"
"Lo bilang begitu cuma buat mertahanin citra lo yang sok berkuasa itu kan? Lo cuma berbuat sesuka hati lo tanpa alasan. Lo pikir lo keren? Gua malah jijik sama tingkah lo yang sok-sokan."
Buagh.
Sebuah pukulan dengan keras mendarat di perut Fares. Naren mengangkat kepalan tangannya lagi untuk memukul Fares, namun tangannya ditahan oleh seseorang.
"Berhenti atau gua laporin lo ke kepala kedisiplinan kampus?"
Felix Dhanandjaya.
Naren langsung melepaskan pergelangan tangannya dari cengkraman tangan Felix. Lalu tanpa Felix sangka, Naren memberikan pukulan yang sama padanya.
Felix meringis kesakitan. Tenaga dari pukulan Naren tidak main-main kuatnya. Fares langsung menarik Felix kesampingnya.
Naren mengusap rambutnya kebelakang, frustasi.
"Lo, lo. Mau gua bikin kalian jadi samsak, hah?!"
Seisi kantin membisikkan mereka bertiga. Kerumunan menjadi lebih padat, bergerumul ingin menyaksikan keributan apa yang sedang diperbuat.
Naren sadar jika kantin semakin ramai. Tiba-tiba saja napasnya menjadi berat. Kemudian tanpa berbicara apa-apa lagi, dia pergi meninggalkan tempat itu begitu saja.
...
"Lo tahu, bayaran gua mahal kali ini. Yang bobol wifi lo orang gila, Chan. Dia bahkan pasang protektor di alamat IP dia. Tapi berkat otak gua yang cerdas ini gua berhasil memecahkan..."
"Lo bisa nggak, nggak usah banyak bacot dan langsung keintinya aja? Gua bakal bayar lo dengan semestinya kok."
Orang itu tersenyum.
"Janu Gaelan."
...
A/N:
Hello guys. Ini mungkin chapter terakhir yang bisa gua up. Karena setelah chapter ini gua memutuskan untuk hiatus dalam jangka waktu yang nggak bisa gua sendiri tentukan. Gua ucapin banyak terimakasih udah support book ini baik hanya dengan sekedar membaca. Makasih banget buat yang udah ninggalin komentar dan ngasih bintang disetiap chapter yang gua up.
Akhir2 ini fandom kita dikasih banyak banget ujian. Gua cuma mau ngingetin. Sebesar apapun rasa suka kalian, jangan pernah lupa kalau kita hanya fans yang mendukung dan mengidolakan mereka sebagai hobi. Jangan sampe masalah-masalah dalam dunia per KPOP an atau per fandom an ini mempengaruhi kehidupan kalian sehari-hari.
STAY buat gua sendiri udah kayak keluarga. Ada yang bener-bener kayak keluarga gua sendiri padahal belum pernah ketemu. Begitu juga SKZ. Mereka ngasih gua kekuatan lebih dari keluarga gua ngasih support ke gua. Percaya, meskipun nyatanya nggak baik-baik aja, kita, STAY and SKZ bisa bangkit seperti sedia kala. Ini masalah waktu. Ini masalah proses.
Tolong selalu jaga kesehatan. Baik kesehatan fisik maupun mental. Kalau kalian bener-bener capek, tolong istirahat. Healling time. Orang lain nggak akan pernah tahu seberapa tertekannya kalian meski kalian beri tahu. Yang tahu cuma kalian sendiri dan yang bisa ngatasin hal itu juga cuma kalian sendiriri.
Bahagia dan sehat selalu ya~
See Ya~~
KAMU SEDANG MEMBACA
in to The Ice Land [WRITING STOPPED]
FanficKetika dua pangeran es bertemu, semakin dingin dan beku. Mungkinkah kedua pangeran es ini menciptakan musim semi tanpa salju? ❄StrayKids, Lee Know and Felix ❄Start: 201121 ❄End: 🔒