#7

70 7 0
                                    


🔹🔹🔹🔹🔹



"Bi," suara itu, aku yakin itu suara mark.

"Kamu sakit?" Tanya nya lagi, aku mendongak untuk memastikan apa itu benar suara mark, dan benar mark berdiri di depan meja ku.

"Mark, kok kamu ada disini? Mama Udah pulang dari Rumah sakit?"

"Belum, ada bibi yang nunggu mama, Ke UKS yuk" mark

"Gak usah, aku ga papa kok"

"Aku ambil'in obat di UKS ya" natya

Natya pamit ambil obat di UKS dan mark duduk di bangku natya, ia nepuk bahu ku pelan.

"Pulang aja gimana?" Tanya mark

"Aku gak papa Mark, nanti juga ilang pusing nya"

Natya balik lagi bawa obat sakit kepala, dan memberi obat itu pada ku.

"Ayo di minum"

Mark ngasih sebotol air mineral dan aku meminum obatnya.

"Kenapa?" Tanya Mark khawatir

"Pahit"

Mark ketawa sama natya, obat emang pahit sih, kalau manis itu mah permen namanya.

Sepanjang pelajaran matematika aku gak bisa fokus, pandangan mata ku juga mulai kabur, apa karena efek obatnya ya, oh iya obat itu kan bikin ngantuk.

"Bu"

"Iya Mark?"

"Bintang sakit, boleh saya antar ke UKS?"

"Iya Mark boleh, bintang kalau sakit ke uks apa pulang aja?"

"Di UKS aja Bu, makasih"



🔹🔹🔹🔹🔹




"Makasih ya"

"Buat?"

"Buat semuanya yang udah kamu lakuin ke aku, makasih udah nemenin aku di UKS, makasih udah nganter aku pulang, makasih udah perhatian sama aku"

"Makasih sekali lagi kamu dapat piring cantik"

"Makasih untuk semuanya"

"Makasih lagi aku cium nih"

"Emang berani"

Mark beneran cium pipi ku sekilas, buat aku deg-degan lagi.

Apalagi ini kita berdiri di depan pagar rumah ku lho, kalau sampai mbak wulan lihat gawat ini.

"Udah pulang gih"

"Kamu ngusir aku?"

"Nggak, udah sore juga"

"Yaudah aku pulang ya"

"Iya hati-hati"
















Entah kenapa tiba-tiba aku ngobrol sama mbak Wulan dan cerita tentang Mark.

"Mbak salah gak sih kalau aku suka sama Mark?"

"Kamu suka sama Mark?"

"Kayaknya"

"Gak salah kok suka sama seseorang, tapi kamu tau kan akhirnya bakalan kayak apa?"

Mbak Wulan lalu meluk aku, aku tau akhirnya apa, aku dan mark gak mungkin bisa bersama.

Mark is calling...

Kita yang berbeda ||  Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang