#1

320 17 0
                                    






🔹🔹🔹🔹🔹




Hari itu langit cerah begitu pula dengan diriku, aku begitu bersemangat, aku suka hari Senin berbeda dari kebanyakan orang lainnya, mungkin mereka benci hari Senin karena Senin hari pertama masuk sekolah setelah Minggu libur dan karena hari Senin di adakan upacara bendera, atau mungkin karena hari Senin adalah hari yang melelahkan, namun aku tak berpikir begitu karena bagi ku hari Senin adalah hari pertama dalam seminggu, jadi di hari pertama ini jika kita senang dan gembira maka hari-hari selanjutnya pun akan begitu.


🔹

🔹

🔹


"Bintang, bi.. disini!" Suara yang masih terdengar asing di telingaku namun aku tahu itu suara natya teman sebangku ku saat MOS yang sekarang sekelas dengan ku.

Aku melihat ia melambaikan tangannya ke arah ku, akupun membalas lambaikan tangan itu dan berjalan mendekat, semakin dekat ternyata natya tak sendirian ia bersama seorang lelaki yang berbadan tinggi, putih dan ku rasa ia keturunan bule mungkin?

"Bi, kenalin ini Mark teman ku waktu SMP"

"Hai, Mark..." Ia tersenyum sambil menjulurkan tangannya, dan senyumannya itu sumpah manis banget.

"Bintang.." akupun membalas jabatan tangannya sembari tersenyum.

Setelah acara perkenalan di kelas, kita melakukan voting untuk memilih siapa yang menjadi ketua kelas, dan kandidatnya ada Mark, Johan dan Angga, karena yang ku kenal cuma Mark yaudah aku pilih dia untuk jadi ketua kelas.

Dan akhirnya yang terpilih adalah Mark, dia terlihat cukup kaget dan entahlah aku tidak bisa mengartikan ekspresi wajahnya saat itu.

"Kok aku?" Ujarnya di depan kelas membuat seisi kelas tertawa oleh ucapannya yang lucu.

"Pokoknya kamu jadi ketua kelas ya, jangan kecewa'in yang udah milih kamu"

"Yaudah, okey" dia terlihat pasrah saat dipilih menjadi ketua kelas dan itu terlihat lucu dimataku.


🔹

🔹

🔹


Semakin hari berganti aku semakin Deket sama Mark, Deket dengan artian teman ya nggak lebih. Karena bangku Mark di belakangku pas jadi dia leluasa gitu bisa manggil aku dengan cara kakinya nyenggol kursi ku, itu udah kode biar aku nenggok ke belakang.

Dan satu fakta yang mengejutkan ku dia itu Kristen, oh iya aku belum cerita di sekolah ku ini mayoritas beragama Islam jadi cewe nya banyak yang pake jilbab gitu, begitu pula aku, walaupun aku masih sering buka pake jilbab.

Aku dan natya masih ngantri bakso di kantin sekolah, kebetulan itu bakso nya laris banget sampe antriannya panjang gitu.

"Eh, trio famous lagi ngajar dery tu"

"Masa? Masih aja yang mereka suka bully"

"Iya, gara-gara uang dery cuma sedikit mereka marah"

"Mark jago berantem juga ya.."

"Mark siapa?"

"Itu yang bule, anak sebelah"

"Emang dia kenapa?"

"Dia ribut sama Johan"

"Waduh, asik ni. Yuk nonton"

"Kuy!"

Tiba-tiba telinga ku lebih peka dari biasanya karena denger nama Mark di sebut, secara yang namanya Mark di sekolah ya cuma Mark Lee Aditya, temen ku.

"Mark dimana?"

"Dilapangan basket, mau nonton juga?"

Tanpa pikir panjang aku segera lari ke lapangan basket, tanpa mikirin natya yang masih ngantri.

Udahlah yang penting lihat Mark dulu, semoga aja dia gak papa.


🔹🔹🔹


Sementara itu dilapangan basket, Johan,Ari dan Jackie sedang menghajar dery yang sudah terkapar di lantai, dan Mark datang menghampiri kerumunan siswa-siswi itu.

Mark menarik kerah seragam johan dan membuatnya terkejut bukan kepalang.

"Apa-apaan sih Lo, mau ikut campur?"  Ujar jackie

"Mau jadi pahlawan kesiangan Lo!" Sambung ari

"Kalian kurang kerjaan ya? Kenapa mukul'in orang sembarangan?" Mark

"Suka-suka gue dong, lebih baik Lo minggir sebelum gue bener-bener marah" johan

"Udah malak pake mukul segala, kalian gak ngotak ya! Jadi ini yang dilakuin geng kalian?" Mark

"Kalo iya kenapa? Gak suka? " Johan

Tanpa basa-basi lagi Mark langsung mukul pipi Johan dan membuatnya oleng, untung ada 2 sahabatnya yang nahan agar gak jatuh ke lantai.

Johan menepis darah yang mengalir di sudut bibirnya dan tersenyum remeh kearah Mark.

Jackie dan Ari sudah lebih dulu memukul Mark, Mark hanya mencoba menghindari pukulan mereka agar keributan tak semakin menjadi-jadi, apalagi sorakan anak-anak yang menonton perkelahian ini semakin rame.

Akhirnya aku melihat kerumunan di tengah lapangan dan mencoba masuk dalam kerumunan itu, saat berhasil masuk ku lihat Mark sedang melawan jackie, Ari dan Johan.

Ini tidak adil bagaimana bisa 1 lawan 3, apalagi anak-anak gak ada niatan buat misahin lagi.

"Mark! Udah, Johan!"

Teriakan ku sama sekali gak digubris, iya memang lebih kencang suara sorakan penonton gila ini.

Karena tak di dengar alhasil aku mencoba mendekati mereka dan berakhir dengan aku yang kenapa pukulan Johan, aku tahu dia mau mukul Mark dan gak sengaja kena pelipisku. Tapi demi tuhan ini sakit banget, sampe kepala ku jadi pusing, dan aku gak bisa menyeimbangkan tubuhku sendiri.

"Bi..bintang?"

Terdengar samar suara Mark manggil nama ku, tapi pandangan mata ku mulai kabur.










🔹🔹
🔹
🔹🔹












Lanjut ya...















Kita yang berbeda ||  Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang