Konflik yang terjadi antara dirinya dan Nora merupakan satu pukulan besar bagi Violett. Rasanya sangat menyedihkan. Padahal sang pelaku bahkan tidak meminta maaf dan bertindak seperti korban. Lebih menyebalkannya Nora tidak menatapnya saat berpapasan dan bertindak seolah tidak pernah terjadi apapun di antara mereka.
Pagi ini, gossip tentang dirinya yang mencuri kunci jawaban sudah tersebar dimana-mana. Bahkan mereka beranggapan bahwa nilainya selama ini adalah hasil perbuatan kotor dan menduga bahwa ibunya menyogok salah satu dosen untuk membeli kunci jawaban.
Sangat menyeramkan bagaimana gossip bisa berkembang sebegitu buruknya. Hanya satu kejadian dan seluruh kehidupannya tiba-tiba menjadi sorotan lagi. Violett terbiasa menjadi sorotan karena ibunya tapi ia tidak pernah terbiasa menjadi sorotan karena dirinya sendiri. Bagaimanapun masa kuliahnya sebentar lagi jadi dia tidak perlu terlalu memusingkan gossip-gossip buruk seperti itu.
"Satu green tea latte tanpa gula"
"Panas atau dingin?"
"Panas"
"Baik. Satu green tea la-" Violett mendongak "Ashton?"
Pria itu tersenyum kecil "apa yang kau pikirkan sampai melamun seperti itu?"
"Kenapa kau tidak mengabari?"
"Justru aku datang karena kau tidak bisa dihubungi" ujar Ashton
"Ah!" Violett baru ingat ia tidak memegang handphonenya sedari tadi
"Aku akan menunggu di meja" ujar Ashton. Violett mengangguk dan membuatkan minuman yang dipesan Ashton.
Beberapa menit kemudian wanita itu menyusul Ashton dan membawakannya minuman hijau favorit sang pria.
"Terima kasih"
"Maaf. Aku menyimpan handphoneku di loker" ujar Violett
"Bagaimana ujianmu hari ini?" tanya Ashton
"Baik" jawabnya kaku
"Ibumu pulang?"
"Iya. Tapi dia sudah pergi lagi tadi pagi"
Ashton mengangguk sembari menyeruput minumannya. Dia tau ada sesuatu yang ingin dibicarakan Violett. Wanita itu membuat beberapa gestur resah dan ragu.
"Katakan saja" ujar Ashton menatap wanita itu
"Sesungguhnya, ada satu masalah yang terjadi di kampus makanya ibuku terpaksa pulang. Aku pikir masalahnya sudah selesai tapi.. entah kenapa masih terasa sangat membebaniku" ujar Violett. Ashton mendengarkannya dengan baik.
"Rasanya sangat sulit untuk mencerna semuanya.. Jadi, bisakah.. kau memberiku waktu? Ini bukan karenamu tapi tentangku, aku merasa sulit bertemu denganmu saat suasana hatiku sangat kacau begini"
Violett mendongakkan wajah dan berusaha membaca ekspresi Ashton "jangan salah paham. Maksudku bukan aku membencimu atau tidak ingin berhubungan lagi denganmu.. tapi aku hanya butuh waktu sendiri" ucapnya
Ashton mengangguk sembari mengusap puncak kepala Violett "aku mengerti. Tidak apa-apa jika kau butuh waktu sendiri. Aku akan menunggumu kembali"
Violett menatapnya sedih "satu minggu saja.. sampai ujianku selesai. Aku akan kembali"
Ashton mengangguk lagi "tidak apa-apa. Selesaikanlah masalahmu, aku akan menunggu"
***
Satu minggu berlalu, Nora tiba-tiba menghilang dari peradaban setelah muncul gossip baru bahwa dirinya merupakan pelaku sesungguhnya dari kasus pencurian kunci jawaban. Violett tidak tau darimana asal mula gosip itu, tapi syukurlah jika dirinya tidak lagi tertuduh. Tapi, ia tidak bisa menemukan Nora dimanapun bahkan wanita itu tidak bisa dihubungi. Bukannya Violett peduli, hanya saja ia masih berharap wanita itu akan meminta maaf. Tapi hingga akhir tidak ada satu katapun yang terucap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ecstasy
RomanceWARNING: MATURE CONTENT!!! (17+) Keseluruhan cerita ini mengandung konten dewasa. Sangat diharapkan kebijakan para pembaca dalam memilih konten bacaan. Terima kasih. *** Violetta Gouldie rela melakukan apa saja demi mencapai sesuatu yang dia inginka...