[49] Tentang Angel

348 43 49
                                    

"Sialan tuh, si Fajri! Awas aja, ntar kalo ketemu!" Sisca mencak-mencak kesal. Tidak ada angin, tidak ada hujan cewek itu kesal sendiri menatapi ponselnya.

"Kenapa sih lo tiba-tiba marah-marah?" Kening Iren berkerut saat fokus makannya terganggu oleh sahabatnya tersebut.

"Ini si Fajri. Masa gue dikirimin Vidio bok*p!? Kan anjing namanya!" ujar Sisca dengan suara yang agak lantang dan keras.

Seisi kantin spontan melihat ke arah Sisca. Iren segera menutupi wajahnya, merasa malu sendiri karena ulah Sisca yang tak lihat tempat dan situasi.

"Sialan lo, Sisca! Kalo ngomong yang begituan jangan kenceng-kenceng! Kalo ada guru denger bisa habis lo," peringat Iren.

Sisca mengerucutkan bibirnya, manyun. "Ya maap," sesalnya.

"Tapi gue beneran kesel sumpah! Vidio sampah kayak gini masa dikirim ke gue? Gue juga ga minta coba. Perlu diruqiah tu anak," lanjut Sisca, merasa kesal.

Iren terkekeh. "Lo simpen aja dulu. Mana tau suatu saat lo butuh," ledek Iren.

"Jangan becanda Lo, Ren! Lo pikir gue cewek apaan liat beginian?! Sorry ya, mata gue masih suci belum ternoda dari dosa. Jadi gue ga perlu liat-liat yang begituan," jelas Sisca, mempertegas.

"Kalo lo ga mau, kirim ke gue aja, Sisca!" ujar Silvy, ikut nimbrung. Spontan Sisca melotot.

"Anjir, ga nyangka gue! Cewek lemot kayak Lo suka koleksi yang begituan, Sil?" Sisca belum bisa mempercayai.

"Ih, bukan! Bukan buat gue," kata Silvy.

"Lah, teroz?"

"Buat ngusir tikus di kamar gue, kan lumayan. Hehe ..." cengir Silvy.

Iren dan Sisca cengo. Memangnya ampuh ngusir tikus pakai vidio yang begituan? Ini mereka yang belum tahu atau memang cara terkini? Silvy memang benar-benar aneh. Gadis itu sudah tak waras.

"Eh, oh iya, Ren. Gue pengen nanya deh sama Lo soal Fiona. Emang bener dia udah punya pacar?" tanya Sisca, mengganti topik.

"Lo denger dari mana?"

"Belum lama ini gue liat dia dijemput sama cowok pas pulang sekolah. Ga liat sih mukanya, dia pake helm soalnya. Lo tahu sesuatu?" jiwa kepo Sisca meronta-ronta.

Iren tersenyum miring. "Apa sih yang ga gue tau?" sombong Iren.

"Emang pacarnya siapa? Ganteng ga?" tanya Silvy, ikut kepo.

Iren tersenyum sendiri mengingat sesuatu. "Kalo lo tau orangnya, pasti Lo langsung Syok Sil," beritahu Iren.

Silvy mengernyit. "Emang siapa sih?"

"Lo inget Adit? Aditya Andara, cowok yang pernah Lo taksir dulu waktu kita masih SMP?"

Deg!

Silvy langsung terdiam mematung.

"Adit? Sepupu Lo itu?" tanya Sisca, memastikan.

Iren mengangguk. Gadis itu terus memperhatikan ekspresi Silvy yang seketika berubah saat mendengar nama Adit, sepupunya.

Ya. Dulu, Silvy pernah sangat menyukai Adit. Namun gadis itu tak berani mengungkapkan perasaanya dan cuma diam-diam dan memperhatikan dari jauh. Sampai pada akhirnya, Adit pindah sekolah dan Silvy tak pernah tau lagi bagaimana kabar cowok itu.

"Jadi Lo pernah suka sama Adit sepupunya Iren itu, Sil? Kok gue ga tau?" Sisca cukup kaget.

"Ya jelas lah Lo ga tau. Toh Silvy cuma cerita ke gue. Itupun gue yang maksa karena udah curiga gelagat dia yang terus curi-curi pandang ke Adit dari jauh," jelas Iren.

My Annoying Stepbrother [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang