[46] Someone Special

1K 94 37
                                    

Hubungan Daniel dan Iren sudah kembali membaik seperti semula. Malahan kedua makin terlihat dekat. Daniel semakin perhatian pada Iren, dan mereka juga selalu terus terlihat bersama seperti perangko. Ga di rumah, maupun di sekolah.

Mengenai Angel, Iren berusaha untuk melupakannya. Dia tak mau untuk memperpanjang masalah. Iren mengerti posisi gadis itu dan apa alasan Angel bisa melakukan hal semacam itu padanya. Bagaimanapun Angel tidak sepenuhnya salah. Namun anehnya belakangan ini Iren sering melihat gadis itu terlihat murung. Ada sesuatu hal yang tampak dia pikirkan. Dia juga sering absen tanpa keterangan di kelas. Iren dibuat penasaran. Dia ingin tau apa yang sebenarnya sudah terjadi pada gadis itu. Mungkinkah itu ada hubungannya dengan Iren dan Daniel? Iren tidak tahu. Ingin sekali dia bertanya, tapi Iren tak punya hak lagi. Sekarang hubungan mereka suda tidak seperti dulu lagi. Semuanya sudah jauh berbeda.

Siang itu di jam istirahat, Daniel tiba-tiba datang menghampiri Iren yang tengah duduk melamun sendirian di taman sekolah. Cowok itu mendudukkan bokongnya di sebelah Iren. Tanpa Iren sadari Daniel langsung merangkul Iren dan membawa kepala gadis itu ke ketiaknya. Iren melenguh jengkel. Gadis itu segera menjauhkan diri dari Daniel.

"Ih, Daniel bau ...! Kamu habis dari mana sih? Kok keringetan? Bau tau gak!" omel Iren.

Daniel terkekeh. "Ya sorry. Aku kan habis main basket tadi di lapangan," ujar Daniel.

"Main sama siapa?"

"Biasa... Egi sama Ando."

Iren ber-oh ria. "Udah ketebak," ujar Iren. Daniel tersenyum kecil.

"Kalo kamu ngapain sendirian di sini? Padahal tadi aku cariin ke kelas lho. Aku kirain kamu di sana," tanya Daniel penasaran.

"Lagi pengen aja," jawab Iren dengan wajah ditekuk. Iren kelihatan tak bersemangat.

"Kamu kenapa? Kamu sakit?" Daniel mengernyit. Tak biasanya Iren begini.

Iren menggelengkan kepala. "Aku... lagi kepikiran Angel," ucap Iren nampak gusar.

"Dia kenapa lagi? Dia ga jahatin kamu lagi, kan?" Iren menggeleng cepat membantah pemikiran Daniel.

"Ga kok, Angel ga ngapa-ngapain aku," sanggah Iren.

"Terus?"

"Angel kayak beda aja sekarang. Tadi aja dia ga masuk, udah tiga kali loh dia ga ada kabar kayak gini. Kayaknya Angel lagi ada masalah deh," jelas Iren. Iren nampak khawatir.

Mendengar penuturan Iren membuat Daniel menghela nafasnya. Ternyata itu yang sedang di pikirkan gadisnya. Daniel pikir apaan sampai dia terlihat risau begitu.

"Terus emang kenapa kalo dia ada masalah? Emang apa hubungannya sama kamu?"

"Ya aku khawatir aja. Kasihan kan Angel," cicit Iren memanyunkan bibirnya.

Daniel mengulas senyum mendengar jawaban Iren. Daniel bangga bisa memiliki Iren yang masih memiliki rasa kepedulian pada orang lain. Walaupun dia sendiri sudah tau kalau orang itu pernah berbuat jahat padanya.

Daniel pun membawa Iren ke dalam dekapannya. Memeluk gadis itu untuk memberi ketenangan.

"Ga usah dipikirin lagi ya? Angel itu kan udah bukan siapa-siapa kamu. Dia juga udah pernah jahat sama kamu. Buat apa kamu khawatir sama dia?" pinta Daniel sembari mengelus kepala Iren sayang.

Iren menggeleng kuat. Lalu mendongakkan kepalanya agar bisa menatap Daniel. "Bagaimana pun Angel itu pernah jadi sahabat aku. Dulu itu dia sering banget nolongin aku, Angel baik banget sama aku," tegas Iren.

Kamu ga tau aja Ren gimana Angel nganggap kamu, batin Daniel mengingat kembali ucapan Angel hari itu tentang Iren. Daniel tersenyum getir.

"Iya, aku ngerti. Tapi jangan sedih terus dong? Aku ga suka liat kamu sedih," pinta Daniel.

My Annoying Stepbrother [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang